Derita Seindah Ni’mat

Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri, Lc, MA حفظه الله تعالى

Dinamika kehidupan dunia menjadikan kita harus melalui berbagai hal-hal yang menyenangkan sebagaimana kita juga harus melalui berbagai derita dan cobaan.

Tiada kiatnya alias mustahil anda dapat menghindari salah seluruh derita atau semua kesenangan. Keduanya pasti anda lalui secara silih berganti.

Namun demikian, sadarkah anda bahwa kedua hal yang saling bergantian tersebut adalah kunci keindahan hidup di dunia ini? Nikmat bagi siapapun nampak indah dan terasa menyenangkan.

Di saat yang sama, derita walau nampak menakutkan dan menyakitkan, namun sejatinya indah dan menyenangkan. Walaupun pada kenyataannya anda salah persepsi sehingga memaki dan mencela derita atau cobaan.

Puasa ramadhan mengajarkan kepada kita bahwa bagi ORANG YANG BERIMAN sejatinya derita semisal rasa lapar dan dahaga dapat mendatangkan kebahagiaan sebagaimana rasa kenyang juga mendatangkan kegembiraan.

Tiada seorangpun dari ummat Islam yang menangisi atau menyesali rasa lapar dan dahaga yang ia rasakan di siang ramadhan. Sebagaimana tiada seorangpun yang memaki rasa kenyang di malam ramadhan. Setiap orang yang beriman saat ini pasti mensyukuri keduanya tanpa ada bedanya sedikitpun. Allah Taala berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Setiap jiwa pastilah merasakan kematian. Dan Kami menguji kalian dengan kejelekan / musibah dan dengan kebaikan sebagai cobaan, dan hanya kepada Kami-lah kalian semua kembali.” (al Anbiya’ 35)

Cermatilah sobatku! Pada ayat ini Allah Azza wa Jalla menyamakan kebaikan dengan kejelekan. Keduanya adalah ujian dan cobaan yang menimpa anda. Bila anda merasa senang lalu bersyukur maka sepatutnya anda juga merasa senang lalu bersyukur atas kejelekan yang menimpa anda.

Bila anda merasa harus bersabar ketika ditimpa kejelekan, maka demikian pula sepatutnya anda bersabar sehingga tidak lupa daratan disaat mendapat kenikmatan.

Demikianlah dahulu yang diamalkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Bila mendapat kenikmatan beliau berkata:

الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات
“Segala puji bagi Allah, atas kenikmatannya segala kebaikan dapat terwujud.”

Dan bila mendapatkan sesuatu yang beliau benci, maka beliau berkata:

الحمد لله على كل حال
“Segala puji hanya milik Allah atas segala kondisi yang terjadi.”

Bagaimana dengan anda sobat?

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan link kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter yang Anda miliki. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.