KISS (Konsultasi Islam Sesuai Sunnah)
Topik: Penjelasan ayat ke-4 dari surat Al-Ma’un.
Pertanyaan:
Bismillah, tanya ustadz .. dlm surah Al-Ma’un, kenapa orang yg sholat justru masuk neraka wail .. syukron.
=======
Jawaban:
Bismillah, walhamdulillah, wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ‘ala alihi wa shahbihi wa man wa lah.
1. Ayat yang dimaksud adalah firman Allah ta’ala:
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (6) وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ (7)
“Maka celakalah orang-orang yang shalat (4) Yaitu orang-orang yang lalai terhadap shalatnya (5) mereka berbuat riya’ (6) dan enggan memberikan bantuan..”
2. Menurut sahabat Ibnu Abbas -radhiallahu ‘anhuma-, ayat ini berkaitan dengan orang-orang munafik, yang mereka melakukan shalatnya ketika bersama kaum mukminin saja. Tapi ketika mereka sendirian, mereka meninggalkan dan melalaikan shalatnya.
Penafsiran ini sangat selaras dengan ayat-ayat setelahnya yang menunjukkan sifat-sifat kaum munafikin; mereka melalaikan shalat-shalatnya saat sendiri, mereka riya’ dengan shalatnya saat melakukannya bersama kaum muslimin, dan mereka enggan membantu kaum muslimin meski dengan bantuan yang ringan sekalipun.
3. Harus dibedakan antara ungkapan “Lalai TERHADAP shalatnya” dengan ungkapan “Lalai DI DALAM shalatnya”.
“Lalai terhadap shalatnya”, berarti: melupakan shalatnya dengan meninggalkannya .. sedangkan “Lalai di dalam shalatnya”, berarti: ada kelalaian dalam shalatnya, misalnya: tidak khusyu’ atau tidak fokus dengan shalatnya, pikirannya kemana-mana saat shalat.
4. Jadi ayat ini tidak menjelaskan ancaman bagi orang yang shalat, karena shalatnya .. tapi menjelaskan ancaman bagi orang yang lalai dari shalatnya dan meninggalkannya .. dan ada perbedaan yang sangat jauh antara keduanya.
5. Tidak benar ada neraka yang namanya wail .. memang benar ada riwayat hadits yang menjelaskan bahwa di neraka nanti ada lembah yang namanya wail, namun sayangnya riwayat hadits ini lemah, sehingga tidak bisa dijadikan sebagai hujjah dalam masalah ini.
6. Dalam memahami Al-Qur’an jangan sampai kita memotong ayat dari konteksnya, bila hal itu menyebabkan timbulnya pertentangan antara makna ayat dengan konteksnya.
7. Dan yang paling penting dari itu semua, kita harus merujuk kepada pemahaman generasi salaf dalam memahami ayat Al-Qur’an.
Wallahu A’lam.
Demikian, semoga bisa dipahami dengan baik, bermanfaat dan Allah berkahi, amin.
Dijawab oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى.