Diriwayatkan dari Zaid bin Aslam rahimahullah, bahwa Luqman Al-Hakim pernah berwasiat kepada putranya: “Wahai anakku, Janganlah engkau mempelajari ilmu (agama) karena tiga perkara. Dan janganlah kau tinggalkan (kewajiban) menuntut ilmu karena tiga perkara pula.
⚉ Janganlah kau pelajari ilmu (agama) dengan niat dan tujuan untuk:
1. Berdebat,
2. Berbangga-banggaan, dan
3. Pamer dengan (ilmu)nya.
⚉ Dan janganlah kau tinggalkan (kewajiban) menuntut ilmu karena:
1. Zuhud (merasa tidak butuh ilmu),
2. Malu kepada orang lain, dan
3. Merasa ridho dengan kebodohan.
(Lihat Shohih Jami’ Bayan Al-‘Ilmi Wa Fadhlihi, karya Al-Hafizh Ibnu Abdul Barr, hal.123).
(*) Termasuk niat buruk dan tujuan tercela dalam menuntut ilmu agama ialah menuntut ilmu agama dengan tujuan mendapatkan hal-hal berikut:
» Kedudukan dan jabatan yang tinggi.
» Harta benda yang banyak.
» Popularitas.
» Dll.
Di dalam hadits yang shohih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan bahwa salah satu golongan yang pertama kali diadili oleh Allah pada hari Kiamat kelak, lalu dicampakkan ke dalam api Neraka ialah orang yang menuntut ilmu agama bukan karena Allah, tapi supaya dipuji dan dikenal sebgai seorang yang ‘alim (banyak ilmunya).
Dan di dalam hadits yang lain, Beliau bersabda (yang artinya): “Barangsiapa mempelajari suatu ilmu (agama) yang semestinya diniatkan karena mencari wajah Allah, namun justru ia mempelajarinya karena ingin mendapatkan suatu kepentingan dunia, maka pada hari Kiamat ia tidak akan mencium bau harum Surga.”
Demikian faedah ilmiyah dan mau’izhoh hasanah yang dapat kami share pada hari ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga Allah menganugerahkan kepada kita keikhlasan dalam menuntut ilmu, mengamalkan dan mendakwahkannya, serta dalam melaksanakan ibadah lainnya.
Ditulis oleh,
Ustadz Muhammad Wasitho MA, حفظه الله تعالى
(Klaten, 11 Maret 2015).
ARTIKEL TERKAIT
Mutiara Salaf – KOMPILASI ARTIKEL