Berdamai Dengan Teman, Cerdaskah ?…

Ustadz Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى

Sobat! Menurut anda, bijakkah bila ada orang yang menjalin perdamaian dengan sahabat sendiri yang selalu seiya dan sekata dengan anda?

Kalau sudah bersahabat bahkan selalu seiya dan sekata, buat apa anda membuat perjanjian damai?

Kalau menurut hemat saya yang bodoh ini, bila ada orang yang masih berpikir untuk membuat perjanjian damai dengan sahabat apalagi saudara sendiri yang selalu seiya dan sekata maka ia adalah PENDUSTA BESAR DALAM persahabatan dan kekeluargaannya, alias musang berbulu domba. Perilaku musang, bengis, keji dan selalu berkhianat namun berpenampilan bagaikan domba jinak.

Persahabatan apalagi persaudaraan menjadikan anda merasa bahwa derita sahabat atau saudara anda adalah derita anda sendiri. Kekurangan mereka adalah kekurangan anda sendiri sehingga anda mengobatinya dengan penuh kasih sayang, tanpa perlu ada perjanjian.

Persahabatan yang sejati dan persaudaraan yang hakiki menumbuhkan kesadaran pada diri anda untuk berkorban demi sahabat atau saudara anda. Karena itu, dahulu kaum Anshar radhiallahu anhum yang benar benar telah menjadi sahabat bahkan saudara kaum Muhajirin, dalam diri mereka tumbuh kesadaran untuk iitsar ( mendahulukan saudaranya dibanding diri sendiri) terhadap kaum Muhajirin, tanpa perlu ada perjanjian damai dan saling menahan diri.

Biasanya, Adanya perjanjian damai karena adanya perbedaan bahkan jurang atau perseteruan yang memisahkan, sehingga perlu dibuat jembatan agar bisa terjalin komunikasi dan kesepahaman, atau minimal komitmen bersama untuk saling menahan diri agar jurang tidak semakin lebar.

Ini adalah pemahaman dan persepsi dangkal saya, bisa jadi saudara punya persepsi yang berbeda dan sepenuhnya saya menghormati persepsi dan pemahaman saudara. Wallahu Ta’ala A’alam bisshawab.

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan link kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter yang Anda miliki. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.