Ya Allah… Ridhoilah Aku

Ya Allah, ridhoilah aku. Bila engkau belum meridhoiku, maka maafkanlah aku

Ibnu Rojab rohimahullah berkata:

“Nabi shollallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan Aisyah rodhiyallaahu ‘anha agar minta maaf kepada Allah pada malam lailatul qadar. Beliau memerintahkan agar minta maaf tsb setelah seseorang berusaha memperbanyak amal shalih pada malam tersebut dan pada sepuluh malam terakhir.

Sebab, orang yang faham akan bersungguh-sungguh dalam beramal kemudian menganggap bahwa diri mereka belum memiliki amal shalih dan belum menjadi orang shalih, sehingga mereka balik minta maaf, seperti orang yang habis berbuat dosa.

Yahya bin Mu’adz mengatakan, “Orang yang cita-cita akhirnya bukan dimaafkan oleh Allah, berarti ia tidak mengenal Allah.” Salah seorang salaf mengatakan, “Ya Allah, ridhoilah aku. Bila engkau belum meridhoiku, maka maafkanlah aku.”

Siapa yang menganggap dosanya besar, dia tidak berambisi untuk diridhoi. Dia hanya berambisi untuk dimaafkan. Siapa yang benar-benar mengenal Robb-nya dengan sempurna, dia hanya memandang dirinya pada kedudukan ini (banyak dosa).

Sesungguhnya, seorang mukmin akan berijtihad selama bulan ramadhan dengan puasa dan qiyamullail, sehingga menjelang selesai dan berpapasan dengan lailatul qadar, ia hanya minta maaf kepada Allah, seperti orang yang berbuat jelek dan tidak maksimal dalam beribadah.”

(Lathoiful ma’arif hal 206)

Ustadz DR. Sufyan Baswedan MA, حفظه الله تعالى

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan link kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter yang Anda miliki. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.