Category Archives: BBG Kajian

Tidak Tertipu Dengan Dunia

Syaikh al-Utsaimin rohimahullah berkata,

والعجيب أن من طلب عيش الآخرة
‏طاب له عيش الدنيا
‏ومن طلب عيش الدنيا
‏ضاعت عليه الدنيا والآخر .

“Yang ajaib adalah orang yang mencari kehidupan akherat, maka menjadi baik juga kehidupan dunianya.. dan orang yang mencari kehidupan dunia saja, hilang untuknya dunia dan akheratnya..”

(Tafsir Syaikh Utsaimin 1/23)

Ya..
Para pencari dunia yang rakus itu berpaling dari akherat..
Tak peduli halal dan haram..
Tak peduli dengan batasan batasan agama-Nya..
Sehingga ia tidak mendapat akherat dan dunia pun belum tentu ia mendapatkannya..

Kalaupun ia meraih dunia, maka menjadi adzab untuknya..
Hatinya dipalingkan dari ketaatan..
Hatinya makmur dengan cinta dunia..

Sebaliknya..
Orang yang mencari akherat..
Ia jadikan dunia untuk kebaikan akheratnya..
Ia tetap mendapat kenikmatan dunia..
Namun ia tidak tertipu dengannya..

Ia tak ingin mengambil harta dengan cara yang haram..
Tak ingin melakukan pengkhianatan terhadap bangsa dan negaranya..
Ia takut akan hari yang setiap manusia berdiri di hadapan Robbnya..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Tertipu Oleh Pujian Manusia

Khalid bin Shofwan berkata kepada Umar bin Abdil Aziz, rohimahumallah,

يا أمير المؤمنين إنّ أقواماً غرهم ستر الله
‏وفتنهم حسن الثناء فلا يغلبن جهل غيرك
‏بك علمك بنفسك
‏أعاذنا الله وإياك أن نكون بالستر مغرورين
‏وبثناء الناس مسرورين
‏وعما افترض الله علينا متخلفين ومقصرين
‏وإلى الأهواء مائلين

“Wahai Amirul Mukminin..

Banyak orang yang tertipu ketika Allah menutupi aib mereka..
Dan terfitnah oleh pujian manusia..

Maka ketidak tahuan mereka terhadap aibmu..
Jangan sampai mengalahkan pengetahuanmu tentang aibmu..

Semoga Allah melindungi kami dan engkau dari tertipu dengan penutupan Allah terhadapn aib kita..

Dan dilindungi dari gembira karena mendapat pujian manusia..

Dan dilindungi dari menyia nyiakan perintah Allah dan mengikuti hawa nafsu..”

(Az Zuhdul Kabiir – Imam Al Baihaqi 1/187)

Allah menutup aib kita sebagai karunia-Nya..
Lalu manusia memuji karena ketidak tahuan mereka tentang aib-aib kita.. Namun kita malah tertipu dengannya..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

MUTIARA SALAF : Akibat Selalu Berbaik Sangka Kepada Diri Sendiri

Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata,

وأما سوء الظن بالنفس فإنما احتاج إليه
‏لأن حسن الظن بالنفس يمنع من كمال التفتيش ويلبس عليه، فيرى المساوئ محاسن، والعيوب كمالا ومن أحسن ظنه بنفسه فهو من أجهل الناس بنفسه.
‏فكم من مستدرج بالنعم وهو لا يشعر، مفتون بثناء الجهال عليه، مغرور بقضاء الله حوائجه وستره عليه

“Berburuk sangka kepada diri sendiri dibutuhkan karena berbaik sangka kepada diri sendiri itu mencegah untuk introspeksi dan membuat samar (kesalahan). Sehingga ia melihat keburukan menjadi kebaikan, dan melihat aib diri sebagai kesempurnaan.

Orang yang selalu berbaik sangka kepada dirinya adalah orang yang paling bodoh tentang dirinya.

Berapa banyak orang yang diulur dengan kenikmatan sementara ia tidak merasakannya.

Dan berapa banyak orang yang tertipu karena Allah menutupi aib dan kebutuhannya..”

(Madarijussalikin 1/238)

Diterjemahkan oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Istighfar

Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إنَّه لَيُغَانُ علَى قَلْبِي، وإنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ في اليَومِ مِائَةَ مَرَّةٍ“

“Sesungguhnya hatiku terkadang lalai, dan sesungguhnya aku beristighfar kepada Allah seratus kali dalam sehari..”

(HR Muslim)

Sebagian ulama mengatakan bahwa makna “layughoonu” adalah kelalaian yang menimpa hati. Karena kebiasaan Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam senantiasa mengingat Allah.

Demikianlah.. Saat seorang insan telah merasakan kenikmatan dzikir di hatinya…

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Sekiranya

Sekiranya peluang kita untuk berbuat dosa hanya sekali tak boleh berulang dan Allah langsung menjatuhkan siksanya pada kita, niscaya habis binasa dan punahlah kita semua.

“Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan dosanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk pun, akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya..”

(Qs. Fathir:45)

Sekiranya Allah harus mencabut nyawa kita tatkala melakukan maksiat dan dosa, niscaya telah binasalah kita semua.

Sekiranya Allah menyingkap dosa-dosa yang kita lakukan, membeberkannya pada orang-orang terdekat kita seperti anak, istri maupun kerabat dan teman yang akrab dan mengenal kita, niscaya putuslah segala hubungan, dan dijauhkanlah kita dari komunitas mereka, hidup terisolir dalam benteng dosa dari manusia.

NAMUN, DIA ALLAH ROBB KITA, yang senantiasa melihat, mendengar dan menyaksikan segala perbuatan dosa kita, belas kasih pada kita, tutup rapat aib-aib kita, beri tenggang pada kita untuk bertaubat, dan memperbaiki diri.

DIALAH ROBB KITA, yang segala kebaikan dan rahmat-Nya turun setiap saat pada kita, tak pernah abaikan kita, apalagi memutus rezeki kita, sementara yang naik pada-Nya adalah dosa-dosa kita, perbuatan dan omongan buruk kita, dan kufur nikmat kita.

DIA DICELA DAN DIFITNAH sang hamba, dikatakan memiliki anak dan istri, dikatakan kikir dan fakir oleh musuh-musuh-Nya dari golongan Nashara dan Yahudi, tapi tetap mengayomi mereka dengan segala nikmatnya..

Subhanaka ya Robb, ampuni kami hamba-hambamu yang selalu berdosa dan kufur dengan nikmat-nikmatmu, sucikan diri kami, buat kami benci pada kemaksiatan, dosa dan kekufuran. Matikan kami dalam kebaikan dan taubat..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA, حفظه الله تعالى

Hati Yang Selamat

Allah Ta’ala berfirman,

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ

“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,

إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat..”

(Ash-Shu’aroo: 88 – 89)

Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata,

والقلب السليم هو الذي سَلِمَ من الشرك والغِل والحقد والحسد والشح والكِبْر وحب الدنيا والرياسة، فسَلِمَ من كل آفة تبعده عن الله،وسلم من كل شبهة تعارض خبره، ومن كل شهوة تعارض أمْره، وسلم من كل إرادة تزاحِم مُراده

“Hati yang selamat adalah hati yang selamat dari :
– syirik,
– dengki,
– hasad,
– kikir,
– sombong,
– cinta dunia dan kedudukan..

ia selamat dari setiap penyakit yang menjauhkannya dari Allah..

selamat dari setiap syubhat yang bertentangan dengan dalil..

selamat dari setiap syahwat yang bertabrakan dengan perintah-Nya..

dan selamat dari setiap keinginan yang berlawanan dengan keinginan-Nya..”

(Ad Daa wad Dawaa hal. 219)

Diterjemahkan oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Akhlak Yang Baik

Rosulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ما شيءٌ أثقلُ في ميزانِ المؤمِنِ يومَ القيامةِ مِن خُلُقٍ حسَنٍ، فإنَّ اللَّهَ تعالى ليُبغِضُ الفاحشَ البَذيءَ

“Tidak ada sesuatupun yang paling berat dalam timbangan dari akhlak yang baik. Dan sesungguhnya Allah membenci orang yang buruk akhlak dan buruk ucapan..”

(HR At Tirmidzi no 2002)

Al Fudhail bin Iyadh rohimahullah berkata,

ولأن يصحبني فاجر حسن الخلق أحب إلي من أن يصحبني قارىء سيء الخلق، إن الفاسق إذا كان حسن الخلق عاش بعقله، وخف على الناس وأحبوه، وإن العابد إذا كان سيء الخلق، ثقل على الناس ومقتوه .

“Lebih aku sukai yang menemaniku orang yang fajir tapi bagus akhlaknya dari pada ahli ibadah tapi buruk akhlaknya..

Karena orang fasik yang baik akhlaknya hidup dengan akalnya, ringan untuk manusia dan dicintai oleh mereka. Sedangkan ahli ibadah bila buruk akhlaknya membuat berat manusia dan dibenci oleh mereka..”

(Mawa’idz Sholihin hal 135)

Keindahan akhlak lebih baik dari banyaknya ibadah..
Karena akhlak yang baik adalah diantara amal yang paling berat timbangannya..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Tanda Ilmu Yang Bermanfaat

Syaikh Bakr Abu Zaid rohimahullah berkata,

تساءل مع نفسك عن حظك من علامات العلم النافع، وهى:
العمل به.
كراهية التزكية والمدح والتكبر على الخلق.
تكاثر تواضعك كلما ازددت علماً.
الهرب من حب الترؤس والشهرة والدنيا.
هجر دعوى العلم.
إساءة الظن بالنفس، وإحسانه بالناس تنزها عن الوقوع بهم

“Tanyalah dirimu, adakah tanda-tanda ilmu yang bermanfaat pada dirimu..

1. Mengamalkan ilmu.

2. Tidak suka pujian dan tidak bersombong diri.

3. Semakin banyak ilmu semakin tawadhu.

4. Lari dari mencintai kedudukan, ketenaran dan cinta dunia.

5. Tidak mengaku diri berilmu.

6. Suuzhon kepada diri sendiri dan husnuzhan kepada orang lain.

(Hilyah Tholibil ‘Ilmi hal. 71)

Tidak merasa diri memiliki ilmu yang banyak adalah tanda ilmu yang bermanfaat..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Menebar Aib

● Imam Asy Syafi’i rohimahullah berkata,

“Siapa yang menasehati saudaranya secara empat mata maka ia telah menasehati dan menghiasinya.. dan siapa yang menasehati dengan terang-terangan maka sama dengan menjelekkan dan merusak citranya..”

(Ihya Ulumuddin 2/182)

● Al Hafidz Ibnu Rojab rohimahullah berkata,

إخراجُ السوء وإشاعتُه في قالب النصح، فهو يُظهر الشَّفَقَةَ والتألُّم لحال المنصوح، وفي الباطن إنما غرضه التعيير والأذى، فهذا من إخوان المنافقين الذين ذمهم الله؛

“Membongkar keburukan (seseorang) dan menyebarkannya dengan kedok nasehat. Ia memperlihatkan rasa kasihan dan sedih kepada orang yang dinasehatinya, padahal di batinnya ia ingin menjelekkannya.. ini adalah perbuatan kaum munafiqin yang Allah cela..”

(Al Farqu Bayna Ta’yir Wanashihah)

Betapa banyaknya jenis ini di zaman ini..

Ia tebar nasehatnya untuk seseorang di media sosial..
dengan dalih dalam rangka menasehati..
padahal perbuatannya tersebut sebetulnya menebar aib..

Semoga Allah melindungi kita dari sifat demikian..

Kecuali bila pelakunya melakukan kemungkaran secara terang terangan..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Penyebab Su’ul Khotimah

Ibnu Rojab rohimahullah berkata,

إنَّ خاتمة السوء،
‏ تكون بسبب دسيسة باطنة للعبد،
‏لا يطَّلع عليها الناس

“Sesungguhnya su’ul khotimah disebabkan oleh penyakit yang ada di batin seorang hamba yang tidak diketahui oleh manusia..”

(Jami’ul Ulum wal Hikam 1/57)

Terkadang..
Seseorang terlihat sholeh di hadapan manusia..
Namun saat sendiri ia memaksiati Allah..

Terkadang..
Seseorang menampilkan amalnya kepada manusia..
Sehingga manusia memujinya..
Sementara hatinya riya berharap pujian manusia..

Ada lagi orang yang ikhlas saat beramal..
Namun tertimpa ujub dan sombong setelah beramal..

Ada lagi yang tertipu dengan banyaknya amal yang ia lakukan..
Lalu ia memandang remeh maksiat dan melakukannya..
Ternyata ajalnya menjemput saat ia bermaksiat..

Itu semua penyakit batin yang membinasakan.

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى