Category Archives: Abu Ya’la Kurnaedi

Salaf

Dewasa ini banyak orang berbicara tentang salaf, dan salafiy, alangkah baiknya jika kita mengenalinya.

Secara istilah Salaf adalah :
– para sahabat Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam,
– tabi’in (murid-murid sahabat), dan
– tabi’ut tabi’in (murid-murid tabi’in).

Generasi yang mendapat pujian dari Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
“Sebaik-baik umat adalah generasiku, kemudian sesudahnya, kemudian sesudahnya..” (HR. Bukhari-Muslim).

Sedangkan salafiy adalah penisbatan diri kepada mereka.

Ketahuilah, bahwa para sahabat Rosulullah dan orang-orang yang mengikuti mereka akan mendapatkan banyak keutamaan, diantaranya:
1. Ridho Allah ta’ala
2. Allah siapkan surga untuk mereka.

Perhatikanlah firman Allah ta’ala berikut:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ الله عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dan merekapun ridho kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.. “

(QS.At-Taubah: 100)

Alangkah baiknya, jika kita mendalami istilah, dan manhaj salaf dari kitab- kitab para ulama, bukan dari “katanya” atau dari orang-orang yang membenci dakwah salaf yang hanya nyomot dari sana sini kemudian mamahami dan menafsirkannya seenak sendiri.

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

Tidak Merasa Aman

Tidak adanya Indzar (peringatan adzab) tidak berarti adzab itu tidak ada atau tidak datang, karena hal itu bisa jadi merupakan istidroj dari Allah ta’ala, Allah menunda adzab bagi manusia atas maksiat mereka.

{ وَٱلَّذِینَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔایَـٰتِنَا سَنَسۡتَدۡرِجُهُم مِّنۡ حَیۡثُ لَا یَعۡلَمُونَ }

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui..”
[ Qs. Al-A’raf : 182 ]

Jangan merasa aman dari makar Allah ta’ala, karena Allah berfirman:

{ أَفَأَمِنُوا۟ مَكۡرَ ٱللَّهِۚ فَلَا یَأۡمَنُ مَكۡرَ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡخَـٰسِرُونَ }

“Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi..” [ Qs. Al-A’raf:99 ]

Semoga kita tidak lengah, dan tidak menyepelekan perkara maksiat..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi Lc, حفظه الله تعالى

Sungguh-Sungguh Waktu Muda.. Tua Memetik Buah

Al-Qurthubiy rohimahullah berkata :

إن الإنسان إذا عمّر في الدنيا و هرم لفي نقص و ضعف و تراجع، إلا المؤمنين، فإنهم تكتب لهم أجورهم التي كانوا يعملونها في حال شبابهم

“Sesungguhnya manusia itu apabila diberi umur panjang, dan menjadi tua renta, sungguh (pada hakikatnya) ia dalam keadaan berkurang, kelemahan, dan dalam kemunduran, kecuali orang-orang yang beriman, dicatat untuk mereka pahala mereka, dari amalan yang mereka lakukan dahulu di masa muda..”

(Al-Jami’ li-ahkamil-Qur’an: 20/180).

Waktu berjalan dan berlalu terus tidak akan pernah menunggu kita, orang yang paling bahagia adalah yang mengisi waktunya dengan mentauhidkan Allah, dengan ibadah dan aktifitas-aktifitas yang bermanfaat..

Jangan tertipu dengan angan-angan, dan ungkapan “bersenang-senang dengan maksiat mumpung masih muda, tua tinggal bertaubat..”

Justru yang harus kita ingat adalah isilah waktu kita dengan hal-hal yang mendatangkan ridho Allah ta’ala, dan ketika tua renta tinggal memetik buah-buah pahala kebaikan..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

ARTIKEL TERKAIT
Mutiara Salaf – KOMPILASI ARTIKEL

Perbuatan Syirik Tidak Didasari Dalil Syariat Dan Dalil Akal

Allah ta’ala berfirman:

وَمَن يَدْعُ مَعَ ٱلله إِلَٰهًا ءَاخَرَ لَا بُرْهَٰنَ لَهُۥ بِهِۦ فَإِنَّمَا حِسَابُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلْكَٰفِرُونَ

“Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung..” (QS. Al-Mu’minun: 117).

Perhatikan dari ayat di atas kalimat :

لا برهان له به

“tidak ada satu dalilpun baginya..”

Orang-orang yang melakukan perbuatan syirik, tidak memiliki dasar, baik dari sisi syari’at dan dari sisi akal.

Akal menolaknya, apalagi syariat…

( lihat penjelasan hal ini pada kitab: At-Ta’liq ‘alalqawaidilhisan, hal: 118-119 )

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

Dua Kelompok

Di dunia ini, ada dua kelompok :
– ada pembela kebenaran, dan
– ada pembela kebatilan,

Tapi hal ini tidaklah mengherankan karena Allah pun mengabarkan bahwa kelak di Akhirat juga ada dua kelompok..

فَرِيْقٌ فِى الْجَنَّةِ وَفَرِيْقٌ فِى السَّعِيْر

“Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka..”
(As-Syura: 7)

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

ref : https://www.facebook.com/185923485244723/posts/1402880533549006/

Kebaikan Tidak Berhenti Dengan Berlalunya Ramadhan

Allah yang kita beribadah kepada-Nya di bulan Ramadhan, juga kita tetap beribadah kepada-Nya di selain Ramadhan.
Kita diperintahkan oleh Allah agar terus beribadah sampai ajal menjemput kita.

Allah ta’ala berfirman:

و اعبد ربك حتى يأتيك اليقين

“Dan Sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu..” (QS. Al-Hijr: 99)

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

Ibadah Takbir

Diantara ibadah yang disyariatkan di penghujung Ramadhan adalah melafalkan bacaan takbir, dalam rangka mengagungkan Allah ta’ala.

Allah ta’ala berfirman:

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur..” (QS. al-Baqarah: 185).

Takbir merupakan perintah Allah ta’ala, oleh karenanya ketika kita bertakbir, kita hadirkan dalam hati kita bahwa ini merupakan perintah-Nya, Allah maha besar, lebih besar dari apapun.

Diantara bacaan takbir:

الله أكبر الله أكبر ، لا إله إلا الله، والله أكبر الله أكبر و لله الحمد.

Syekh Muhammad bin Shalih Utsaimin rahimahullah berkata:

“Waktu Takbir dimulai dari terbenamnya matahari pada malam ‘id, atau sejak diumumkan penetapan bulan syawal, jika penetapan bulan syawal telah diumumkan, maka dimulailah takbir sampai imam hadir untuk shalat ‘id, inilah waktunya, melafalkan bacaan takbir di pasar, Masjid dan di rumah, laki-laki dengan suara keras sedangkan perempuan melafalkan takbir dengan suara sir..”

(Durus wa fatawa min al-haramain as-syarifain: 8/ 441).

Semoga kita dapat mengagungkan Allah ta’ala dengan sebenar-benar pengagungan, aamiiin

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

Lailatul Qadar Tidak Harus Di Malam Ke Duapuluh Tujuh

Sebagian manusia menyangka bahwa lailatul qadar itu malam ke duapuluh tujuh, ini tidak benar, lailatul qadar berpindah-pindah dari satu malam ke malam yang lainnya di 10 Malam terakhir bulan Ramadhan, bisa jadi 27 atau 29 atau 25 atau 23, bisa jadi juga di sebagiannya 24, atau 26 atau 28 atau bahkan bisa jadi malam ke 30 jika Ramadhannya genap 30 hari.

Syeikh Muhammad bin Shalih Utsaimin rohimahullah berkata:

“kita lihat bagaimana keyakinan ini dapat memudhorotkan orang yang meyakininya, orang-orang yang meyakini bahwa lailatul qadar adalah malam ke 27 mereka bersungguh-sungguh rajin beramal shaleh padanya, dan di malam-malam yang lainnya tidak rajin beramal, seakan-akan dia melipat lantai ramadhan ketika telah selesai dari malam ke 27, anda pun tidak melihatnya melakukan amalan seperti yang dia lakukan sebelumnya..

tidak diragukan lagi bahwa ini merupakan kesalahan, merupakan hal yang jauh dari apa-apa yang ditunjuki oleh Sunah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam..”

(Durus wa fatawa min al-haramain as-syarifain: 8/590).

Semoga Allah memberikan taufiknya untuk menggapai lailatul qadar,  aamiin

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

20 RAMADHAN 1442

HARI-HARI YANG SANGAT ISTIMEWA

10 hari terakhir Ramadhan merupakan hari-hari yang sangat istimewa, malam-malamnya lebih baik dari malam apapun di selain Ramadhan, karena ada satu malam yang sangat spesial yaitu LAILATUL QADAR…

Yang dilakukan Rosulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam di malam-malam ini adalah:

1️⃣ Mengencangkan sarungnya (memisahkan diri dari istri / lebih bersungguh-sungguh dalam ibadah).
2️⃣ Menghidupkan malamnya.
3️⃣ Membangunkan keluarganya.

عن عائشة رضي الله عنها قالت: كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر شد مئزره و أحيى ليله و وأيقظ أهله.

Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘anha “Apabila Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya..” (HR. Bukhari: 2024 dan Muslim:1174).

Semoga Allah menganugerahkan taufiq-Nya kepada kita semua kepada apa yang dicintai dan diridhai-Nya, aamiin..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

MUTIARA SALAF : Berpuasa Tetapi Makan Bangkai Saudaranya

Syekh Muhammad bin Shalih ‘Utsaimin rohimahullah berkata:

“… و ما أكثر الذين ليس لهم من صومهم إلا الجوع و الظمأ، و ما أكثر الذين يصومون عما أحل الله و لكنهم ينتهكون ما حرم الله، من ذلك مثلا الغيبة، فإن من الناس من يصوم عن الأكل و الشرب و النكاح، ولكنه يأكل لحوم الناس، يصوم عن الشيئ الحلال و يأكل الشيئ الحرام، و الغيبة من كبائر الذنوب، قال الله تعالى: ( و لا يغتب بعضكم بعضا أيحب أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا فكرهتموه ) [ الحجرات: ١٢ ] و لا سيما إذا كانت غيبة أولي الأمر من العلماء و الأمراء…”

” … alangkah banyaknya orang-orang yang tidak mendapatkan dari puasa melainkan rasa lapar dan haus, alangkah banyaknya orang-orang yang mampu menahan diri dari yang dihalalkan Allah akan tetapi melakukan apa yang Allah haramkan, diantara hal tersebut contohnya adalah ghibah ( menggunjing )..

sungguh ada diantara manusia yang puasa dari makan, minum, dan nikah, akan tetapi dia memakan daging manusia, puasa dari yang halal dan dia makan sesuatu yang haram, ghibah merupakan dosa besar, Allah ta’ala berfirman:

“dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati..? Tentu kamu merasa jijik..” [Surat Al-Hujurat 12]

apalagi jika mengghibahi ulil amri, dari kalangan ulama dan umara (pemimpin), maka itu lebih dahsyat dan lebih besar lagi…”

( Durus wa fataawa minal haramain as-syarifain, Syekh Muhammad bin Shalih ‘Utsaimin rohimahullah: 8/257 ).

Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita, aamiin..

Diterjemahkan oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

ARTIKEL TERKAIT
Mutiara Salaf – KOMPILASI ARTIKEL