Category Archives: Fuad Hamzah Baraba’

Rahasiakan Sholat Sunnahmu

Sholat merupakan satu ibadah yang sangat agung, salah satu rukun Islam yang paling utama setelah dua kalimat syahadat.

Sholat merupakan tiang agama, dan kita diwajibkan melaksanakannya dalam sehari semalam lima kali.

Selain sholat lima waktu, kita dianjurkan untuk memperbanyak sholat sunnah.

Tidak seperti sholat wajib lima waktu yang bagi laki-laki diwajibkan mengerjakannya di masjid, sholat sunnah lebih ditekankan untuk mengerjakannya di rumah. Dan ini bukan berarti kita tidak boleh sholat sunnah di masjid, namun sholat sunnah di rumah itu lebih utama.

Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَإِنَّ أَفْضَلَ الصَّلَاةِ صَلَاةُ الْمَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا الْمَكْتُوبَةَ

“Sungguh, sebaik-baik sholat, (ialah) sholat seseorang di rumahnya kecuali sholat wajib..” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Selain itu, kita juga dianjurkan untuk sembunyi-sembunyi dalam mengerjakan sholat sunnah, karena pahalanya lebih besar dari pada sholat sunnah dilihat orang lain.

Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

صَلَاةُ الرَّجُلِ تَطَوُّعًا حَيْثُ لَا يَرَاهُ النَّاسُ تَعْدِلُ صَلاَتَهُ عَلَى أَعْيُنِ النَّاسِ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ

“Sholat sunnah seseorang tanpa dilihat oleh manusia, (pahalanya) menyamai sholatnya di tengah-tengah manusia sebanyak 25 derajat..” (HR. Abu Ya’la , dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih al-Jami: 3821).

Selain itu bisa lebih menjaga keikhlasan, karena kita sembunyi-sembunyi dalam melaksanakannya, dan tidak ada yang melihat serta memperhatikan kecuali Allah Ta’ala.

Mudah-mudahan Allah Ta’ala selalu menjaga keikhlasan kita semua, dan kita selalu semangat dalam menjaga sholat, baik yang wajib maupun yang sunnah.

Ditulis oleh,
Ustadz Fuad Hamzah Baraba Lc, حفظه الله تعالى

#COVID_19 : Kabar Gembira

بشرى لكم

من جلس في بيته في وقت وقوع الطاعون فله أجر الشهيد وإن لم يمت..

“Barangsiapa yang tinggal di rumahnya ketika terjadi wabah, maka dia mendapatkan pahala syahid walaupun tidak meninggal dunia”
___

عَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا-، أَنَّهَا قَالَتْ : سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الطَّاعُونِ، فَأَخْبَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَنَّهُ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ، فَجَعَلَهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ، فَلَيْسَ مِنْ رَجُلٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ، *فَيَمْكُثُ فِي بَيْتِهِ صَابِرًا مُحْتَسِبًا* يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُصِيبُهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ، إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيدِ “.

Dari ‘Aisyah rodhiallahu ‘anha, bahwasanya dia berkata: Aku bertanya kepada Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam tentang wabah (tho’un), maka Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan kepadaku:

“Bahwasanya wabah (tho’un) itu adalah adzab yang Allah kirim kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah jadikan sebagai rahmat bagi orang-orang beriman. Tidaklah seseorang yang ketika terjadi wabah (tho’un) dia tinggal di rumahnya, bersabar dan berharap pahala (di sisi Allah) dia yakin bahwasanya tidak akan menimpanya kecuali apa yang ditetapkan Allah untuknya, maka dia akan mendapatkan seperti pahala syahid”

?إسناده صحيح على شرط البخاري • أخرجه البخاري (٣٤٧٤)، والنسائي في «السنن الكبرى» (٧٥٢٧)، وأحمد (٢٦١٣٩) واللفظ له.

➡️ Sanadnya Shohih sesuai dengan syarat Al-Bukhari. Dikeluarkan oleh Al-Bukhari (3474), An-Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra (7527), Ahmad (26139) dan lafadz ini adalah lafadz riwayat Ahmad.
.

??قال ابن حجر رحمه الله : *”اقتضى منطوقه أن من اتصف بالصفات المذكورة يحصل له أجر الشهيد وإن لم يمت “.*
?[فتح الباري (194/10)]?

.
Ibnu Hajar rohimahullah berkata,

“konsekuensi manthuq ( makna eksplisit) hadits ini adalah, orang yang memiliki sifat yang disebut pada hadits tersebut akan mendapatkan pahala syahid walaupun tidak meninggal dunia.” (Fathul Bari: 10:194).

Dialihbahasakan oleh,
Ustadz Fuad Hamzah Baraba, حفظه الله تعالى

Diposting oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

ref : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1328772627316178&id=100005503590633

JANGAN LEWATKAN YANG BERIKUT INI:
Kumpulan Artikel Terkait Covid-19

Menunggu Giliran

Allah Ta’ala berfirman

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya..” (Qs Ali ‘Imran, Ayat 185)

Setiap kita sedang menunggu giliran.. maka dari itu mari kita persiapkan bekal…

Ditulis oleh,
Ustadz Fuad Hamzah Baraba’ Lc,  حفظه الله تعالى

 

Menjenguk Orang Sakit…

Mengunjungi dan menjenguk orang sakit merupakan kewajiban setiap muslim, terutama orang yang memiliki hubungan dengan dirinya, seperti kerabat dekat, tetangga, saudara yang senasab, sahabat dan lain sebagainya. Menjenguk orang sakit termasuk amal shalih yang paling utama yang dapat mendekatkan kita kepada Allah Ta’ala, kepada ampunan, rahmat dan Surga-Nya.

⁠Mengunjungi orang sakit merupakan perbuatan mulia, dan terdapat keutamaan yang agung, serta pahala yang sangat besar, dan merupakan salah satu hak setiap muslim terhadap muslim lainnya.

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

إِذَا عَادَ الرَّجُلُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ مَشَى فِيْ خِرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ، فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ.

“Apabila seseorang menjenguk saudaranya Чαπƍ muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Abu Dawud dan Imam Ahmad dengan sanad shahih).

Terakhir, hendaknya orang yang membesuk mendoakan orang yang sakit:

لاَ بَأْسَ طَهُورٌ اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ

“Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membersihkanmu dari dosa-dosa, Insya Alloh.” (HR. al-Bukhari).

Atau doa:

أَسْأَلُ اللَّهَ العَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ

“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, agar menyembuhkan penyakitmu.” (HR. at-Tirmidzi, dan Abu Daud)

Penulis: Ustadz Fuad Hamzah Baraba’, Lc,  حفظه الله تعالى

Ref : https://muslim.or.id/23380-keutamaan-menjenguk-orang-sakit.html

.

Rahasiakan Shalat Sunnahmu…

Shalat merupakan satu ibadah yang sangat agung, salah satu rukun islam yang paling utama setelah dua kalimat syahadat.

Shalat merupakan tiang agama, dan kita diwajibkan melaksanakannya dalam sehari semalam lima kali.

Selain shalat lima waktu, kita dianjurkan untuk memperbanyak shalat sunnah.

Tidak seperti shalat wajib lima waktu yang bagi laki-laki diwajibkan mengerjakannya di masjid, shalat sunnah lebih ditekankan untuk mengerjakannya di rumah. Dan ini bukan berarti kita tidak boleh shalat sunnah di masjid, namun shalat sunnah di rumah itu lebih utama.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَإِنَّ أَفْضَلَ الصَّلَاةِ صَلَاةُ الْمَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا الْمَكْتُوبَةَ

“Sungguh, sebaik-baik shalat, (ialah) shalat seseorang di rumahnya kecuali shalat wajib”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Selain itu, kita juga dianjurkan untuk sembunyi-sembunyi dalam mengerjakan shalat sunnah, karena pahalanya lebih besar dari pada shalat sunnah dilihat orang lain.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

صَلَاةُ الرَّجُلِ تَطَوُّعًا حَيْثُ لَا يَرَاهُ النَّاسُ تَعْدِلُ صَلاَتَهُ عَلَى أَعْيُنِ النَّاسِ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ

“Shalat sunnah seseorang tanpa dilihat oleh manusia, (pahalanya) menyamai shalatnya di tengah-tengah manusia sebanyak dua puluh lima derajat”. (Shahih al-Jami: 3821).

Selain itu bisa lebih menjaga keikhlasan, karena kita sembunyi-sembunyi dalam melaksanakannya, dan tidak ada yang melihat serta memperhatikan kecuali Allah Ta’ala.

Mudah-mudahan Allah Ta’ala selalu menjaga keikhlasan kita semua, dan kita selalu semangat dalam menjaga shalat, baik yang wajib maupun yang sunnah.

Fuad Hamzah Baraba’, Lc,  حفظه الله تعالى

Allah Maha Pengampun….

Siapa diantara kita yang tidak pernah berbuat dosa?

Siapa diantara kita yang tidak pernah melakukan kesalahan?

Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan.

Terkadang kita bertanya-tanya, akankah Allah mengampuni semua dosa dan  kesalahan kita?

Akankah Allah mengampuni dosa orang yang tidak pernah shalat?

Akankah Allah mengampuni dosa orang yang durhaka kepada orang tuanya?

Akankah Allah mengampuni dosa orang yang suka makan riba’?

Jawaban semua itu adalah Ya.

Ya. Allah akan mengampuni semua dosa kita, walaupun dosa itu sangatlah besar.

Wahai Saudarku, sungguh rahmat Allah sangatlah luas bagi orang yang bertaubat kepada-Nya, menangis dan mengharap apa yang ada disisi-Nya.

Allah Ta’ala berfirman:

قل يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Katakanlah (wahai Muhammad): ‘Wahai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan-perbuatan maksiat), janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, karena sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa; sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun, lagi Maha Pengasih”. (QS. Az-Zumar:53)

Ini merupakan rahmat Allah ‘Azza wa Jalla .

Dan Allah juga berfirman:

وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ

“Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan”.  (QS. Asy- Syura:25).

Ketahuilah wahai saudaraku.

Allah Ta’ala menyeru kepada hambahnya agar meminta ampun kepada-Nya.
Allah Ta’ala berfirman:

قَالَتْ رُسُلُهُمْ أَفِي اللَّهِ شَكٌّ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ يَدْعُوكُمْ لِيَغْفِرَ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ

“Berkata rasul-rasul mereka: ‘Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu untuk memberi ampunan kepadamu dari dosa-dosamu”.  (QS. Ibrahim: 10).

Allah ‘Azza wa Jalla juga berfirman:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا

“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun”.  (QS. Nuh:10).

So jangan putus asa, segeralah bertaubat dengan taubatan nasuha dan meminta ampunan-Nya, walaupun dosa itu sangatlah besar. Karena sesungguhnya Allah maha Pengampun dan maha Penyayang.

Fuad Hamzah Baraba’, حفظه الله تعالى

Buah Kesombongan…

Apa hakikat kesombongan itu?

Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan kepada kita mengenai hal itu.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“ Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR. Muslim no. 91)

Dari hadits diatas kita tahu bahwa hakekat kesombongan adalah *menolak kebenaran (al-Haq) dan meremehkan orang lain.*

Lantas apa buah dari Kesombongan?

Diantaranya tidak akan masuk surga sebagaimana hadits diatas, kemudian perhatikanlah hadits berikut ini:

Dari Ikrimah bin Ammar, Iyas bin salamah bin al-Akwa’ telah bercerita kepadaku, bahwa ayahnya (Salamah) pernah bercerita, ada seorang laki-laki yang sedang makan di sisi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dengan menggunakan tangan kirinya. Lalu beliau bersabda:
كل بيمينك

“Makanlah dengan tangan kananmu.”
Orang itu menjawab: _”Tidak bisa.”_
Beliau bersabda:  

لا استطعت، ما منعه إلا الكبر

“Engkau benar-benar tidak akan bisa, tidak ada yang mencegahnya (untuk makan dengan tangan kanan) melainkan kesombongan._ Salamah melanjutkan, “Ternyata orang itu tidak bisa lagi mengangkat tangannya kemulut.” (HR.Muslim, no.2021).

Sungguh sangat pahit buah dari kesombongan itu. Semoga Allah menyelamatkan kita dari sifat tersebut. Aamiin.

Fuad Hamzah Baraba’, حفظه الله

Renungan Pagi…

Para lelaki hidung belang ngegombal  kepada seorang wanita: ‘Kenapa kau pakai hijab, padahal kamu cantik seperti bulan?!’

Apa jawaban wanita shalihah…

Apakah dia terlena dengan pujian mereka?
Terbang ke langit dengan perasaannya?

Tidak…
Dan tidak akan pernah…

Lihatlah apa jawaban wanita shalihah…

Ia menjawab: ‘Justru dengan hijabku, aku ingin seperti matahari…
Semua mata akan tertunduk, tak berani memandangnya…’

Subhanallah…

Jawaban singkat yang penuh dengan makna…

Fuad Hamzah Baraba’, حفظه الله 

Apa Yang Kita Lakukan Jika Ada Orang Yang Sedang Marah..?

Tidak disyariatkan untuk mengucapkan kepada orang yang sedang marah: berdzikirlah kepada Allah atau bershalawatlah kepada nabi. Sesungguhnya yang termasuk sunnah adalah engkau mengucapkan kepadanya: “Berlindunglah kepada Allah dari setan.”

(Ibnu Utsaimin rahimahullah)

Adapun Do’a Ketika Marah adalah:

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

“A’uudzu billaahi minasy-syaithoonir-rojiim”

Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. (HR. Al-Bukhari 7/99, Muslim 4/2015.)

Fuad Hamzah Baraba’, حفظه الله 

Soal-Jawab Seputar Aqidah #27-29…

27. Soal: Ada berapakah thagut itu?

Jawab: Jumlahnya sangat banyak, banyak, intinya ada lima.

1. Iblis semoga Allah Ta’ala melaknatnya.
2. Sesorang yang disembah dan dia ridha.
3. Orang yang mengajak orang lain untuk menyembahnya.
4. Seseorang yang mengaku mengetahui ilmu ghaib.
5. Orang yang berhukum dengan selain hukum yang diturunkan oleh Allah Ta’ala.

28. Soal: Amalan apakah yang paling utama setelah mengucapkan dua kalimat syahadat?

Jawab: Yang paling utama adalah mendirikan shalat lima waktu.

Dan shalat itu memiliki syarat-syarat, rukun-rukun, dan kewajiban-kewajiban.

Syarat-syarat yang terpenting adalah:

1. Islam
2. Berakal
3. Tamyiz
4. Menghilangkan hadats
5. Menghilangkan najis
6. Menutup aurat
7. Menghadap ke arah kiblat
8. Telah masuk waktu shalat
9. Niat.

Sedangkan rukun-rukunnya ada empat belas:

1. Berdiri apabila mampu
2. Takbiratul ihram
3. Membaca surat al-Fatihah
4. Ruku’
5. Bangkit dari ruku’
6. Sujud di atas tujuh anggota tubuh
7. I’tidal (bangkit dari sujud)
8. Duduk di antara dua sujud
9. Tuma’ninah (tenang) dalam semua rukun-rukun ini
10. Tertib
11. Tasyahud akhir
12. Duduk tasyahud akhir
13. Shalawat kepada nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
14. Salam.

Adapun kewajiban-kewajiban shalat itu ada delapan:

1. Semua takbir selain takbiratul ihram
2. Membaca “subhaana rabbiyal adziim” ketika ruku’
3. Ucapan “sami’allahu liman hamidah” bagi imam dan orang yang shalat senidiran
4. Doa “Rabbanaa walakal hamdu” bagi imam, makmum, dan orang yang shalat sendirian
5. Doa “subhaana rabbiyal a’laa” ketika sujud
6. Ucapan “Rabbighfir lii” ketika duduk di antara dua sujud
7. Tasyahud awal
8. Duduk ketika tasyahud awal.

Adapun selain yang telah disebutkan ini adalah sunnah, baik berupa ucapan atau perbuatan.

_____________________________

Selanjutnya kita beralih kepada permasalahan kebangkitan manusia sesudah kematianya, hisab amal perbuatan, serta balasan surga dan neraka.

29. Soal: Apakah Allah Ta’ala akan membangkitkan seluruh makhluk sesudah mereka mati dan menghisab amal perbuatan mereka yang baik maupun yang buruk? Dan apa benar Allah Ta’ala akan memasukkan orang yang taat ke dalam surga, sedangkan orang kufur dan syirik kepada-Nya akan menjadi penghuni neraka?

Jawab: Benar. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:

زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا ۚ قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ ۚ وَذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

“Orang-orang yang kafir mengira bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah (Muhammad) : “Tidak demikian, demi Tuhanku, kamu pasti dibangkitkan, kemudian diberitakan semua yang telah kamu kerjakan”. Dan yang demikian itu mudah bagi Allah”. (QS. At-Taghaabun: 7).

Dan firman-Nya:

مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ

“Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain”. (QS. Thaahaa: 55).

Dan di dalam al-Quran banyak dalil akan hal ini yang tidak terhitung.

Fuad Hamzah Baraba’, حفظه الله