Category Archives: Irfan Helmi

Puasa Ayyaamul Biidh Dan Puasa Syawwal

Ustadz Irfan Helmi, Lc, حفظه الله تعالى

Disunnahkan puasa Ayyamul Biidh, yakni tanggal 13,14,15 bulan Hijriyah. Berdasarkan hadits Abu Dzar al-Ghifari berkata:

أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَصُومَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ الْبِيضَ: ثَلَاثَ عَشْرَةَ، وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ, وَخَمْسَ عَشْرَةَ

“Rasulullah صلىالله عليه وسلم
memerintah kami untuk puasa 3 hari yang putih (Ayyamul Biidh) pada tiap bulan Hijriyah, tanggal 13,14,15”
[HR Ahmad, An-Nasa’i & Ibnu Hibban, hadits hasan. Lihat ash-Shahihah no.1567]

Disebut Ayyamul Biidh karena pada malam-malam hari tersebut muncul bulan purnama yang sinar rembulannya putih terang-benderang.
Sekedar info: ayyamul biidh bulan ini bertepatan dengan tanggal 9-11 Agustus 2014 M.

FAWAID :
Berkata al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah: “Apabila berkumpul 2 ibadah yang sejenis dalam satu waktu, salah satunya bukan karena qadha (wajib-) atau mengikut ibadah lainnya, maka 2 ibadah tersebut boleh digabung menjadi satu”

Berdasarkan kaidah tersebut, dapat diambil pelajaran sebagai berikut:

1. TIDAK BOLEH menggabungkan niat puasa Ayyamul Biidh ataupun 6 hari Syawal yang hukumnya sunnah dengan qadha puasa Ramadhan yang hukumnya wajib.

2. BOLEH menggabungkan niat puasa Ayyamul Biidh dengan puasa 6 hari Syawal. Karena kedua ibadah tersebut sama jenisnya, yakni amalan sunnah. Inilah yang disebut dengan “mendulang pahala yang banyak dengan amal ibadah sedikit tapi sesuai Sunnah”.

Semoga bermanfaat.
Al-faqir ilallah,
Abu Yusuf Irfan Helmi

Puasa Ayyamul Biidh Tanggal 13 Dzulhijjah..?

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

“Hari-hari tasyriq merupakan hari untuk makan dan minum” [HR Muslim]

Yang dimaksud hari2 tasyriq adalah tanggal 11,12,13 Dzulhijjah. Oleh karena itu, TIDAK BOLEH berpuasa pada hari-hari itu.

Lantas bagamana dengan orang yang biasa puasa sunnah Ayyamul Biidh ?

Ada DUA alternatif :

●   PERTAMA : lakukan puasa Ayyamul Biidh pada tanggal 14-15 Dzulhijjah (2 hari) saja. Dia tinggalkan puasa tanggal 13 Dzulhijjah karena Allah. Semoga dengan begitu dia mendapat ganti (pahala) yang lebih baik dari Allah. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam:

إنّكَ لنْ تدعَ شيئًا للّهِ عزّ وجلّ إلاّ بدَّلك اللّهُ بهِ ما هو خيرٌ لك منه  – رواه أحمد ٢٣٠٧٤

 

“Sesungguhnya tidaklah kamu meninggalkan sesuatu karena Allah ‘Azza wa Jalla kecuali Allah pasti menggantinya untuk kamu yang lebih baik bagimu..” [HR Ahmad no.23074]

●   KEDUA : niatkan puasa 3 hari dalam sebulan. Tanggalnya bebas, tidak ditentukan. Sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah berkata, “Kekasihku (Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam) berwasiat kepadaku tentang 3 hal yang takkan aku tinggalkan sampai aku mati: Puasa 3 hari setiap bulan; Shalat Dhuha; Shalat Witir sebelum tidur” [HR Bukhari no.1178]

Dari Mu’adzah berkata kepada Aisyah, “Apakah Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam biasa puasa 3 hari setiap bulan. Jawab Aisyah: Ya! Aku (Mu’adzah) bertanya, Pad hari apa beliau melakukan puasa tsb ? Aisyah menjawab: “Beliau tidak peduli pada hari apa beliau berpuasa” (yakni sesukanya) [HR at-Tirmidzi no.763, shahih]

Semoga bermanfaat. [Mina, 11 Dzulhijjah 1434 H]

Ustadz Irfan Helmi Lc, حفظه الله تعالى