Aqibat Dari Tidak Qonaah Terhadap Kondisi Kehidupan Suami

Suatu kisah terjadi pada zaman Nabi Ibrahim ‘Alaihissallam. Ketika beliau berkunjung ke rumah anaknya -Ismail ‘Alaihi salam- dan anaknya saat itu tidak ada di tempat, kemudian Ibrahim berkata kepada istri Ismail ‘Alaihi Salam, “Sampaikan pada suamimu hendaklah dia mengganti palang pintu ini” . Ketika Ismail datang, istrinya mengatakan bahwa ada orang tua yang datang menyuruh ganti palang pintu. Ismail kemudian mengatakan bahwa orang tua yang datang itu adalah ayahku yang menyuruhku menceraikan dirimu. [Hadits Riwayat Bukhari no. 3364 (Fathul Baari 6/396-398)

Ini adalah kisah wanita yg banyak menggerutu dan berkeluh kesah tentang kondisi sang suami yaitu ismail alaihisalam..
Walhasil sang ayah dg dibimbing wahyu dari Allah menyuruh anaknya untuk menceraikan istri yg suka mengumbar kekurangan suaminya…

Wahai para wanita.. Qona’ahlah.. Terimalah apaadanya..

Bersyukurlah dg keadaan suami dan pemberiannya..
Dia adalah surgamu atau nerakamu..

Www.abu-riyadl.blogspot.com

 Ditulis oleh Ustadz Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc حفظه الله تعالى

┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈

Selalu Belajar

Ust. Djazuli, حفظه الله

Saudaraku!

Allah menciptakan manusia dalam keadaan memiliki dua kecenderungan, kecendrungan kpd kebaikan & kecendrungan kpd keburukan..

Namun ingat..! Syaitan tdk akan pernah membiarkan manusia sll cenderung kpd kebaikan lalu dekat dgn Rabbnya..

Untuk mengatasi hal itu, makanya manusia hrs menjadikan seluruh hidupnya sebagai kesempatan untuk selalu belajar menjadi lebih baik..

Jika kita merasa asing dari ikhlas tatkala beramal, dimana kita hanya siap dipuji & disanjung, maka belajarlah untuk menjadi orang yg iklhlas..

Bila kita hanya bisa menikmati kemudahan & kelapangan hidup, ttp gelisah & gusar jika tertimpa kesulitan & masalah, maka belajarlah untuk menjadi orang yg sabar..

Jika kita sll sibuk dgn urusan Dunia hingga lalai dari dzikir kpd Allah & tdk pernah merasakan sentuhan rahmat-Nya, maka belajarlah tuk menjadi orang yg zuhud terhadap Dunia & berusaha untuk sll mencari bekal akhirat..

Jadi, kalo mau mendapatkan hasil akhir yg baik di Dunia ini, maka jgn terlalu cuek & terlalu santai..

Ingatlah wahai saudaraku!

Kita semua sedang berjalan menuju Allah, masalah ajal hanya tinggal menunggu wktnya..

Jika kita ingin bahagia disaat bertemu Allah, maka jadikanlah diri kita menjadi orang selalu belajar menjadi lebih baik

Dalam hal ini Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,” siapa yg belajar sabar, maka Allah akan menjadikannya sebagai orang yg sabar..”

Dan juga bersabda,”Sesungguhnya lembut itu hanya bisa dirasakan oleh orang belajar lembut..”

Ya Allah! Berkahilah umur kami agar kami bisa sll belajar menjadi lebih baik..!

Beriman Kepada Hari Akhir

Di antara pokok keimanan yang membedakan seorang muslim dengan orang kafir adalah keimanan terhadap hari akhir.

Keimanan terhadap hari akhir
meliputi keimanan terhadap fitnah qubur, hari kiamat, hari kebangkitan, surga dan neraka.

Allah Ta’ala berfirman,

“Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya. Akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.” (QS. Al-Mu’min [40]: 59)

Sangat jelas gambaran kehidupan seorang kafir yang tidak percaya terhadap adanya kehidupan setelah kematian. Mereka menganggap bahwa kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia semata, dan setelah itu mereka mati dan selesailah segala urusan, tidak ada pertanggungjawaban.

Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika kehidupan mereka hanya diisi dengan sibuk mengejar dunia dan segala kesenangan di dalamnya. Sebagaimana mayoritas orang kafir hari-harinya diisi dengan bekerja dari pagi sampai
malam; ketika akhir pekan tiba, saatnya untuk pesta sampai pagi, tidur panjang di siang harinya, atau rekreasi ke berbagai negara dan lain sebagainya.

Semoga Allah senantiasa menjaga kita kaum muslimin diatas iman sampai datangnnya hari akhir.

www.muslim.or.id

Sulit Menangis

Sulit menangis karena Allah menunjukkan hatinya keras, tidak bisa tersentuh oleh kebaikan dan hanifnya iman. Hal ini karena banyaknya maksiat sehingga perlu segera berobat ke dokter hati yaitu ulama, dibawa ke pekuburan, mengelus kepala anak yatim.

Cukuplah hadits Rasulullah sebagai pengingat, Nabi Muhammad Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

“Surga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat kebaikan dan keburukan seperti hari ini.
Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis ”.

Anas bin Malik radhiyallâhu’anhu –perawi hadits ini- mengatakan,

“Tidaklah ada satu hari pun yang lebih berat bagi para Sahabat selain hari itu.
Mereka menutupi kepala mereka sambil menangis sesenggukan.”

Semoga Allah mengkaruniakan kita hati yang lembut lagi selamat.

www.muslim.or.id

HIASI DIRIMU, WAHAI MUSLIMAH DENGAN RASA MALU….

Ust. Ferry Nasution, حفظه الله

Saudariku ukhtii muslimah…

Diantara kesucian fitrah seorang wanita ialah, mereka menghiasi dirinya selalu dengan sifat malu…

Sebagaimana Alqur’anul kariim telah menjelaskan ketika ALLAH Ta’ala menceritakan didalam alqur’an kisah salah seorang anak wanita dari salah seorang bapak suku Madyan.

ALLAH Taala berfirman:
“Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan dengan MALU-MALU, dia berkata:”Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai imbalan atas (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami…(AlQashash:25)

Perhatikan ayat diatas wahai ukhti muslimah!..

Ya’ni seorang wanita yang mendapat tugas dari ayahnya, mereka berjalan dengan fithrahnya sebagai seorang wanita yang terhormat, yang memiliki rasa malu yang tinggi yang senantiasa menjaga kesuciannya dan keistiqomahannya ketika bertemu dengan kaum laki-laki yang berbicara dengannya.
Semua itu timbul dari fithrahnya yang selamat, bersih dan lurus.

Saudariku muslimah…
Meskipun tampak fithrah malunya wanita tersebut dari cara berjalannya, namun wanita tersebut tetap dapat menjelaskan maksudnya dengan sangat jelas, mendetail, tidak grogi, dan tidak terbata-bata dalam pembicaraannya dg kaum laki-laki.
Begitulah sifat seorang wanita yang dididik oleh Alqur’an dan As-sunnah.

Adapun wanita yang tidak tersentuh dengan didikan alqur’an dan adab-adab islami.
Maka kita saksikan dari kehidupan mereka yang di kenal manusia sebagai wanita tomboy, suka keluyuran, tabarruj, campur baur dengan laki-laki tanpa kebutuhan yang dibenarkan syariat, berjalan dengan laki-laki yang bukan mahramnya atau wanita tersebut berjalan lenggak-lenggok….

Tanpa mereka sadari mereka telah mengganti rasa malu yang merupakan fithrah baginya dan mereka telah mentaati apa-apa yang diinginkan oleh musuh-musuh islam.

Semoga ALLAH menjaga kita, keluarga kita anak dan cucu kita dari tipu daya syaithan.

Akhukum Ahmad Ferry Nasution.

Menyantuni Anak Yatim Pada 10 Muharram

Terdapat sebuah hadis dalam kitab tanbihul ghafilin:

من مسح يده على رأس يتيم يوم عاشوراء رفع الله تعالى بكل شعرة درجة

Siapa yang mengusapkan tangannya pada kepala anak yatim, di hari Asyuro’ (tanggal 10 Muharram), maka Allah akan mengangkat derajatnya, dengan setiap helai rambut yang diusap satu derajat.
Hadis ini menjadi motivator utama masyarakat untuk menyantuni anak yatim di hari Asyura. Sehingga banyak tersebar di masyarakat anjuran untuk menyantuni anak yatim di hari Asyura. Bahkan sampai menjadikan hari Asyura ini sebagai hari istimewa untuk anak yatim.
Namun sayangnya, ternyata hadis di atas statusnya adalah hadis palsu. Dalam jalur sanad hadis ini terdapat seorang perawi yang bernama: Habib bin Abi Habib, Abu Muhammad. Para ulama hadis menyatakan bahwa perawi ini matruk (ditinggalkan). Untuk lebih jelasnya, berikut komentar para ulama kibar dalam hadis tentang Habib bin Abi Habib:
a. Imam Ahmad: Habib bin Abi Habib pernah berdusta
b. Ibnu Ady mengatakan: Habib pernah memalsukan hadis (al-Maudhu’at, 2/203)
c. Adz Dzahabi mengatakan: “Tertuduh berdusta.” (Talkhis Kitab al-Maudhu’at, 207).
Karena itu, para ulama menyimpulkan bahwa hadis ini adalah hadis palsu. Abu Hatim mengatakan: “Ini adalah hadis batil, tidak ada asalnya.” (al-Maudhu’at, 2/203)

Keterangan di atas sama sekali bukan karena mengaingkari keutamaan menyantuni anak yatim. Bukan karena melarang anda untuk bersikap baik kepada anak yatim. Sama sekali bukan.
Tidak kita pungkiri bahwa menyantuni anak yatim adalah satu amal yang mulia. Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan dalam sebuah hadis:

أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ كَهَاتَيْنِ فِى الْجَنَّةِ , وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى , وَفَرَّقَ بَيْنَهُمَا قَلِيلاً

“Saya dan orang yang menanggung hidup anak yatim seperti dua jari ini ketika di surga.” Beliau berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah, dan beliau memisahkannya sedikit.” (HR. Bukhari no. 5304)
Dalam hadis shahih ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya menyebutkan keutamaan menyantuni anak yatim secara umum, tanpa beliau sebutkan waktu khusus. Artinya, keutamaan menyantuni anak yatim berlaku kapan saja. Sementara kita tidak boleh meyakini adanya waktu khusus untuk ibadah tertentu tanpa dalil yang shahih.
Dalam masalah ini, terdapat satu kaidah terkait masalah ‘batasan tata cara ibadah’ yang penting untuk kita ketahui:

كل عبادة مطلقة ثبتت في الشرع بدليل عام ؛ فإن تقييد إطلاق هذه العبادة بزمان أو مكان معين أو نحوهما بحيث يوهم هذا التقييد أنه مقصود شرعًا من غير أن يدلّ الدليل العام على هذا التقييد فهو بدعة

“Semua bentuk ibadah yang sifatnya mutlak dan terdapat dalam syariat berdasarkan dalil umum, maka membatasi setiap ibadah yang sifatnya mutlak ini dengan waktu, tempat, atau batasan tertentu lainnya, dimana akan muncul sangkaan bahwa batasan ini merupakan bagian ajaran syariat, sementara dalil umum tidak menunjukkan hal ini maka batasan ini termasuk bentuk bid’ah.” (Qowa’id Ma’rifatil Bida’, hal. 52)
Karena pahala dan keutamaan amal adalah rahasia Allah, yang hanya mungkin kita ketahui berdasarkan dalil yang shahih.
Allahu a’lam…

Sumber:
http://m.klikuk.com/menyantuni-anak-yatim-di-hari-asyura/

Apa Itu Puasa Tasu’ah ?

Tasu’a adalah tanggal 9 Muharram. Dinamakan demikian, diturunkan dari kata tis’ah [Arab: تسعة] yang artinya sembilan.

Pada tanggal 9 Muharram ini kita dianjurkan puasa, mengiringi puasa Asyura di tanggal 10 Muharram besok harinya. Agar puasa kita tidak menyamai puasa yang dilakukan Yahudi, yaitu pada tanggal 10 Muharram saja.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa Asyura dan beliau perintahkan para sahabat untuk melakukan puasa di hari itu, ada beberapa sahabat yang melaporkan:

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya tanggal 10 Muharram itu, hari yang diagungkan orang Yahudi dan Nasrani.”

Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

“Jika datang tahun depan, insyaaAllah kita akan puasa tanggal 9 (Muharram).”

Ibnu Abbas melanjutkan, “Namun belum sampai menjumpai Muharam tahun depan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah wafat.” (HR. Muslim 1916).

Dari riwayat di atas, bisa kita ambil pelejaran,

Pertama, tujuan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa Tasu’a adalah untuk menunjukkan sikap yang berbeda dengan orang Yahudi. Karena beliau sangat antusias untuk memboikot semua perilaku mereka.

Kedua, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam belum sempat melaksanakan puasa itu. Namun sudah beliau rencanakan. Sebagian ulama menyebut ibadah semacam ini dengan istilah sunah hammiyah (sunah yang baru dicita-citakan, namun belum terealisasikan sampai beliau meninggal).

Ketiga, fungsi puasa tasu’a adalah mengiringi puasa asyura. Sehingga tidak tepat jika ada seorang muslim yang hanya berpuasa tasu’a saja. Tapi harus digabung dengan asyura di tanggal 10 besoknya.

Dalam Fatwa Islam (no. 21785) dinyatakan:

قال الشافعي وأصحابه وأحمد وإسحاق وآخرون : يستحب صوم التاسع والعاشر جميعا ; لأن النبي صلى الله عليه وسلم صام العاشر , ونوى صيام التاسع .

Imam As-Syafii dan pengikut madzhabnya, imam Ahmad, Ishaq bin Rahuyah, dan ulama lainnya mengatakan: Dianjurkan puasa di hari kesembilan dan kesepuluh (Muharam) secara berurutan. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melaksanakan puasa di tanggal 10 dan beliau telah meniatkan puasa tanggal 9 (Muharram).

An-Nawawi mengumpulkan beberapa penjelasan tentang hikmah dianjurkannya puasa tasu’a,
Para ulama dikalangan madzhab kami dan madzhab lainnya menyebutkan beberapa hikmah dianjurkannya puasa tasu’a:

▪ Tujuan puasa Tasu’a ini adalah menyelisihi orang yang yahudi, yang hanya melaksanakan puasa di tanggal 10 saja. Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

▪ Tujuan puasa Tasu’a adalah untuk mengiringi puasa hari asyura dengan puasa di hari sebelumnya. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang puasa di hari jumat saja.

▪ Sebagai sikap kehati-hatian dalam menentukan kapan puasa asyura, karena ketidak jelasan munculnya hilal dan kemungkinan adanya kesalahan dalam penentuan hilal Muharam. Sehingga bisa jadi tanggal 9 dalam perhitungan manusia, sejatinya merupakan tanggal 10 Muharam yang sebenarnya.

[Al-Majmu’ Syahr Muhadzab, 6/383]

Allahu a’lam

Sumber:
http://m.klikuk.com/anjuran-puasa-tasua/

SUDAHKAH HARI INI KITA MEMOHON KEPADA ALLAH SURGA????

Ust. Ferry Nasution, حفظه الله

Dari Anas bin Malik – رضي الله تعالىعنه -,
ia berkata :
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

من سأل الجنة ثلاث مرّات قالت الجنة : اللّهمّ أدخله الجنة, و من استجار من النار ثلاث مرّات قالت النار : اللّهمّ أجره من النار

Barangsiapa yg meminta Surga sebanyak tiga kali
maka Surga berkata,
Ya ALLAH masukkan hamba-Mu itu ke dalam Surga.
Dan barangsiapa yg memohon perlindungan kepada ALLAH
dari api Neraka sebanyak tiga kali
maka Neraka berkata,
Ya ALLAH, lindungilah hamba-Mu itu dari api Neraka.

[Hadits Riwayat Imam Ibnu Majah رحمه الله تعالى no.4340, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani رحمه الله تعالى dalam Shahih sunan Ibni Majah no. 4331]

الّلهمّ إنّي أسألك الجنّة و أعوذ بك من النّار

Allahumma innii as-alukal jannata wa a’uudzu bika minan-naar

Yaa ALLAH sesungguhnya aku memohon Surga kepada-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari api Neraka.

Jadikanlah sebagai wirid-wirid kita.

Semoga memberikan manfaat untuk kita semua dan dpt diamalkan.

Akhukum Ahmad Ferry Nasution

Cara Syar’I Mencari Kekasih Hati

Wanita adalah makhluk berhati lembut dan penuh perasaan. Ia mudah luluh dengan kata manis dan rayuan. Zaman sekarang, banyak musang berbulu domba. Selalu mengintai, mencari lengahnya sang penggembala.

Berbagai media sosial telah menembus sekat dan penghalang. Gadis pingitan kamar di rumah orang tuanya pun tak selamanya aman dari godaan si hidung belang. Bagaimana lagi dengan mereka yang dibiarkan lepas atas nama kebebasan dan zaman yang berkembang. Tentu, mulut menganga sang buaya telah siap menerkam mangsa yang tertipu dengan air mata buayanya.

Selamatkan mereka sekarang juga. Jangan biarkan mereka pacaran. Atau mencari jodoh secara sembarangan.
Lantas, Bagaimana islam memberikan solusi bagi para pemuda pemudi untuk mencari jodoh secara syar’I.

Lantas, Bagaimana islam memberikan solusi bagi para pemuda pemudi untuk mencari jodoh secara syar’I ?

Simak penjelasan Ust Abu Yahya Badrusalam,Lc klik http://m.salamdakwah.com/videos-detail/trik-mencari-jodoh.html

Puasa Tasu’ah

Tujuan puasa Tasu’ah adalah untuk menyelisihi Puasa Yahudi krn hanya puasa tanggal 10 saja.Puasa Tasu’ah pun adalah keinginan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun beliau keburu meninggal dunia.
Jangan lupa besok masih ada Puasa Asyura (10 Muharram) mnghapus dosa setahun yg lalu. (HR Muslim)
Moga Allah menerima semua amal baik kita.Sampaikan pd saudara, istri, anak, kerabat jangan sampai luput dr puasa tsb.

Rumaysho.Com
Keutamaan Puasa Asyura baca di:http://rumaysho.com/hukum-islam/puasa/2832-amalan-puasa-asyura.html

 Ditulis oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal حفظه الله تعالى

┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈

Menebar Cahaya Sunnah