BERTAUBATLAH KEPADA ALLAH, SEBELUM AJAL MENJEMPUTMU!!

Ust. Ferry Nasution, حفظه الله

Saudara-saudariku yang berbahagia diatas hidayah dan rahmat ALLAH سبحانه وتعالى , adalah termasuk dari sifat seorang muslim atau muslimah yang sejati yg berpegang teguh dengan agamanya, yaitu mereka senantiasa menjauhi perbuatan dosa besar dan keji.

Sebagaimana ALLAH Ta’ala berfirman:
“Dan hanya kepunyaan ALLAH-lah apa-apa yang ada dilangit dan dibumi, supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yg berbuat jahat terhadap apa yg telah mereka kerjakan & memberi balasan kepada yg berbuat baik dengan pahala yg baik. Yaitu orang-orang yg MENJAUHI DOSA-DOSA BESAR dan PERBUATAN KEJI yg selain kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya dan dia lebih mengetahui tentang keadaanmu ketika Dia menciptakanmu dari tanah dan ketika kamu masih berbentuk janin dalam perut ibumu, maka jgnlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yg paling mengetahui ttg org-org yg bertaqwa ( an-najm 31-32).

Saudaraku…

Hidup didunia yg fana ini, kita tdk pernah lepas dari perbuatan dosa & ma’siyat, tetapi islam tdk membiarkan perbuatan dosa & ma’siyat itu terus menerus pada diri seorang muslim.

Saudaraku..

ALLAH سبحانه وتعالى menjanjikan kepada hamba-Nya yang mereka mampu menjauhi perbuatan dosa yaitu dengan AMPUNAN & SYURGA…
Sebagaimana ALLAH Ta’ala berfirman:
“Jika kamu sekalian meninggalkan dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yg kamu dilarang mengerjakannya, niscaya Kami akan hapus kesalahan2x (dosa-dosamu yg kecil) dan Kami masukkan kamu ketempat yang mulia (syurga). ( An-Nisa:31).

Perhatikanlah wahai saudaraku…

Begitu luasnya kasih sayang & rahmat dari ALLAH…
Begitu luasnya ampunan dari ALLAH…
Namun sedikit sekali dari kita yang menyadarinya tentang hal tersebut…

Wahai saudaraku, apakah pantas bagi kita…??

Yang setiap detik senantiasa kita menikmati & merasakan kenikmatan serta rizki dari ALLAH, namun sedikit dari kita yang bersyukur kepada-Nya dg melaksankan ketaatan kepada-Nya.

Dan banyak dari kita justru yang bergelimang dengan dosa dan ma’siyat dgn menggunakan kenikmatan dari ALLAH.

Untuk itu wahai saudaraku..
kami menasehatkan utk diriku dan kepada saudara-saudariku untuk bertaubat kepada ALLAH dengan taubat nasuha sebelum ajal menjemputmu!
Dan taubat itu akan timbul dari keteguhan hati yang sangat kuat untuk menghilangkan noda-noda dosa pada diri seorang hamba.

Maka sepatutnya bagi seorang hamba hendaknya segera bertaubat dan mendekatkan diri kepada ALLAH serta berusaha utk mencari keselamatan kepada yg menguasai keselamatan yaitu ALLAH سبحانه وتعالى .

Seperti ALLAH Ta’ala berfirma:
“Wahai orang-orang yang beriman, taubatlah kamu kepada ALLAH dengan taubat nasuha (semurni-murninya), mudah2an Tuhanmu menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu kedalam syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai..”
(At-Tahrim: 8).

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
” Seseorang yang bertaubat dari perbuatan dosa seperti orang yang tdk berbuat dosa” ( ibnu majah 4250).

Semoga ALLAH Ta’ala memudahkan kita semua untuk senatiasa bertaubat kepada-Nya……

Sebelum kematian menjemput kita….

Sebelum lidah menjulur kaku…

Kunci rapat-rapat pintu syahwat dan syubhat!…., yg dengannya kita akan mendapatkan keuntungan yang sgt besar…dan senantiasa kita untuk bersegera mengerjakan amal kebajikan disisa-sisa umur kita….

Dan terus kita harus tetap menuntut ilmu syar’i yg dengannya kita dapat memahami jalan-jalan kebaikan/ ketaatan….

Semoga ALLAH mengampuni dosa-dosaku, dosa kedua orang tuaku, anak dan istriku, keluargaku dan umumnya kaum muslimin.

Akhukum Ahmad Ferry Nasution

Ruginya Yang Tidak Menikah

Ust. Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله

Rumah tangga adalah ladang subur seorang hamba untuk mendulang pahala. Bagaimana tidak. Ia mendapat pahala dari setiap cumbuan terhadap istrinya. Padahal, Siapa yang tidak ingin bercumbu dan bermesra dengan istrinya ?

Ia mendapat pahala dari setiap makanan yang ia suapkan ke mulut istrinya. Dan setiap Rupiah yang ia nafkahkan, Allah hitung sebagai shodaqoh. Bahkan sebaik-baik shodaqoh.

Ia mendapat keberkahan doa dari anaknya yang sholih. Bahkan iapun mendapatkan pahala dari setiap kebaikan yang dilakukan oleh anak-anaknya. Semasa hidupnya maupun setelah meninggalnya.

Dan itu semua tidak didapatkan oleh mereka yang tidak menikah.

Nabi saja melarang seseorang tidak menikah karena ingin menggunakan seluruh umurnya untuk beribadah, maka apalagi dengan alasanmu…

Simak nasehat Ust Abu Ya’la Kuranedi tentang menikah. Klik http://m.salamdakwah.com/videos-detail/wahai-pemuda–menikahlah—.html

Berkahnya Keturunan

Ustadz Kholid Syamhudi Al-Bantani,Lc.

Diantara bentuk keberkahan antara lain, Berkah dalam keturunan, yakni dengan lahirnya generasi yang shaleh. Generasi yang shaleh adalah yang kuat imannya, luas ilmunya dan banyak amal shalehnya, ini merupakan sesuatu yang amat penting, apalagi terwujudnya generasi yang berkualitas memang dambaan setiap manusia. Kelangsungan Islam dan umat Islam salah satu faktornya adalah adanya topangan dari generasi yang shaleh .

Generasi semacam itu juga memiliki jasmani yang kuat, memiliki kemandirian termasuk dalam soal harta dan bisa menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Keberkahan semacam ini telah diperoleh Nabi Ibrahim as dan keluarganya yang ketika usia mereka sudah begitu tua ternyata masih dikaruniai anak, bahkan tidak hanya Ismail yang shaleh, sehat dan cerdas, tapi juga Ishak dan Ya’qub.

Di dalam Al-Qur’an keberkahan semacam ini diceritakan oleh Allah yang artinya : “Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang kelahiran Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya’qub. Isterinya berkata: Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak, padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula? Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh. Para Malaikat itu berkata: Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (itu adalah) rahmat Allah dan keberkahan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlul bait. Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah”. (QS 11: 71-73).

Sikap Wara Dalam Mencari Rezeki

Ust. Kholid Syamhudi, حفظه الله

Apa itu sikap wara’? 
Syeikhul islam ibnu Taimiyah menggambarkan sikap wara’ ini dengan ungkapan: “sikap hati-hati dari terjerumus dalam perkara yang bwerakibat bahaya yaitu yang jelas pengharoman dan yang masih diragukan keharomannya. Dalam meninggalkan perkara tersebut tidak ada mafsadat yang kebih besar dari mengerjakannya”. (majmu’ Fatawa 10/511)
 
Hal ini dengan meninggalkan perkara syubuhat dan berhati-hati berjaga dari semua larangan Allah. Seorang tidak dikatakan memiliki wara’ sampai menjauhi perkara syubuhat (samar hukumnya) karena takut terjerumus dalam keharoman dan meninggalkan semua yang dikhawatirkan merugikan akheratnya.
 
الْحَلَالُ بَيِّنٌ وَالْحَرَامُ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا مُشَبَّهَاتٌ لَا يَعْلَمُهَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ فَمَنْ اتَّقَى الْمُشَبَّهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ كَرَاعٍ يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوشِكُ أَنْ يُوَاقِعَهُ أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلَا إِنَّ حِمَى اللَّهِ فِي أَرْضِهِ مَحَارِمُهُ
 
Perkara halal sudah jelas dan yang harampun sudah jelas. Diantara keduanya (halal dan haram ini) ada perkara syubuhat (samar hukumnya) yang banyak orang  tidak mengetahuinya. Siapa yang menjauhi perkara syubuhat ini maka ia telah menjaga agamanya dan kehormatannya. Siapa yang terjerumus dalam perkara syubuhat ini seperti seorang gembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya. Ketahuilah setiap raja memiliki tanah larangan dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkanNya. (Muttafaqun ‘Alaihi).

Doa Yang Paling Bagus Dan Sebaiknya Diulang-Ulang

Ust. Kholid Syamhudi, حفظه الله

Seorang penanya bertanya kepada Syaikh Utsaimin, “Doa apakah yang paling bagus dan dianjurkan untuk diulang-ulang? Dan kapankah waktu yang lebih utama untuk mengharapkan terkabulnya do’a?

Jawaban:

Do’a yang paling utama dan paling mencakup segala perkara adalah do’a yang terdapat dalam firman Allah Ta’ala:

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Dan di antara mereka ada yang mengucapkan: “Wahai Rabb kami berikanlah kami kebaikan di dunia dan akhirat dan jauhkanlah kami dari adzab neraka” (QS. Al Baqarah: 201)

Do’a ini adalah do’a yang isinya paling mencakup berbagai macam hal karena di dalam do’a tersebut terkumpul antara kebaikan dunia dan akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak membaca do’a ini. Selayaknya orang itu membaca do’a ini. Demikian juga doa-doa yang diajarkan, sehingga dia menjadi orang yang mengamalkan sunah dalam setiap kondisi.

Keberkahan Makanan

Ustadz Kholid Syamhudi Al-Bantani, Lc

Keberkahan dalam soal makanan yakni makanan yang halal dan thayyib, hal ini karena ulama ahli tafsir, misalnya Ibnu Katsir menjelaskan bahwa keberkahan dari langit dan bumi sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al-A’raaf : 96 di atas adalah rizki makanan.

Yang dimaksud makanan yang halal adalah disamping halal jenisnya juga halal dalam mendapatkannya, sehingga bagi orang yang diberkahi Allah, dia tidak akan menghalalkan segala cara dalam memperoleh nafkah.

Disamping itu, makanan yang diberkahi juga adalah yang thayyib, yakni yang sehat dan bergizi sehingga makanan yang thayyib itu tidak hanya mengenyangkan tapi juga dapat menghasilkan tenaga yang kuat untuk selanjutnya dengan tenaga yang kuat itu digunakan untuk melaksanakan dan menegakkan nilai- nilai kebaikan sebagai bukti dari ketaqwaannya kepada Allah SWT, Allah berfirman yang artinya :

“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang telah Allah rizkikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”. (QS 5 : 88).

Karena itu, agar apa yang dimakan juga membawa keberkahan yang lebih banyak lagi, meskipun sudah halal dan thayyib, makanan itu harus dimakan sewajarnya atau secukupnya, hal ini karena Allah sangat melarang manusia berlebih-lebihan dalam makan maupun minum, Allah SWT berfirman yang artinya :

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS 7 : 31)

Keberkahan Waktu

Ustadz Kholid Syamhudi Al-Bantani, Lc

Keberkahan dalam soal waktu yang cukup tersedia dan dimanfaatkannya untuk kebaikan, baik dalam bentuk mencari harta, memperluas ilmu maupun memperbanyak amal shaleh, karena itu Allah menganugerahi kepada kita waktu, baik siang maupun malam dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam, tapi bagi orang yang diberkahi Allah maka dia bisa memanfaatkan waktu yang 24 jam itu semaksimal mungkin sehingga pencapaian sesuatu yang baik ditempuh dengan penggunaan waktu yang efisien.

Sudah begitu banyak manusia yang mengalami kerugian dalam hidup karena tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik, sementara salah satu karakteristik waktu adalah tidak akan bisa kembali lagi. Allah berfirman yang artinya :”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati dalam kebenaran dan nasehat menasehati dalam kesabaran”. (QS 103 : 1-3).

Karena itu, bagi seorang muslim yang diberkahi Allah, waktu digunakan untuk bisa membuktikan pengabdiannya kepada Allah meskipun dalam berbagai bentuk usaha yang berbeda. dan penciptaan laki-laki dan perempuan. Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan (harta di jalan Allah) dan bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah”. (QS 92 : 1-7).

Big Sale Tahunan !!!

Ust. Syafiq Riza Basalamah MA

Akhi/Ukhti…
Afwan banget nich
Mau numpang iklan…
BIG SALE
NIKMATI DISCOUNT BESAR-BESARAN
GEBYAR HADIAH
DISCOUNT SAMPAI 80 PERSEN
 
Tapi afwan yaa..
Bukan di Matahari
Bukan Carrefour
Bukan di pusat perbelanjaan
 
Tapi di DIRIMU SENDIRI
 
Kitakan sering banget berbuat dosa
Tapi kalau dibilang sering sih, g’ juga
Kalau suka berbuat dosa , kayaknya iya
 
Nah Allah akan beri kita discount besar-besaran
Discount setahun dosa kita dihapuskan…
masyaAllah
 
baik banget Allah sama kita yaa
 
 
Kapan???
Besok ama lusa
Kalau g’ bisa besok, lusa jangan sampai ketinggalan
 
Karena itu hari terakhir untuk dapat discount
 
Caranya gimana???
 
Caranya dengan menahan diri dari makan minum dan nafsu
Sejak terbitnya matahari sampai tenggelam…
Gampangkan!
Hanya dua hari saja
Atau sehari
Dengan itu moga dosa-dosa kita sepanjang tahun dihapuskan oleh Allah
 
Rasululloh r pernah ditanya tentang puasa asyuro’ maka beliau menjawab: “Menghapuskan dosa setahun yang lalu”. [HR. Muslim)

Dan Rasulullah sangat rajin berpuasa di hari itu
Dan beliau menganjurkan kita untuk. puasa sehari sebelumnya
Agar g’ sama dengan orang-orang Yahudi, yang lagi bantai saudara-saudara kita di Ghaza,
moga Allah menurunkan pertoloangan untuk kaum muslimin
 
Jadi besok-/nanti insyaAllah -pd tgl 9 Muharram
Lusanya 10 Muharram hari Asyura
Jangan lupa untuk sahur nanti Malam-nya
 
Hati-hati dengan acara-acara yang g’ dicontohkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Bertanyalah sebelum beramal
Ngilmu dulu baru ngamal… Thoyyib
 
MET MENIKMATI DISCOUNT
SALAM

Note: bulan tgl 9,10 al-muharam jatuh pd tgl 13,14 nov

– – – – – •(*)•- – – – –

765. Tj Sikap Ketika Menerima Ucapan Selamat Tahun Baru Hijriyah ?

765. BBG Al Ilmu – 307

Tanya:
Bagaimana seharusnya perlakuan kita terhadap tahun baru islam dan Saya banyak mendapatkan ucapan selamat tahun baru islam dari saudara-saudara, rekan kerja, sahabat. Selain itu di halaman kampung ada yang menggelar peringatan tahun baru islam.

Jawab:
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah pernah ditanya perkara ini dan jawaban beliau:

“Kalau ada orang yang mengucapkan tahniah kepadamu, maka balaslah. Inilah sikap yang benar dalam masalah ini. Jika seseorang berkata kepada anda: “selamat tahun baru Hijriyah..“. Maka katakan padanya (semisal ini) : “semoga Allah memberikanmu keselamatan dengan kebaikan-kebaikan dari-Nya, dan semoga Allah menjadikan tahun ini tahun yang baik dan berkah“.

Namun jangan anda memulai  ucapan selamat tahun baru kepada orang lain. Karena saya tidak mengetahui adanya riwayat bahwa para salaf saling mengucapkan selamat tahun baru Hijriyah. Bahkan ketahuilah, bahwa para salaf tidak menjadikan bulan Muharram sebagai bulan pertama kecuali pada kekhalifahan Umar bin Khattab
radhiallahu’anhu.”

Mengenai perayaan khusus menyambut tahun baru hijriyah,
amalan ini tidak ada tuntunannya karena sama sekali tidak berdasarkan dalil atau jika ada dalil, dalilnya pun lemah.

والله أعلم بالصواب
Sumber:
http://muslim.or.id/fatwa-ulama/fatwa-ulama-hukum-ucapan-selamat-tahun-baru-hijriyah.html

»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶

Menebar Cahaya Sunnah