Amalan Yang Sholeh…

Prof DR Abdurrozak Al-Badr, حفظه الله تعالى

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba’du :

Sesungguhnya amalan saleh merupakan perniagaan yang menguntungkan serta bekal yang membawa keberuntungan, sebagaimana firman Allah Ta’ala,

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَٰرَةً لَّن تَبُورَ ﴿٢٩﴾
لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ غَفُورٌ شَكُورٌ ﴿٣٠﴾

” Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,” “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (Q.S.35 Fa’thir : 29-30)

Amal saleh senantiasa mendatangkan kebahagiaan dan menjauhkan dari kesengsaraan, sebagaimana firman Allah Ta’ala,

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

” Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S.16 An-Nahl :97)

Amal saleh merupakan harapan yang pasti dah simpanan yang istimewa, sebagaimana firman Allah Ta’ala,

مَن كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُۥ ۖ وَمَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا فَلِأَنفُسِهِمْ يَمْهَدُونَ ﴿٤٤﴾ لِيَجْزِىَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ مِن فَضْلِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْكَٰفِرِينَ ﴿٤٥﴾

“Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan

barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan). ” Agar Allah memberi pahala kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang ingkar.” (Q.S.30 Ar-Ruum :44-45)

Amal saleh merupakan sarana untuk menggapai surga dan ridho Ar-Rahman, sebagaimana firman Allah Ta’ala,

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ خَيْرُ ٱلْبَرِيَّةِ ﴿٧﴾
جَزَآؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۖ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِىَ رَبَّهُۥ ﴿٨﴾

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” ” Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (Q.S.98 Al-Bayyinah:7-8)

Sesungguhnya amal saleh dan hati merupakan barometer yang akan dipandang oleh Allah Ta’ala dan dari sana seseorang akan mendapatkan balasan yang setimpal, sebagaimana diriwayatkan dari hadist Abu Hurairah radhiyallahu anhu bersabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

((إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ))

” Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak melihat kepada rupa-rupa kalian dan harta kalian, akan tetapi Allah Ta’ala melihat kepada hati – hati dan amal – amal kalian “. (HR. Muslim )

Amal saleh merupakan pendamping yang setia dan senantiasa menyertai setiap orang, sebagaimana diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda.

((يَتْبَعُ المَيِّتَ ثَلاَثَةٌ ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ ؛ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ))

” Sesungguhnya akan mengikuti setiap orang yang telah wafat tiga perkara, dan dua diantaranya akan kembali, dan tersisa satu perkara, keluarganya, hartanya, dan amalnya, dan keluarga serta hartanya akan kembali dan amalnya akan senantiasa mendampinginya “. (HR. Al-Bukhary dan Muslim )

Dikatakan kepada ahli hikmah, siapakah pendamping yang setia? Maka dijawab, ” Amal saleh “.

Hendaknya setiap dari kita merenungkan tentang pendamping nya kelak tatkala ia terbaring di alam kubur, sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Baro’ ibnu A’zib radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam hadist yang panjang tentang kematian, tatkala seorang mukmin di cabut nyawanya dan dimasukkan ke dalam kubur,

(( وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ فَيَقُولُ : أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ ؛ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ ، فَيَقُولُ لَهُ مَنْ أَنْتَ ؟ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ ؛ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ))

” Dan datang seseorang yang berwujud rupawan dan berpakaian indah dan beraroma wangi semerbak, dan ia berkata, ” Berbahagialah dengan kesenangan ini, di hari yang telah di janjikan ini, maka orang yang meninggal tersebut bertanya, siapakah gerangan dirimu, ….wajahmu berseri-seri penuh dengan kebaikan. ..? Maka ia menjawab, “ Aku adalah amal saleh mu “. ( HR. Ahmad )

Alangkah bahagianya orang tersebut, dipertemukan dengan amal ibadah saleh nya, sungguh beruntung dan mengharukan, di hari merugi orang yang malas dan menyesal orang yang tidak beramal.

Ini semua, dikatakan suatu amalan menjadi saleh jika terpenuhi dua syarat yaitu ikhlas dan mengikuti sunnah, sebagaimana firman Allah Ta’ala,

ٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا

Maka barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”.” (Q.S.18: Al-Kahfi : 110)

Allah Ta’ala berfirman,

لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

” Untuk menguji, mana diantara kalian yang paling baik amalnya “. ( Q.S. Al-Mulk 2)

قال الفضيل ابن عياض رحمه الله تعالى : «أخلصه وأصوبه» ، قيل يا أبا علي وما أخلصه وأصوبه ؟ قال : «إن العمل إذا كان خالصًا ولم يكن صوابًا لم يُقبل ، وإذا كان صوابًا ولم يكن خالصا لم يُقبل ؛ حتى يكون خالصًا صوابا ، والخالص : ما كان لله ، والصواب : ما كان على السنة» .

Berkata Al-Fudhail ibnu Iyadh rahimahullah, tentang ayat ini, yaitu yang ikhlas dan mengikuti sunnah, dikarenakan sesuatu amalan jika ia ikhlas akan tetapi tidak benar sesuai sunnah maka ia tertolak. Dan jika benar sesuai dengan sunnah akan tetapi tidak ikhlas maka tidak diterima. Sehingga suatu amalan tersebut ikhlas dan sesuai dengan sunnah, ikhlas jika ia hanya berniat karena Allah Ta’ala semata, dan benar sesuai dengan sunnah jika ia mencontoh perbuatan Nabi shallallahu alaihi wa sallam “.

اللهم اجعل أعمالنا كلها لك خالصة ، ولسنة نبيك صلى الله عليه وسلم موافقة ، ولا تجعل لأحدٍ فيها شيئا .

Semoga Allah Ta’ala menjadikan amalan amalan kita ikhlas semata-mata karena Allah Ta’ala, dan sesuai dengan perbuatan yang di contohkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan semoga tidak dijadikan untuk suatu makhluk sedikit pun.

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan link kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter yang Anda miliki. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.