Al Hafizh Ibnul Jauzi rohimahullahu ta’ala berkata,
ربّما رأى العاصي سلامةَ بدنِهِ ومالِه، فَظَنَّ أن لا عقوبة! وغَفْلَتُه عما عُوقِب به عقوبة! وقد قال الحكماء: المعصية بعد المعصية عقابُ المعصية، والحسنةُ بعد الحسنة ثوابُ الحسنة.
Seringkali seorang pelaku maksiat mendapati keselamatan badan dan hartanya, sehingga ia pun mengira bahwa tidak ada hukuman baginya. Padahal, kelalaiannya dari dosa yang membuatnya pantas menerima hukuman, justru merupakan salah satu bentuk hukuman itu.
Sebagian ahli hikmah mengatakan, “melakukan kemaksiatan setelah kemaksiatan adalah merupakan hukuman (dari perbuatan) maksiat, sedangkan menjalankan kebaikan setelah melakukan kebaikan adalah merupakan buah (dari perbuatan) kebaikan.
(Shoidul Khothir, hlm. 65)