Kisah ini disampaikan oleh seorang pensiunan penjaga Ka’bah di bagian Hajar Aswad.
Syaikh Abdurrozaq حفظه الله تعالى bertanya padanya,
“Selama puluhan tahun engkau bertugas, adakah kisah yang menakjubkan yang engkau alami..?”
Lelaki itu kemudian menjawab,
“Ada.. suatu hari, ketika itu aku baru bertugas selama beberapa bulan lamanya. Tiba-tiba aku mendengar di antara jama’ah umroh, seorang lelaki dari Afrika Barat bagian Utara ( Maroko, Aljazair, Tunis – beliau lupa tepatnya) sedang berdo’a,
“Ya Allah, teman-temanku seluruhnya telah engkau beri anak. Saudara-saudaraku seluruhnya telah engkau beri anak. Sedangkan aku, belum punya anak. Segala cara telah aku tempuh, namun belum berhasil. Maka berikanlah aku anak ya Allah..”
Lelaki itu berdo’a dengan sungguh-sungguh dan khusyuk. Hingga Allah jadikan aku mengingat wajahnya, dan mengingat suaranya.
Kemudian waktu berlalu hingga belasan atau 20an tahun lamanya. Ketika itu aku sedang kembali bertugas di dekat Ka’bah, dan tiba-tiba aku mendengar suara yang sama dengan 20 tahun lalu yang aku dengar. Lelaki yang sama datang dan kembali berdo’a. Namun do’anya kali ini berbeda.
“Ya Allah, cabutlah nyawa anakku. Matikanlah anakku. Anakku ini memalukan aku dan keluargaku. Dia durhaka kepadaku..” dan lelaki ini terus menyebutkan kenakalan anaknya.
Aku lihat orang itu dan aku sadar, ini adalah orang yang dulu, yang 20 tahun lalu meminta agar ia diberi anak. Maka akupun berjalan kepadanya dan menariknya keluar dari kerumunan.
“Engkau yang 20 tahun lalu berdo’a di sini, berdoa meminta anak. Iya kan..??”
“Iya..” ujarnya dengan penuh kaget.
“Dengar, sungguh engkau telah berbuat zholim pada anakmu 2 kali. Aku mendengar do’amu 20 tahun yang lalu, dan engkau hanya meminta kepada Allah anak. Engkau tidak meminta anak yang sholeh. Engkau hanya bilang ‘semua orang Engkau beri anak, maka berikanlah kepadaku anak..’
Engkau tidak bilang ‘ya Allah berikanlah aku anak yang sholeh..’ Kau telah zholim pada anakmu..
Yang kedua, kenapa engkau tak berdo’a agar Allah memberikan hidayah pada anakmu..?? Ini adalah kezholimanmu yang kedua..”
Dan subhanallah, orang itu terperanjat.
“Sini ikut aku, dan engkau berdo’a lagi kepada Allah agar Allah beri hidayah kepada anakmu..”
Maka lelaki itupun berdo’a dengan sungguh-sungguh hingga menangis, berharap Allah berikan hidayah pada anaknya dan menyesali perbuatannya.
Kemudian keduanya pun berpisah..
Setahun berjalan, maka sang lelaki itupun kembali datang ke tanah suci, dan kali ini ia membawa anaknya.
Kali ini sang anak sudah tampak padanya bahwa ia telah hijrah. Telah menjadi anak yang taat dan penurut, dan telah menjadi anak yang sholeh. Singkat cerita, kami bertiga pun bertemu. Maka akupun bertanya kepadanya,
“Bagaimana ceritanya engkau bisa berubah..?”
Maka pemuda itupun menjawab,
“Suatu ketika aku mendengar adzan di waktu Ashar, dan aku tidak tahu mengapa, Allah jadikan hatiku sangat ingin datang sholat berjama’ah di masjid. Yang biasanya aku malas, tiba-tiba muncul keinginan untuk berubah. tiba-tiba aku ingin ke Masjid..”
“Kapan tepatnya kejadian itu..?”
Pemuda itupun menjawab dengan lebih detail, dan setelah dicocokkan dengan waktu Saudi, itulah hari dan jam yang sama ketika sang ayah berdo’a kepada Allah agar anaknya diberi hidayah.
Maasyallah. Tepat di saat sang ayah berdo’a agar anaknya diberi hidayah, saat itu juga Allah beri hidayah kepada anaknya. Padahal lokasi mereka jauh terpisah..
Inilah di antara kisah menakjubkan dari terkabulnya do’a. Mau anak senakal apapun, atau bagaimanapun, apabila itu maslahat, maka Allah akan kabulkan..”
—
Dikisahkan oleh,
Ustadz DR. Firanda Andirja MA, حفظه الله تعالى
Diposting oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
ref : http://surl.li/eykrv