Category Archives: Mutiara Salaf

Jagalah Allah

Rosulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

احفظ الله يحفظك

“Jagalah Allah niscaya Allah menjagamu..” (HR. Attirmidzi)

Al Hafidz Ibnu Rojab rohimahullah berkata,

وحفظ الله لعبده نوعان :
‏حفظه في دنياه كحفظ بدنه وأهله وماله ،
‏وحفظه في دينه من الشبهات و الشهوات ،
‏وهذا أشرف النوعين .

Penjagaan Allah kepada hamba-Nya ada dua macam :

1. Dijaga dunianya – yaitu dijaga badannya, keluarga dan hartanya.

2. Dijaga agamanya dari syubhat dan syahwat – dan ini yang paling mulia.

(Jaami’ul Uluum wal Hikam 556)

Penterjemah,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Termasuk Diantara Perangai Kemunafikan

Imam Ibnu Rojab al-Hambali rohimahullah menjelaskan,

ومِنْ أعظم خِصال النفاق العملي: أن يعملَ الإِنسان عملًا ويُظهرَ أنه ‌قصد ‌به
‌الخيرَ، وإنَّما عمله ليتوصَّل به إلى غرض له سيِّءٍ، فيتمّ له ذَلك،
ويتوصَّل بهذه الخديعةِ إلى غرضه، ويفرح بمكره وخِداعه وحَمْدِ النَّاس له
على ما أظهره، وتوصل به إلى غرضه السيِّء الذي أبطنه.

Termasuk perangai kemunafikan ‘amali (perbuatan) yang paling besar adalah seseorang mengerjakan suatu amal sholeh dan menampakkan bahwa niatnya baik, padahal sebetulnya dia punya kepentingan yang tidak baik.

Dia hanya menjadikan amal tersebut sebagai sarana menuju kepentingannya.

Dia akan merasa senang saat rencana jahatnya itu berhasil dan saat orang-orang memujinya karena amalan yang dia tampakkan. Dia puas karena berhasil mewujudkan tujuan buruk yang dia sembunyikan.

(Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam, jilid 2, hlm. 493)

Dosa Hati Yang Besar

Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata,

الكبائِرُ: كالرِّياءِ، والعُجبِ، والكِبرِ، والفَخرِ، والخُيَلاءِ، والقُنوطِ من رحمةِ اللَّهِ، واليأسِ مِن رَوحِ اللَّهِ، والأمنِ مِن مَكرِ اللَّهِ، والفَرَحِ والسُّرورِ بأذى المُسلِمين، والشَّماتةِ بمصيبتِهم، ومحبَّةِ أن تشيعَ الفاحشةُ فيهم، وحَسَدِهم على ما آتاهم اللَّهُ من فضلِه، وتمنِّي زوالِ ذلك عنهم، وتوابِعِ هذه الأمورِ التي هي أشَدُّ تحريمًا من الزِّنا، وشُربِ الخَمرِ وغيرِهما من الكبائِرِ الظَّاهِرةِ، ولا صلاحَ للقَلبِ ولا للجَسَدِ إلَّا باجتنابِها، والتَّوبةِ منها، وإلَّا فهو قلبٌ فاسدٌ، وإذا فسَد القلبُ فَسَد البَدَنُ

Dosa dosa besar seperti :
– riya,
– ujub,
– sombong,
– angkuh,
– berputus asa dari rahmat Allah,
– merasa aman dari makar Allah,
– gembira dengan kepedihan dan musibah yang menimpa kaum muslimin,
– senang bila perbuatan dosa tersebar di kalangan kaum muslimin,
– hasad terhadap pemberian Allah kepada kaum muslimin dan berharap agar nikmat itu hilang dari mereka, dan
– perkara perkara yang sejenisnya yang dosanya lebih besar dari zina, minum arak dan dosa dosa besar lainnya yang bersifat lahiriyah.

Hati dan jasad tidak akan menjadi baik kecuali dengan menjauhi (dosa dosa tsb) dan bertaubat darinya.

Jika tidak maka hati menjadi rusak, dan bila hati rusak maka badanpun rusak.

(Madaarijus Saalikiin 1/133)

Buah Manis Dari Ketakwaan Dan Memperbanyak Istighfar

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:

إن اللّٰه ضمن للمتقين أن جعل لهم مخرجا مما يضيق على الناس، وأن يرزقهم من حيث لا يحتسبون، فيرفع عنهم ما يضرهم ويجلب لهم ما يحتاجون إليه. فإذا لم يحصل ذلك؛ دل على أن في التقوى خللا؛ فليستغفر اللّٰه ولينب إليه.

Sesungguhnya Allah menjamin untuk orang-orang yang bertakwa dengan akan menjadikan untuk mereka jalan keluar dari kesempitan yang menimpa manusia, dan memberi mereka rezeki dari arah yang tidak mereka perhitungkan, yaitu dengan menghilangkan dari mereka hal-hal yang membahayakan mereka dan memberikan apa yang mereka butuhkan.

Jadi jika hal itu tidak terjadi, maka itu menunjukkan bahwa pada ketakwaan tersebut masih terdapat kekurangan, sehingga hendaklah seorang hamba memohon ampun kepada Allah dan kembali kepada-Nya.

(Qoidah Fir Roddi ‘Alal Ghozaly Fit Tawakkul, hlm. 147)

Selalu Bersyukur Dan Istighfar

Syikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahullah berkata,

Seorang selalu berada di antara nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang wajib disyukurinya, dan dosa yang menuntut taubat.

Dalam kedua perkara inilah seorang hamba menjalani hidupnya setiap hari :
– manusia senantiasa hidup dalam nikmat dan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan
– manusia senantiasa butuh kepada taubat, istighfar.

Oleh karena itulah penghulu anak Adam dan imam orang-orang yang bertaqwa, Muhammad shollallahu ‘alayhi wasallam selalu beristighfar kepada Allah dalam semua kondisi.

(Al-Tuhfatul Iroqiyah – 1/79)

Betapa Cepatnya Dunia Melupakan Seseorang Setelah Kematiannya .. Maka Sebaik-Baik Bekal Adalah Takwa

Diriwayatkan bahwa sahabat Ali bin Abi Tholib rodhiyallahu ‘anhu pernah keluar dari perkuburan, saat sampai di tempat yang cukup tinggi, beliau menghadap ke arah kuburan itu dan berkata,

يا أهْلَ القُبُورِ! أخْبِرُونا عَنّا بِخَبَرِكُمْ أمّا خَبَرُكُمْ قِبَلَنا فالنِّساءُ قَدْ تَزَوَّجْنَ والمالُ قَدْ قُسِّمَ والمَساكِنُ قَدْ سَكَنَها قَوْمٌ غَيْرُكُمْ ثُمَّ قالَ أما واللَّهِ لَوْ نَطَقُوا لَقالُوا لَمْ نَرَ زادًا خَيْرًا مِنَ التَّقْوى

Wahai para penghuni kubur..! Sampaikanlah kepada kami berita dari kalian..!

Adapun berita dari kami :
– istri kalian telah menikah kembali,
– harta kalian telah dibagi-bagi, dan
– rumah kalian telah orang lain tempati

Beliau melanjutkan :

Ketahuilah..! Demi Allah, seandainya mereka sanggup berbicara, mereka akan berkata, ‘Kami tidak temui perbekalan yang lebih baik dari takwa..ʼ

(Al-Istidzkar – Ibnu Abdil Barr – 1/185)

Sepuluh Tanda Matinya Hati

Abu Nu‘aim al-Ashfahani rohimahullah menyebutkan dalam kitab al-Hilyah, bahwa Ibrahim bin Adham (Abu Ishaq) rohimahullah -salah seorang tabi‘in- pernah melewati sebuah pasar di kota Bashrah, maka sebagian manusia bertanya kepadanya,

Wahai Abu Ishaq, bukankah Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman,

﴿وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِیۤ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ﴾ [غافر ٦٠]

“Dan Robb kalian berfirman, “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagi kalian..” [QS. Ghofiir : 60]

Sedangkan kami, kami sudah berdo’a kepada Allah namun belum juga dikabulkan.

Maka beliau (Abu Ishaq) menjawab, “Hal demikian terjadi karena hati kalian telah mati, (yang dapat diketahui) dengan sepuluh perkara, yaitu :

1. Kalian mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, namun kalian tidak menunaikan hak-Nya.

2. Kalian membaca Alqur’an, namun kalian tidak mengamalkan kandungannya.

3. Kalian mengakui cinta kepada Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam, namun kalian tinggalkan sunnahnya.

4. Kalian mengatakan bahwa syaithan adalah musuh, namun kalian malah mengikutinya.

5. Kalian mengatakan rindu dengan Surga, namun kalian meninggalkan jalan (amal sholeh) untuk menggapainya.

6. Kalian mengatakan takut dengan neraka, namun kalian tidak lari darinya.

7. Kalian mengatakan, bahwa kematian adalah sebuah kepastian, namun kalian tidak mempersiapkan diri untuk menyambutnya.

8. Kalian lebih suka disibukkan dengan aib orang lain dan melupakan aib kalian sendiri.

9. Kalian telah merasakan nikmat Allah, namun kalian tidak menunaikan rasa syukur kepada-Nya.

10. Kalian telah menguburkan orang-orang yang telah wafat, namun kalian tidak mengambil pelajaran darinya.

Maka bagaimanakah do’a kalian akan dikabulkan..?!

(Hilyatul Auliyaa’ – 8/15)

Tanda Zuhud Terhadap Dunia Dan Manusia

Al Fudhail bin Iyadh rohimahullah berkata,

“Tanda Zuhud terhadap dunia dan manusia adalah tidak menyukai pujian mereka dan tidak peduli dengan ejekan mereka..”

(Hilyatul Auliya’ – 8/90)

Zuhud adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat untuk akherat..

Pujian manusia tidak ada manfaatnya untuk akherat kita..
Bahkan seringkali memberikan mudhorot..

Demikian pula celaan manusia tidak membahayakan akherat kita..
Bahkan dapat menguntungkan..
Kecuali bila kita baper dan membalas dendam dengan yang lebih..

Penulis,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Selalu Memuji Allah Dan Istighfar Kepada-Nya

Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata,

“Siapa yang selalu memuji Allah maka kebaikan akan selalu mengikutinya .. dan siapa yang selalu ber-istighfar maka akan terbuka semua yang terkunci..”

(Addaa wad Dawaa hal 180)

Memuji Allah dalam setiap keadaan menunjukkan keyakinan yang kuat bahwa Allah terpuji pada setiap perbuatan-Nya..
Sehingga menimbulkan sifat ridho terhadap ketentuan yang getir kepadanya..

Dan selalu memohon ampunan menunjukkan pengakuan dirinya yang banyak dosa dan kesalahan..

Sehingga kesulitan menjadi rahmat untuknya..
Karena ia merasa bahwa itu semua akibat dosa dosanya..

Dan ia yakin bahwa kesulitan itu menggugurkan dosa dosanya dan mengangkat derajatnya..

Ia yakin kesulitan itu untuk kebaikan dirinya agar memiliki jiwa yang kuat dan tabah..
Maka iapun senantiasa memuji Allah ‘Azza wajalla..

Penulis,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Tiga Golongan Penghafal Alqur’an

Al Hasan al-Bashri rohimahullah berkata,

Penghafal Alqur’an itu ada tiga golongan :

PERTAMA : orang yang membawa barang dagangan lalu membawanya dari kota ke kota untuk mendapatkan apa yang dimiliki orang.

KEDUA : orang yang menghafal huruf-huruf Alqur’an dan melalaikan hukum-hukumnya, kemudian digunakan untuk mendukung para penguasa dan mencela anak negerinya. Penghafal Alqur’an semacam ini juga banyak dan semoga Allah tidak memperbanyak mereka lagi.

KETIGA : ada orang yang membaca Alqur’an lalu meletakkan obatnya pada penyakit hatinya, begadang malam, kedua matanya bercucuran air mata, berhias khusyuk, berpakaian ketenangan dan merasakan kesedihan. Demi Allah, penghafal Alqur’an semacam ini sangat sedikit. Karena merekalah Allah menyiramkan hujan, menurunkan pertolongan, dan mengusir bencana.

(al-Tad al-Farid – 2/89)