Kisah Antara Ubadah Dengan Imam Masjid

Khalifah Al Mutawakkil (w. 247 H) pernah bertanya kepada Ubadah (salah satu jama’ah yang ikut sholat),

بلغني أنك ضربت إمام مسجد، وإن لم تأتِ بعذرٍ أدّبتُك.

Telah sampai kepadaku berita yang mengabarkan bahwa engkau memukul salah seorang Imam masjid. Bila engkau tidak mendatangkan alasan yang dapat diterima, maka aku akan memberikan pelajaran kepadamu.

Ubadah pun berkata,

يا أمير المؤمنين، مررتُ بمسجد، فأقام المؤذن، ودخلنا في الصلاة، فابتدأ الإمام فقرأ الفاتحة، وافتتح سورة البقرة،

Wahai Amirul Mu’minin .. aku mendapati sholat di sebuah masjid, ketika muadzin mengumandangkan iqomat, kami pun sholat bersama mereka. Kemudian imam memulai sholatnya dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat Al-Baqoroh.

فقلت: لعله يريد أن يقرأ آياتٍ من هذه السورة، فانتهى إلى آخرها في الركعة الأولى!

Maka aku berkata kepada diriku, ‘sepertinya dia ingin membaca beberapa ayat saja dari surat ini..’ namun ternyata dia menyelesaikan sampai ayat terakhir pada roka’at pertama.

ثم قام إلى الثانية، فلم أشك في أنه يقرأ مع الفاتحة سورة الإخلاص. فافتتح سورة آل عمران حتى أتمها!

Kemudian dia bangkit, melakukan roka’at kedua. Maka aku tidak ragu bahwa dia akan membaca surat Al-Ikhlash setelah membaca surat Al-Fatihah. Namun ternyata dia membaca surat Aali Imron sampai selesai.

ثم أقبل بوجهه على الناس، وقد كادت الشمس تطلع.

Selesai sholat, dia menghadap ke arah jama’ah, dan matahari hampir saja terbit, lantas ia berkata,

أعيدوا صلاتكم -رحمكم الله-، فإني لم أكن على طهارة.

Mohon diulangi kembali sholat kalian semuanya, semoga Allah merahmati kalian, karena sesungguhnya tadi aku sholat dalam keadaan belum bersuci.

فقمتُ إليه وصفعتُه. فضحك المتوكل من ذلك! .

Lantas aku pun bangkit lalu menamparnya. Maka khalifah al-Mutawakkil pun tertawa dengan sebab itu.

(Natsrud Duur, 18 – 2/101)

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan link kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter yang Anda miliki. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.