Sahabat Ibnu Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وسلم لما دَعَا قَوْمَهُ إِلَى الْإِيمَانِ، قَالَ أَبُو لَهَبٍ: إِذَا كَانَ مَا يَقُولُ ابْنُ أَخِي حَقًّا، فَإِنِّي أَفْتَدِي نَفْسِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْعَذَابِ بِمَالِي وَوَلَدِي، فَأَنْزَلَ اللَّهُ: ﴿مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ﴾
Ketika Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam mengajak kaumnya kepada keimanan, maka abu lahab mengatakan, “Sungguh bila yang dikatakan keponakanku ini benar, maka pada hari kiamat aku akan menebus diriku dari adzab yang pedih dengan harta dan anakku..”
Maka Allah Ta’ala menurunkan,
مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ
“Tidaklah akan berguna baginya hartanya dan apa yang telah dia usahakan..”
(Tafsir Ibnu Katsir – QS. Al-Masad : 2)