Umar bin Khotthob rodhiyallahu ‘anhu pernah memuji dan menyebutkan jasa-jasa istrinya. Beliau mengatakan,
إنها طبَّاخة لطعامي، خبازةٌ لخبزي، غسالةٌ لثيابي مرضعةٌ لولدي، وليس ذلك كُله بواجِب عليها، ويسكنُ قلبي بها عن الحرام.
Istriku adalah juru masak (yang telah menyiapkan) makanan untukku, ia telah membuatkan roti untukku, ia yang mencucikan bajuku, ia adalah wanita yang telah menyusui anak-anakku, padahal itu semua tidak wajib baginya .. dan dialah yang menenangkan hatiku dari perbuatan haram.
(Al-Kabaair – Adz-Dzahabi – 302)