DALAM MENGHADAPI MUSIBAH KEMATIAN, BAIK ITU KARENA PENYAKIT, BENCANA ALAM (GEMPA, TSUNAMI, BANJIR, TANAH LONGSOR, DLL) MAUPUN KARENA SEBAB LAINNYA, MAKA INGATLAH HADITS-HADITS BERIKUT :
.
Nabi Shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
.
“Telah diciptakan di dekat anak Adam sembilan puluh sembilan musibah (sebab kematian). Jika dia tidak terkena semua musibah itu, dia pasti mengalami ketuaan.”
.
[HR Tirmidzi, no. 2456; Syaikh al-Albani berkata, Hasan]
.
Kandungan dari “sembilan puluh sembilan” dalam hadits ini memiliki maksud yang sangat banyak, bukan membatasi dengan jumlah sembilan puluh sembilan saja. Sedangkan “maniyyah”, artinya ialah musibah atau kematian, wallahu a’lam. [Tuhfatul Ahwadzi, 6/304]
.
Berikut adalah nasihat dari Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى terkait “HAKIKAT IMAN…”
.
Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
لكل شيء حقيقة ، و ما بلغ عبد حقيقة الإيمان حتى يعلم أن ما أصابه لم يكن ليخطئه و ما أخطأه لم يكن ليصيبه ” .
“Segala sesuatu itu ada hakikatnya. Seorang hamba tidak akan sampai kepada hakekat iman sampai ia meyakini BAHWA APA YANG (DITAKDIRKAN) MENIMPANYA, TIDAK AKAN MELESET DARINYA. DAN APA YANG (DITAKDIRKAN) TIDAK MENIMPANYA MAKA TAK AKAN MENIMPANYA.” [HR Ahmad]
.
Hadits ini menunjukkan bahwa beriman kepada takdir adalah hakekat iman..
walaupun manusia berusaha tapi bila Allah tidak menakdirkan untuknya, ia tak akan meraihnya..
Walaupun Usaha itu perkara yang diperintahkan oleh Allah..
Namun, kewajiban kita hanyalah berusaha..
Allah yang menentukan..
lalu ridho dengan semua ketentuan Allah atasnya..
dan berbaik sangka bahwa Allah pasti sayang pada hambaNya..
.
ref : https://bbg-alilmu.com/
JANGAN LEWATKAN YANG BERIKUT INI:
Kumpulan Artikel Terkait Covid-19