Banyak orang menyangka:
– Sedekah mengurangi harta..
– memaafkan kezaliman orang, menjadikan orang terlihat lemah, karena tidak mampu membalas.. dan
– merendah, menjadikan orang hina.
Padahal semuanya telah dibantah oleh Nabi kita -shollallahu ‘alaihi wasallam- dalam satu haditsnya:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ، إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ
“Sedekah tidak akan mengurangi harta sama sekali.. Tidaklah Allah menambah untuk seorang hamba dari sikap memaafkan, melainkan kekuatan.. dan Tidaklah seseorang bersikap merendah (tawadhu’), melainkan Allah akan memuliakannya..” [HR. Muslim: 69].
Sungguh ini menunjukkan ke-mahakuasa-an Allah.. Dia bisa menjadikan sesuatu yang terlihat bertentangan menjadi sesuatu yang berhubungan sebab akibat.
– Sedekah, Allah jadikan penyebab bertambahnya harta.. padahal harusnya harta menjadi berkurang karenanya.
– Memaafkan, Allah jadikan penyebab kekuatan.. padahal harusnya menjadikan seseorang tampak lemah.
– Merendah, Allah jadikan penyebab kemuliaan.. padahal harusnya menjadikan dirinya rendah.
Dan masih banyak contoh-contoh yang lainnya, misalnya:
– Api mendatangkan dingin untuk Nabi Ibrahim.. [Al-Anbiya’: 69].
– Air mendatangkan api.. [At-Takwir: 6].
– Menjadikan api dari pohon yang hijau.. [Yasin: 80].
– Mendatangkan kehidupan dari kematian.. [Alu Imron: 27]
– Mendatangkan kematian dari kehidupan.. [Al-An’am: 95] .. dst.
Oleh karenanya, jangan dahulukan akal, ketika syariat mengatakan lain.. karena “Allah-lah yang tahu, sedangkan kalian tidak tahu..” [Al-Baqarah: 216].
Ditulis oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى