Melihat Malam Laylatul Qodar

Pertanyaan berikut diajukan kepada Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rohimahullah

هل ترى ليلة القدر عيانًا أي أنها ترى بالعين البشرية المجردة حيث إن بعض الناس يقولون: إن الإنسان إذا استطاع رؤية ليلة القدر يرى نورًا في السماء ونحو هذا؟وكيف رآها رسول الله ﷺ والصحابة رضوان الله عليهم أجمعين؟ وكيف يعرف المرء أنه قد رأى ليلة القدر؟ وهل ينال الإنسان ثوابها وأجرها وإن كانت في تلك الليلة التي لم يستطع أن يراها فيها؟ نرجو توضيح ذلك مع ذكر الدليل

Apakah Laylatul Qodar itu bisa dilihat dengan mata, yakni bisa dilihat dengan mata manusia saja..? Yang mana sebagian manusia mengatakan: Sesungguhnya manusia jika berhasil melihat Laylatul Qodar, dia akan melihat cahaya di langit dan semisal ini.
Bagaimana dulu Rosulullah shallallahu ‘alihi wa sallam dan para sahabatnya melihatnya..?

Dan bagaimana seorang itu tahu kalau dirinya telah melihat Laylatul Qodar..? Apakah seorang tetap mendapatkan pahala dan keutamaannya sekalipun terjadi Laylatul Qodar di malam yang ia tidak bisa melihatnya..?
Kami harap penjelasan akan hal itu dengan dalilnya.

Jawaban:

Terkadang Laylatul Qodar itu bisa terlihat dengan mata oleh orang yang Allah Ta’ala beri taufiq untuk itu dengan melihat tanda-tandanya. Dan dahulu para sahabat rodhiallahu ‘anhum mencirikan Laylatul Qodar dengan tanda-tandanya.

Akan tetapi tidak terlihatnya (Laylatul Qodar) itu tidak menghalangi seorang untuk meraih keutamaannya bagi orang yang menghidupkan sholat malamnya karena iman dan mengharap pahala. Maka sebaiknya seorang muslim itu tetap bersungguh-sungguh dalam mencarinya di sepuluh malam terakhir Ramadhan, sebagaimana Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan, dalam rangka mencari pahala dan ganjaran.

Maka jika sholat malamnya karena dorongan iman dan mengharap pahala itu bertepatan dengan malam tersebut, maka ia akan meraih pahala nya, sekalipun ia tidak mengetahuinya.

Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

“Barang siapa yang sholat malam di Laylatul Qodar karena Iman dan mengharap pahala, dia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu..” (H.R Al-Bukhari)

Dalam riwayat lainnya:

من قامها ابتغاءها ثم وقعت له غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر

“Barangsiapa yang sholat malam mengharapkan Laylatul Qodar kemudian dia mendapatinya, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang..” (H.R Ahmad)

Dan telah tetap dari Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam, hadits yang menunjukkan bahwasanya di antara tanda-tanda (Laylatul Qodar) adalah terbitnya matahari di pagi harinya itu tidak menyilaukan.

Dahulu Ubai bin Ka’ab rodhiallahu ‘anhu bersumpah kalau itu adalah malam yang ke duapuluh tujuh dengan berdalilkan tanda-tanda ini.

Dan yang rojih hal itu berpindah-pindah di malam-malam kesepuluh semuanya, dan malam ganjil itu yang lebih pantas. Dan malam kedua-puluh tujuh itu malam ganjil yang paling diharapkan dalam hal itu.

Dan barang siapa yang bersungguh-sungguh dalam sepuluh malam terakhir semuanya, dengan sholat malam, membaca Al-Qur’an dan berdo’a dan selainnya dari amalan-amalan baik, niscaya ia akan mendapatkan Laylatul Qodar tanpa ragu lagi. Dan dia beruntung dengan apa yang Allah janjikan bagi orang yang beribadah di Laylatul Qodar jika melakukannya karena iman dan mengharap pahala.

Dan Allah lah tempat meminta Taufiq. Semoga Sholawat dan salam terlimpah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga beliau dan sahabat beliau..”

? Sumber || http://www.binbaz.org.sa/fatawa/372

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan link kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter yang Anda miliki. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.