Allah Ta’ala berfirman:
يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُن مَّعَكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ وَلَـٰكِنَّكُمْ فَتَنتُمْ أَنفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِيُّ حَتَّىٰ جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ وَغَرَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُورُ’
“Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin), “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kalian..?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kalian menfitnah diri kalian sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kalian ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kalian telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu..” (Al-Hadid – 14)
Ibnu Katsir rohimahullah berkata,
“Sebagian salaf menafsirkan makna memfitnah diri kalian sendiri yaitu memfitnah diri dengan kelezatan dunia, maksiat dan syahwat..” (Tafsir Ibnu Katsir)
Namun kita lebih senang memfitnah diri kita sendiri..
Dengan kenikmatan syahwat dunia..
Sehingga menunda nunda taubat..
Membuat jiwa lebih tentram dengan kelezatan syahwat dibanding kelezatan taat..
Maka jagalah diri kita dari api neraka..
Jangan campakkan ia dalam fitnah dunia..
Penulis,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى