All posts by BBG Al Ilmu

Sekedar Renungan…

Allah ta’ala berfirman yang artinya:
Kalau bukan karena Kami mengokohkan (hati)mu..
Tentu kamu akan condong kepada mereka.”
(Al Israa: 74).

Bila itu untuk Nabi..
Bagaimana dengan kita..
Ketika Allah memilih kita untuk menapaki hidayah-Nya..
Itu bukan karena kita punya kelebihan atau karena
kataatan..

Namun karena rahmat Allah yang menyapa..
Semoga kita tidak tertipu dengan
banyaknya amal ibadah..

Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

da161013-0617

Untuk Para Istri Sholihah…

Syaikhul Islam berkata,

وليس على المرأة بعد حق الله ورسوله أوجب من حق الزوج

Tidak ada hak yang lebih wajib untuk ditunaikan seorang wanita –setelah hak Allah- dari pada hak suami” (Majmuu’ Al-Fataawaa 32/260)

Ibnul Jauzi berkata,

«وينبغي للمرأة العاقلة إذا وجدت زوجًا صالحًا يلائمها أن تجتهد في مرضاته، وتجتنب كل ما يؤذيه، فإنها متى آذته أو تعرضت لما يكرهه أوجب ذلك ملالته، وبقي ذلك في نفسه، فربما وجد فرصته فتركها، أو آثر غيرها، فإنه قد يجد، وقد لا تجد هي، ومعلوم أن الملل للمستحسن قد يقع، فكيف للمكروه»

Seyogyanya seorang wanita yang berakal jika ia mendapatkan seorang suami yang sholeh yang cocok dengannya untuk bersungguh-sungguh berusaha untuk mencari keridoan suaminya dan menjauhi seluruh perkara yang menyakiti suaminya.

Karena kapan saja ia menyakiti suaminya atau melakukan sesuatu yang dibenci suaminya maka akan membuat suaminya bosan dengannya, dan kebencian tersebut akan tersimpan di hati suaminya. Bisa jadi sang suami mendapatkan kesempatan maka sang suami akan meninggalkannya atau mengutamakan istrinya yang lain. Karena sang suami bisa jadi mendapatkan (istri yang baru) sedangkan ia belum tentu mendapatkan (suami yang baru).

Padahal diketahui bersama bahwasanya rasa bosan itu bisa menimpa pada perkara yang baik, bagaimana lagi terhadap perkara yang dibenci
(Ahkaamun Nisaa’ li Ibnil Jauzi)

Imam Ahmad pernah berkata tentang istrinya Ummu Sholeh ‘Abbasah binti Al-Fadhl,

أقامت أم صالح معي ثلاثين سنة، فما اختلفت أنا وهي في كلمة.

Ummu Sholeh tinggal bersamaku selama tiga puluh tahun, tidak pernah kami berselisih dalam satu permasalahanpun” (Taarikh Bagdaad 14/438)

Ustadz DR. Firanda Andirja MA, حفظه الله تعالى

 

da021116-2002

Tentu Berbeda…

Sungguh beda antara seorang yang sholat hendak mencari kekhusyu’an dengan seseorang yang sholat hanya sekedar bisa terlepas dan terbebaskan dari beban kewajiban….

Orang yang bertekad sholat dengan khusyuk tentunya ia akan serius mempersiapkan dirinya…,
segera ke mesjid…,
sholat sunnah terlebih dahulu…,
membaca Al-Qur’an…
hingga hatinya siap bermunajat kepada Allah…

Adapun seseorang yang telah dikumandangkan adzan ia masih sibuk dengan dunia…,
masih asyik bercengkerama dengan para sahabat dan tamunya…
lalu begitu dikumandangkan iqomat iapun melompat bersegera dengan begitu semangat menuju mesjid, lalu masuk dalam sof sholat tatkala raka’at kedua atau ketiga, bahkan disertai deru nafas yang ngos-ngosan…
sementara urusan dunia masih terngiang-ngiang di benaknya….
lantas bagaimana bisa khusyuk??

Sudahkah kita setiap akan sholat berniat hendak meraih kekhusyu’an sehingga bisa merasakan ledzat dan indahnya bermunajat kepada Allah ??? Jika Allah mengetahui tekad kita ini maka niscaya Allah akan memudahkan…

Sungguh menakjubkan Sa’id Ibnul Musayyib rahimahullah salah seorang ulama tabi’in yang pernah berkata :

ما أَذَّنَ المُؤَذِّنُ مُنْذُ ثَلاَثِيْنَ سَنَةً إلاَّ وَأَنَا فِي المَسْجِدِ

Tidaklah mu’adzin mengumandangkan adzan semenjak 30 tahun kecuali saya sudah di masjid

Ia juga berkata :

ماَ فَاتَتْنِي الصلاةُ في جَمَاعةٍ منذ أَربَعِيْنَ سَنَةً

Aku tidak pernah ketinggalan sholat berjama’ah semenjak 40 tahun
(Siyar A’laam An-Nubalaa’ 4/221)

Ustadz DR. Firanda Andirja MA,  حفظه الله تعالى

 

da280413-1713

Lupa Penyakit Sendiri…

Begitu perhatiannya kita untuk berkeliling mencari obat tatkala tubuh kita sakit…

Namun pernahkah kita serius untuk mengobati penyakit yang jauh lebih berbahaya? Yaitu penyakit-penyakit hati…??

Bagaimana kita serius…,
sementara kita tidak merasa berpenyakit hati…!!!,
kita merasa hati kita bersih…!!??

Seorang berpenyakit hati berkata kepada seorang dokter :

سـقامي من مُقـارفةِ الخَطـايا..
وليـس مِنَ الزُّكامِ ولا السُّـعالِ..

Penyakitku disebabkan dosa-dosa yang kulakukan
Bukan karena pilek ataupun pening

فإن كنـتَ الطَّبيبَ فما عـلاجٌ..
لذنـبٍ فَوْق رأسـي كالجبـالِ؟؟

Jika engkau adalah benar-benar seorang dokter maka apakah obat penyakitku ?

نُسـائلُ مـا الدَّواءُ إذا مَرِضـنا..
وداءُ القَـلْبِ أولـى بالسُّـؤالِ..

Kita selalu bertanya tentang obat jika kita sakit
Padahal penyakit hati kita lebih utama untuk kita tanyakan akan obatnya…

Ya Allah sembuhkan dan bersihkan hati kami dari penyakit-penyakitnya baik yang kami sadari maupun yang tidak kami sadari…

Ustadz DR Firanda Andirja MA, حفظه الله تعالى

 

da071013-1804

Iman Dan Amal…

Imam Az Zuhri rohimahullah berkata,
Kami dahulu berkata, “Islam itu harus dengan iqrar (penetapan), dan iman harus dengan amal. Iman adalah perkataan dan perbuatan yang beriringan, tidak bermanfaat salah satunya tanpa yang lainnya.

Semua orang pasti akan ditimbang perkataan dan amalnya; bila amalnya lebih berat dari perkataannya maka ia akan naik kepada Allah.. Dan jika perkataannya lebih berat dari amalnya, maka ia tidak naik kepada Allah.” (Majmu’ fatawa ibnu Taimiyah 7/295).

Kita terkadang lebih pandai berbicara..
Tapi tidak pandai beramal..
Padahal salaf terdahulu..
Lebih memperhatikan amal dari berkata..

Allahummaghfir lanaa dzunuubanaa..

Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc,  حفظه الله تعالى

 

da120913-2255

Sibuk Memikirkan Sesuatu…

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata,
“Berfikir adalah asal segala ketaatan, dan asal semua kemaksiatan.”
(Miftah Daar As Sa’adah hal. 226).

Kok bisa begitu ya?..
Setelah direnungkan.. Betul juga..
Memikirkan sesuatu biasanya akan merubah suasana hati..
Lalu menimbulkan niat dan keinginan..
Sedangkan niat adalah awal perbuatan..

Ketika seseorang memikirkan tujuan kehidupannya..
Ia ingat kehidupan setelah kematian..
Suasana hatipun berubah..
Timbullah keinginan untuk berbuat ketaatan..

Ketika seorang istri melihat keburukan suaminya..
Ia sibuk memikirkan keburukan tersebut..
Hingga hilang semua kebaikan suaminya..
Timbullah perbuatan nusyuz.. Atau setidaknya berkurang rasa cintanya..
Padahal mungkin suaminya sudah banyak berbuat baik kepadanya..

Ketika seorang lelaki melihat wanita jelita..
Lalu ia sibuk membayangkan keindahannya..
Ia pun lupa dari berdzikir kepada Allah..
Lupa bahwa bidadari surga lebih indah dan jelita..
Lalu muncul keinginan yang terlarang..

Ketika melihat gemerlapnya dunia..
Ia berfikir.. Dan terus sibuk memikirkannya..
Seperti orang yang melihat kemewahan si Qorun..
Ia berkata, “Andai aku kaya seperti dia.. Duhai beruntung sekali rasanya..
Suasana hatinya berubah.. Ia menilai kehormatan sebatas dengan kekayaan.. Kedudukan.. Dan kenikmatan dunia..
Sementara temannya yang mukmin berkata..
“Celaka kamu.. Pahala Allah lebih baik dan lebih kekal..
Dunia hanyalah kesenangan sesaat..
Lalu ia akan hancur dan musnah..

Hari ini..
Esok dan lusa..
Kita sibuk berfikir apa ??
Moga Allah memberi kita kekuatan untuk selalu berfikir positif..

Aamiin..

Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

da240913-0822

Hadits Palsu Seputar Nishfu Sya’ban…

Beberapa Hadits yang sangat populer dimalam bulan Rajab, sya’ban, Malam Jum’at, Idul Fithri dan Idul Adha

Rasululullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

خَمْسُ لَيالٍ لا تُرَدُّ فِيهِنَّ الدَّعْوَةُ أوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبانَ وَلَيْلَةُ الجُمُعَةِ وَلَيْلَةُ الفِطْرِ وَلَيْلَةُ النَّحْرِ .

Artinya: ” Ada 5 malam yang do’a tidak tertolak pada 5 malam tersebut:
1.malam pertama bulan Rajab
2.malam Nisfu Sya’ban
3.malam Jum’at
4.malam ‘Idul Fitri
5.malam ‘Idul Adhha.
(HR. Imam al-Dailamiy, Imam Ibn Asakir dan Imam al-Bayhaqiy)

Hadits PALSU lihat ke silsilah dhoifah dan maudhuah syaikh albani jilid 3 no :1452

Ahmad Ferry Nasution, حفظه الله تعالى

da220613

 

Riya’ Terselubung…

Syaitan tidak berhenti berusaha menjadikan amalan anak Adam tidak bernilai di sisi Allah. Diantara cara jitu syaitan adalah menjerumuskan anak Adam dalam berbagai model riyaa’. Sehingga sebagian orang “KREATIF” dalam melakukan riyaa’, yaitu riyaa’ yang sangat halus dan terselubung. Diantara contoh kreatif riyaa’ tersebut adalah :

Pertama : Seseorang menceritakan keburukan orang lain, seperti pelitnya orang lain, atau malas sholat malamnya, tidak rajin menuntut ilmu, dengan maksud agar para pendengar paham bahwasanya ia tidaklah demikian. Ia adalah seorang yang dermawan, rajin sholat malam, dan rajin menuntut ilmu. Secara tersirat ia ingin para pendengar mengetahui akan amal ibadahnya.

Model yang pertama ini adalah model riya’ terselubung yang terburuk, dimana ia telah terjerumus dalam dua dosa, yaitu mengghibahi saudaranya dan riyaa’, dan keduanya merupakan dosa besar. Selain itu ia telah menjadikan saudaranya yang ia ghibahi menjadi korban demi memamerkan amalan sholehnya

Ke-2: Seseorang menceritakan nikmat dan karunia yang banyak yang telah Allah berikan kepadanya, akan tetapi dengan maksud agar para pendengar paham bahwa ia adalah seorang yang sholeh, karenanya ia berhak untuk dimuliakan oleh Allah dengan memberikan banyak karunia kepadanya.

Ke-3 : Memuji gurunya dengan pujian setinggi langit agar ia juga terkena imbas pujian tersebut, karena ia adalah murid sang guru yang ia puji setinggi langit tersebut. Pada hakikatnya ia sedang berusaha untuk memuji dirinya sendiri, bahkan terkadang ia memuji secara langsung tanpa ia sadari. Seperti ia mengatakan, “Syaikh Fulan / Ustadz Fulan…luar biasa ilmunya…, sangat tinggi ilmunya mengalahkan syaikh-syaikh/ustadz-ustadz yang lain. Alhamdulillah saya telah menimba ilmunya tersebut selama sekian tahun…”

Ke-4 : Merendahkan diri tapi dalam rangka untuk riyaa’, agar dipuji bahwasanya ia adalah seorang yang low profile. Inilah yang disebut dengan “Merendahkan diri demi meninggikan mutu”

Ke-5 : Menyatakan kegembiraan akan keberhasilan dakwah, seperti banyaknya orang yang menghadiri pengajian, atau banyaknya orang yang mendapatkan hidayah dan sadar, akan tetapi dengan niat untuk menunjukkan bahwasanya keberhasilan tersebut karena kepintaran dia dalam berdakwah

Ke-6 : Ia menyebutkan bahwasanya orang-orang yang menyelisihinya mendapatkan musibah. Ia ingin menjelaskan bahwasanya ia adalah seorang wali Allah yang barang siapa yang mengganggunya akan disiksa atau diadzab oleh Allah.

Ini adalah bentuk tazkiyah (merekomendasi) diri sendiri yang terselubung.

Ke-7 : Ia menunjukkan dan memamerkan kedekatannya terhadap para dai/ustadz, seakan-akan bahwa dengan dekatnya dia dengan para ustadz menunjukkan ia adalah orang yang sholeh dan disenangi para ustadz. Padahal kemuliaan di sisi Allah bukan diukur dari dekatnya seseorang terhadap ustadz atau syaikh, akan tetapi dari ketakwaan. Ternyata kedekatan terhadap ustadz juga bisa menjadi ajang pamer dan persaingan.

Ke-8 : Seseorang yang berpoligami lalu ia memamerkan poligaminya tersebut. Jika ia berkenalan dengan orang lain, serta merta ia sebutkan bahwasanya istrinya ada 2 atau 3 atau 4. Ia berdalih ingin menyiarkan sunnah, akan tetapi ternyata dalam hatinya ingin pamer. Poligami merupakan ibadah, maka memamerkan ibadah juga termasuk dalam riyaa’.

Para pembaca yang budiman, ini sebagian bentuk riyaa’ terselubung, semoga Allah melindungi kita dari terjerumus dalam bentuk-bentuk riyaa’ terselubung tersebut. Tidak perlu kita menuduh orang terjerumus dalam riyaa’ akan tetapi tujuan kita adalah untuk mengoreksi diri sendiri.

Hanya kepada Allahlah tempat meminta hidayah dan taufiiq

Firanda Andirja, حفظه الله تعالى

da020513

6 Orang Yang Diijabah Doanya…

1. Orang yang berpuasa.

2. Orang yang dizalimi.

3. Orang yang sedang safar.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ثلاث دعوات مستجابات دعوة الصائم و دعوة المظلوم و دعوة المسافر

“Tiga orang yang do’anya diijabah: do’a orang yang berpuasa, do’a orang yang dizalimi, dan doa orang yang sedang safar.” (Shahih
Jami’ no 3030).

4. Doa orang tua untuk anaknya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ثلاث دعوات مستجابات لاشك فيهن دعوة الوالد على و دعوة المسافر و دعوة المظلوم

“Tiga do’a yang pasti diijabah: doa orang tua untuk anaknya, doa musafir dan doa orang yang dizalimi.” (Shahih Jami’ no 3031).

5. Orang yang banyak berdzikir.

6. Pemimpin yang adil.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:

ثلاثة لا يرد الله دعاءهم الذاكر الله كثيرا والمظلوم والإمام المقسط

“Tiga orang yang do’anya tidak ditolak Allah: orang yang banyak berdzikir, orang yang dizalimi dan pemimpin yang adil.” (Shahih Jami’ 3064).

Badru Salam, حفظه الله تعالى

 

da011413

Renungan Ibnul Mubarak Rahimahullah…

Ibnu Mubarak rahimahullah sering memilih duduk (membaca Al Qur’an & Hadits-hadits Nabi) di rumah beliau.

Beliau pun ditanya: “Apakah engkau tidak jenuh berada di rumah ?”

Beliau menjawab: “Bagai­mana mungkin aku jenuh sedangkan aku bersama Rasulullah dan para shahabatnya ?!”
(Siyar A’laamin Nubalaa’)

Inilah perasaan seorang pecinta Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam , ia menikmati saat-saat ia membaca dan mengkaji sunnahnya.

Pernahkah kita mendapatkan sepucuk surat dari orang yang kita cintai? Bagaimana perasaan kita? Apakah kita bosan dan jenuh?

Tentu tidak, hati kita berbunga, kita menikmati kebersamaan kita dengan dirinya walaupun hanya dengan sepucuk surat. Kita tidak beranjak dari tempat kita sampai kita menyelesaikan seluruh isi surat itu, bahkan tidak jarang kita baca kembali dari awal untuk yang ke-2 kalinya.

Itulah perasaan yang bersemi di dalam lubuk hati pencinta Allah dan Rasul-Nya saat ia membaca firman-Nya atau hadits Nabi-Nya.

Pertanyaan yang masih mengganjal, bagaimana dengan kita? Sudahkah kita memiliki perasaan tersebut saat kita membaca Al Qur’an, hadits atau berada di majlis ilmu ??

Allahul musta’aan

Muhammad Nuzul Dzikry, حفظه الله تعالى

 

da260413