MUTIARA SALAF : Tentang Rasa Takut dan Harap Kepada Allah Ta’ala

Fudhail bin ‘Iyadh rohimahulloh berkata,

“Rasa takut lebih baik daripada rasa harap selama seseorang dalam keadaan sehat. Lalu apabila ajal menghampirinya, maka rasa harap lebih baik daripada rasa takut.. Jika pada masa sehatnya dia melakukan kebaikan, tentu akan menjadi besar rasa harap dan baik sangkanya (kepada Allah Ta’ala) saat kematian (menghampirinya)..

(Tapi) bila pada masa sehatnya dia melakukan keburukan, tentu dia akan berburuk sangka ketika (kematian) menghampirinya, dan tidak akan bertambah rasa harapnya (kepada Allah)..”

[ Hilyatul Auliya’ – 8/89 ]

ARTIKEL TERKAIT
Mutiara Salaf – KOMPILASI ARTIKEL

Yang Lebih Baik Dari Dirham

Syaikh al-Utsaimin rohimahullah berkata :

“Setiap manusia yang mengghibahi orang lain, maka hakikatnya dia telah memberikan amal sholihnya kepada orang itu. Oleh karena itu sebagian salaf mengatakan : “Aku ingin memberikan dirham kepada orang yang telah mengghibahiku, karena dia telah memberikan kepadaku yang lebih baik daripada dirham, yaitu amal sholihnya”

[ Al-Liqo asy-Syahri hal 58 ]

ARTIKEL TERKAIT
Nasihat Ulama – KOMPILASI ARTIKEL

Musim-Musim Ketaatan

Telah berlalu bulan ramadhan dengan berbagai kenangannya yang indah..

Kini kita bersiap dengan kesempatan bulan syawal dengan puasa enam harinya..

Setelah syawal, di depan kita ada tiga bulan haram yang mulia berturut-turut yaitu dzul qo’dah, dzulhijjah dan muharrom..

Semua itu adalah musim-musim ketaatan sebagai rahmat dari Allah kepada kaum mukminin..
Agar mukmin selalu berpindah dari ketaatan menuju ketaatan lainnya..

Allah ta’ala berfirman

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ

“Bila kamu telah selesai maka berdirilah.”

Ibnu Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu berkata (menafsirkan ayat tsb) : “Apabila kamu telah melaksanakan sholat lima waktu maka berdirilah menuju qiyaamulail..” (Tafsir Ibnu Katsier).

Maka mintalah kepada Allah kekuatan untuk dapat mempergunakan kesempatan musim musim ketaatan yang agung ini dengan ketaatan..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Percakapan Penduduk Surga

Percakapan penduduk surga

وَاَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍ يَّتَسَاۤءَلُوْنَ

Dan sebagian mereka berhadap-hadapan satu sama lain saling bertanya.

قَالُوْٓا اِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِيْٓ اَهْلِنَا مُشْفِقِيْنَ

Mereka berkata, “Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab).

فَمَنَّ اللّٰهُ عَلَيْنَا وَوَقٰىنَا عَذَابَ السَّمُوْمِ

Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka.

اِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلُ نَدْعُوْهُۗ اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمُ

Sesungguhnya kami dahulu (di dunia) menyembah-Nya . Dialah Yang Maha Melimpahkan Kebaikan, Maha Penyayang.”
(Ath Thuur 26-28)

Saat berada di keluarga merasa takut…
Renungkanlah kalimat ini wahai para suami…

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Antara Bahagia dan Bergembira

Dalam alqur’an kata SA’ID artinya bahagia hanya untuk penduduk surga..
Baca surat Hud: 108

وَأَمَّا ٱلَّذِينَ سُعِدُوا۟ فَفِى ٱلْجَنَّةِ خَٰلِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَ ۖ عَطَآءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ

“Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.”

Adapun di dunia Allah tidak menggunakan kata sa’id (bahagia). Namun Allah menggunakan kata FARAH (bergembira). Allah berfirman:

وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ

“Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit)”.

Dan bergembira dengan dunia yang menyebabkan kelalaian itu dicela oleh Allah.

Itu menunjukkan bahwa kebahagiaan yang hakiki itu adalah dengan iman dan ketaatan.
Adapun para pemilik kekayaan yang tak beriman, hati mereka tak akan pernah bahagia. Selalu dirundung dengan kekuatiran, kesempitan, dan penyakit penyakit hati lainnya…

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Penyebab Kelapangan Hati

Tauhid dan Keimanan kepada Allah menyebabkan kelapangan hati. Dan hati yang luas dan lapang menimbulkan kesabaran, ketabahan, kedermawanan, keikhlasan, ketaatan dan ketaqwaan.

Sedangkan kekufuran menyebabkan kesempitan dada. Dan kesempitan dada menimbulkan berbagai penyakit hati.

Allah menyifati surga itu luas dan lapang.

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang  disediakan untuk orang orang yang bertaqwa.” (Ali Imran: 133)

Dan menyifati kesempitan untuk penduduk neraka

اِنَّهَا عَلَيۡهِمۡ مُّؤۡصَدَةٌ

“Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka,

فِىۡ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ

(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.” (Surat Al Humazah)

Demikianlah.. balasan itu sesuai dengan jenis perbuatan…

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Renungan Ayat – 8

Allah Ta’ala berfirman tentang kisah ini:

إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم مَّا لَيْسَ لَكُم بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِندَ اللَّهِ عَظِيمٌ

“(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar..”
(An Nuur: 15)

Ayat ini berbicara tentang kisah ‘Aisyah yang dituduh berzinah. Tersebar dari mulut ke mulut menjadi issu yang hangat.

Allah turunkan ayat ini sebagai peringatan untuk kita agar berhati hati membicarakan kehormatan seorang muslim. Jangan mudah menerima tuduhan begitu saja. Namun hendaklah benar benar kita periksa.

Ketika kita menganggap remeh suatu dosa, maka menjadi besar di sisi Allah. Oleh karena itu Allah mengatakan: “Dan kamu menganggapnya ringan, padahal di sisi Allah besar..”

Masuk dalam ayat ini semua orang yang gemar menebar issu bohong yang berhubungan dengan kehormatan seorang hamba Allah yang shalih.

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

ARTIKEL TERKAIT
Renungan Ayat – 7

Renungan Hadits

Nabi shollallahu alaihi wa sallam bersabda:

وليأتين على الناس زمان يتعلمون فيه القرآن، يتعلمونه ويقرأونه، ثم يقولون قد قرأنا وعلمنا، فمن ذا الذى هو خير منا ؟ فهل فى أولئك من خير ” . قالوا يا رسول الله، من أولئك ؟ .. قال :
” أولئك منكم، وألئك هم وقود النار “

“Benar benar akan datang kepada manusia suatu zaman, mereka mempelajari alquran dan menghafalnya. Kemudian mereka berkata, “Kita telah menghafal dan memahaminya, maka adakah orang yang lebih baik dari kami ?”

Nabi bersabda, “Apakah (menurut kalian) mereka ada kebaikannya ?”
Para shahabat berkata, “Siapakah mereka wahai Rosulullah ?”
Beliau bersabda, “Mereka itu termasuk dari kalian (umat islam). Mereka itu adalah bahan bakar api Neraka.”

(HR. Ath Thabrani, hasan lighairihi).

Sebuah hadits yang perlu kita camkan..
Merasa lebih baik karena keilmuan atau ibadah atau hafalan dan sebagainya membuat amalan tersebut sia sia..

Mungkin kita merasa telah memperjuangkan Islam..
Mungkin kita merasa telah banyak hafal ayat dan riwayat..
Mungkin kita merasa telah dalam ilmunya..
Lalu kita merasa paling baik dan meremehkan orang lain..
Seperti ini sifat orang-orang yang akan menjadi bahan bakar api Neraka…

Na’udzu billahi min dzalik..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Menebar Cahaya Sunnah