Nasehat Tentang Lisan

Ustadz Djazuli, Lc, حفظه الله تعالى

Untaian nasihat ulama salaf tentang lisan.

Saudaraku!

Orang yang beriman itu selalu berpikir sebelum berbicara..

Orang yang tidak bisa menjaga lisannya maka dia tidak akan bisa memperbaiki amalnya..

Tahukah kamu 2 manfaat besar dari menjaga lisan:
1. Hati dan agamanya akan selalu Allah jaga
2. Akan diberi pemahaman yang baik dan kuat oleh Allah

Orang tidak bisa menjaga lisannya akan kehilangan kewibawaannya..

Jangan gunakan lisan kecuali dalam 9 perkara:
1. Untuk bertasbih
2. Untuk bertahmid
3. Untuk bertanya tentang ilmu dan kebaikan
4. Untuk berlindung kepada Allah dari segala keburukan
5. Untuk menegakkan perkara yang ma’ruf
6. Untuk mencegah kemunkaran
7. Untuk membaca Al-qur’an
8. Untuk bertahlil
9. Untuk bertakbir

Semoga bermanfaat!

Mengapa Kalian Kalah ?

Ustadz Badru Salam, Lc, حفظه الله تعالى
Setelah perang yarmuk selesai dengan kekalahan pasukan Romawi, raja Romawi berkata kepada sisa sisa pasukan yang selamat:

Raja: “Celaka kalian! Kabarkan kepadaku tentang pasukan yang memerangi kalian, bukankah mereka manusia juga seperti kalian?”

Pasukan: “Benar paduka raja.”

Raja: “Apakah jumlah kalian lebih banyak atau jumlah mereka?”

Pasukan: “Jumlah kami jauh lebih banyak pada semua lini.”

Raja: “Lantas mengapa kalian kalah?”

Seorang pembesar Romawi menjawab: “Mereka dapat mengalahkan kita karena mereka selalu sholat malam, berpuasa, menepati janji dan saling berbuat adil diantara mereka. Sedangkan kita suka minum arak, berzina, melakukan keharaman, menyalahi janji, merampok, berbuat zalim, melarang kebaikan dan menyuruh kepada kemungkaran, dan berbuat kerusakan di muka bumi.”

Raja: “Kamu benar.”

(Al Bidayah wan Nihayah 7/15 karya Al Hafidz ibnu Katsir rahimahullah).

Perintah Bersiwak

Ustadz Badru Salam, Lc, حفظه الله تعالى
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kalau bukan karena khawatir memberatkan umatku, aku akan perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudlu.” (HR Malik, Ahmad, An Nasai dan dishahihkan oleh ibnu Khuzaimah).

Fawaid hadits:
1. Bersiwak setiap kali berwudlu adalah sunnah muakkadah.

2. Hadits ini menunjukkan kaidah fiqih: al masyaqqah tajlib at taisiir (kesulitan mendatangkan kemudahan).

3. Kasih sayang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya.

4. Hadits ini juga menunjukkan kepada kaidah: menghindari mafsadah lebih didahulukan dari mendatangkan mashlahat.

5. Juga kepada kaidah: pada asalanya perintah itu menghasilkan hukum wajib. Kecuali bila ada dalil yang memalingkannya kepada sunnah.

6. Ibnu Daqiq al ‘Ied berkata: “Rahasia hadits ini adalah bahwa kita diperintahkan untuk senantiasa di atas kebersihan di setiap kali bertaqarrub kepada Allah.

7. Islam adalah agama yang mudah dan tidak memberatkan manusia.

Tarbiyah Nabawiyah : Ikrimah, Anak Dari Abu Jahal

Ustadz Badru Salam, Lc, حفظه الله تعالى
Ikrimah adalah anak Abu Jahal yang senantiasa memerangi Nabi. Mulai dari perang Badar, Uhud, Khandaq dsb, Ikrimah tokoh utama dalam barisan musuh. Bahkan saat Fathu Makkah, Ikrimah sempat melancarkan perlawanan meskipun akhirnya dia kalah dan melarikan diri ke Yaman.

Nabi mencantumkan nama Ikrimah dalam daftar orang-orang yang halal darahnya. Namun istri Ikrimah masuk islam dan memintakan suaka keamanan bagi suaminya, dan Nabipun mengabulkan. Ikrimah lantas menemui Nabi dan masuk islam.

Lihatlah bagaimana buruknya Ikrimah dimasa jahiliyah. Namun apa yang terjadi setelah beliau masuk islam ?

Pada saat perang Yarmuk pasukan Romawi hampir mengalahkan pasukan Islam. Ikrimah pun bangkit dan berkata: “Minggirlah, wahai Khalid bin Walid, biarkan aku menebus apa yang telah aku dan ayahku lakukan. Dulu aku memusuhi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apakah sekarang aku akan lari dari pasukan Romawi ? Demi Allah tidak, selamanya tidak akan terjadi !”

Ikrimah pun maju dan ikut bersamanya 400 pasukan muslim yang siap mati. Mereka memasuki arena peperangan hingga dapat mengalahkan pasukan Romawi.

Perang pun selesai.

Ikrimah tergeletak dengan terkena 70 tikaman di dadanya. Disampingnya ada Al-Harits bin Hisyam & Ayyasy bin Abi Rabi’ah.

Al-Harits memanggil-manggil minta air namun ia melihat Ikrimah sangat kehausan maka ia berkata: “Berikanlah air kepada Ikrimah.” Ikrimah melihat Ayyasy juga sangat kehausan, lalu ia berkata: “Berikanlah air kepada Ayyasy.” Ketika air hampir diberikan, Ayyasy sudah tidak bernyawa. Para pemberi air dengan cepat menuju Ikrimah & Al-Harits, namun keduanya pun sudah tiada untuk meminum air surga dan sungai-sungainya.

Subhanallah … tarbiyah apakah yang para sahabat dapatkan sehingga menjadikan orang yang begitu jahat menjadi orang yang sedemikian hebat ?

Simak penjelasan Ustadz Abu Yahya Badru Salam, Lc حفظه الله تعالى terkait Tarbiyah Nabawiyah.

Klik :
http://salamdakwah.com/videos-detail/tarbiyyah-nabawiyah.html

ISIS Salah Siapa ?

Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri, Lc, MA حفظه الله تعالى

Sobat! Tema tentang ISIS (Islamic State Of Iraq And Syria) atau Negara Islam Irak dan Syam (Siria) kini benar benar menjadi perhatian dunia. Bak bola liar, siapapun bisa memanfaatkan isu ISIS untuk mencela atau menuduh atau bertindak.

Pada kesempatan ini saya tidak ingin mengupas siapa dan mengapa ISIS ada, namun saya ingin mengajak anda untuk merenungkan: siapakah yang bertanggung jawab atas menyebarnya gerakan dan paham ISIS?

Banyak kalangan dengan rame rame mengarahkan telunjuknya kepada ummat Islam secara umum, dan kaum berjenggot lagi bercelana cingkrang secara khusus. Mereka beranggapan bahwa masyarakat dengan penampilan semacam itulah yang paling bertanggung jawab atas menyebarnya paham ISIS.

Sobat ! Di negara demokrasi yang menganut kebebasan berpendapat dan berserikat seperti negri kita tercinta ini, mustahil bagi siapapun dapat membatasi masyarakat dari berpendapat dan bersikap. Semua pihak merasa berwenang untuk berpendapat dan bahkan bersikap, sampaipun dalam hal yang sejatinya mereka sendiri tidak memahaminya.

Sekali lagi, saya tidak ingin memaksakan pendapat tentang siapa dan apa itu ISIS, namun saya ingin mengajak anda untuk berpikir, siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas menyebarnya gerakan ISIS. Karena menelusuri siapa dan bagaimana gerakan ISIS pastilah memancing perdebatan panjang.

Sahabatku! Izinkan saya membuat satu ilustrasi sederhana bagi masalah ISIS ini. Kalau anda adalah seorang ayah atau ibu, lalu suatu saat dikejutkan dengan putra anda yang telah kecanduan narkoba. Dalam kondisi seperti ini, siapakah yang bertanggung jawab atas penyimpangan putra anda?

Mungkinkah anda akan berkata: ini gara gara teman-temannya para pecandu narkoba?

Ataukah anda akan berkata: Ini gara gara anak saya memang terlahir dengan bakat kecanduan narkoba?

Ataukah anda akan berkata: dasar anak-anak muda, yang seperti itulah kelakuannya, semua pemuda pastilah pecandu narkoba?

Ataukah anda akan berkata: anakku kecanduan narkoba karena polisi tidak memberantas nerkoba?

Ataukah anda akan berkata: ini karena para kiyai, atau Departemen Agama tidak giat memerangi penyebaran narkoba?

Atau mungkinkah anda berkata: ini karena sekolah anak saya tidak membentengi anak saya dari para penjaja narkoba?

Dan akhirnya anda berkesimpulan: apapun yang dilakukan oleh anak saya adalah sepenuhnya kesalahan orang lain, sedangkan saya sebagai orang tua sepenuhnya bebas dari segala tanggung jawab atas kesalahannya?

Dan selanjutnya, yang berkewajiban mengobati perilaku menyimpang putra anda adalah orang lain, sedangkan anda tetap bersikap acuh tak acuh serta terus mengarahkan telunjuk anda kepada orang lain.

Sahabat! Menurut hemat anda, siapakah yang bertanggung jawab atas terjeratnya sebagian pemuda kita oleh paham ISIS?, menurut hemat anda tanggung jawab siapa?

Apakah sepenuhnya tanggung jawab para kiyai, guru ngaji, dan juru dakwah yang salah mengasuh?

Ataukah Departeman Pendidikan yang tidak mampu memberikan pendidikan yang baik?

Ataukah Departemen Agama yang tidak mampu membina keagamaan masyarakat?

Ataukah kepolisian yang tidak mampu menangkal menyusupnya oknum pembawa paham ISIS?

Ataukah para orang tua yang gagal mendidik anak anaknya?

Ataukah Departemen Sosial yang gagal membina kehidupan sosial masyarakat?

Bayangkan bila masing masing pihak di atas rajin mengambing hitamkan pihak lain dan cuci tangan sebersih-bersihnya dari tanggung jawab yang ia pikul, mungkinkah permasalahan ISIS atau lainnya dapat diselesaikan?

Menurut hemat saya: masalah ISIS atau permasalahan lainnya yang dihadapi oleh bangsa kita adalah tanggung jawab kita bersama. Sudah saatnya kita, bersama seluruh elemen masyarakat dan pemerintahan bahu membahu berkarya dan membangun bangsa, bukan malah centang berentang karena saling tuding dan saling menyalahkan.

Begini Teladan Salafus Shalih Dalam Menundukkan Pandangan Kepada Wanita

Ustadz Kholid Syamhudi, Lc, حفظه الله تعالى

طلب داود بن عبد الله بعض أمراء البصرة فلجأ إلى رجل من اصحابه وكان منزله أقصى البصرة. وكان الرجل غيورا فأنزله منزلة وكانت له امراة يقال لها زرقاء وكانت جميلة فخرج الرجل في حاجة وأوصاها أن تلطفه وتخدمه فلما قدم الرجل قال له كيف رايت الزرقاء وكيف كان لطفها بك قال من الزرقاء قال أم منزلك قال ما أدري أزرقاء هي أم كحلاء فأتاها زوجها فتناولها وقال أوصيتك بداود أن تلطفيه وتخدميه فلم تفعلي قالت أوصيتني برجل أعمى والله ما رفع طرفه إلي

“Daud bin ‘Abdillah mencari sebagian pejabat Bashrah. Dia pun pergi kepada seorang sahabatnya yang tempat tinggalnya di ujung Bashrah. Ia seorang yang pencemburu. Maka sahabatnya Daud tersebut memperlakukan Daud sesuai dengan kedudukannya.

Sahabatnya tersebut punya seorang istri cantik yang biasa dipanggil Zarqa’. (Setelah menyambut Daud) sahabatnya tadi keluar sebentar untuk suatu keperluan. Ia berpesan kepada istrinya supaya bersikap ramah dan berkhidmat kepada tamunya (yaitu Daud).

Ketika orang itu datang, ia bertanya kepada Daud, “Bagaimana kamu menilai Zarqa’ dan bagaimana keramahannya kepadamu?”

Daud balik bertanya, “Siapakah Zarqa’?”

Ia menjawab, “Nyonya rumah yang kamu singgahi ini!”

Daud mengatakan, “Aku tidak mengetahui apakah Zarqa’ ataukah Kahla.”

Maka, orang itu pun mendatangi Zarqa’ lalu memarahinya dan mengatakan, “Aku berpesan kepadamu supaya bersikap ramah kepada Daud dan berkhidmat kepadanya, tetapi kamu tidak melakukan demikian?”.

Zarqa’ menjawab, “(Suamiku) engkau berpesan kepadaku supaya berkhidmat kepada orang yang ‘buta’. Demi Allah, ia tidak mengangkat pandangannya kepadaku sedikit pun”

(dari kitab Dzammul Hawa, 89)

Ref:
https://www.facebook.com/muslimah.or.id/posts/10154538792955195

1240. Pengajian Berpaham Takfiri

1240. BBG Al Ilmu – 55

Tanya:
Ada teman mengajak saya mengikuti pengajian tentang Tauhid dengan memakai buku Muhammad Quthub (adik sayyid quthub). Pertanyaannya apakah muhammad quthb ini mashabnya ahlusunnah atau salaf ?? Kami takut salah pemahaman.

Jawab:
Ust. Rochmad Supriyadi, Lc حفظه الله تعالى

Muhammad quthub dan saudara nya memiliki manhaj yang menyimpang dari pemahaman salaf, banyak ulama yang telah meluruskan paham nya yang memiliki akidah pengkafiran terhadap rakyat dan penguasa. Bisa dikata ia berpemahaman takfiri mengadopsi dari kelompok khowarij yang wajib untuk dijauhi.

والله أعلم بالصواب

⌣̊┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈⌣̊

Al Qur’an Al Adhim

Ust. Rochmad Supriyadi, Lc حفظه الله تعالى

Alhamdulillah, was sholatu was salamu ala Rosulillah, wa ba`du;

Allah Ta`ala telah mengutus Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dengan membawa Al~Qur`an yang di jadikan hujjah bagi seluruh umat manusia.
Sehingga orang-orang arab yang ahli dalam bahasa arab mengakui bahwa Al~Qur`an merupakan mukjizat yang di berikan Allah Ta`ala.

Berkata Al~Walid Ibnul Mughiroh, ” Sungguh demi Allah, didalam bacaan Al Qur`an terdapat rasa manis lagi menenangkan jiwa, menentramkan hati, alangkah indahnya apa yang di lantunkan oleh Nabi ini “.

Al~Qur`an merupakan cahaya yang menerangi kegelapan, memberikan hidayah bagi kesesatan, obat bagi jiwa yang sakit, menghidupkan hati yang mati, barang siapa yang berpegang teguh dengan nya pasti akan mendapatkan penjagaan, barang siapa yang berkata dengan nya pasti akan benar, dan barang siapa yang berhukum dengan nya akan adil, akan menuntun kedalam jalan yang lurus.

Allah Ta`ala mengkisahkan para jin yang mendengarkan bacaan Al Qur`an, “Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan. (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami “. (QS Al Jinn 1~2).

Membaca Al Qur`an dan mentadaburi isi dan kandungan didalamnya serta mengamalkan nya akan memberikan pencerahan dan kemuliaan.

Abu Dzar radhiyallahu`anhu berkata, “Wahai Rasulullah, berikan wasiat kepada kami, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaknya engkau memperbanyak membaca Al Qur`an, sesungguhnya Al Qur`an merupakan cahaya bagimu dimuka bumi dan simpanan pahala untukmu di langit “. (HR. Ibnu Hibban).

Sebaik baik manusia adalah seorang yang membaca Al Qur`an dan mengajarkan nya, sebagai mana yang dilakukan oleh Abu Abdurrahman As~Sulamy ………

Bolehkah Mengirim Hadiah Ke Kerabat Yang Sudah Wafat Dan Bolehkah Mengirim Bacaan Ayat Al Qur’an Untuk Mayyit ?

Ustadz Badru Salam, Lc, حفظه الله تعال

(1) Bila kita ingin mengirim hadiah bagi orangtua dan suami yang sudah wafat, apakah ada tuntunannya ? bila iya, amalan apa saja yang  bisa dilakukan ?

(2) Apakah Sholat 2 Raka’at Fajar sama dengan sholat sunnah qobliya shubuh ?

(3) Apakah kiriman bacaan ayat Al Qur’an akan sampai ke mayyit ?

Simak jawabannya Ustadz Badru Salam, Lc, حفظه الله تعال  berikut ini :

Bolehkah Menggiatkan Silaturahim Dengan Niat Agar Diperpanjang Umur Dan Dimudahkan Rezeki Oleh Allah Ta’ala..?

Bolehkah kita menggiatkan silaturahim dengan niat agar dipanjangkan umur dan dimudahkan rezeki oleh Allah Ta’ala dan apakah ini bertentangan dengan firman Allah dalam surat Hud 15-16 ?

Simak jawaban Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى  berikut ini:

 

Menebar Cahaya Sunnah