Faedah: Yang dicela bukan dzat dunianya, tapi tindakan buruk manusia terhadap dunia itu.
=====
Al-Hafizh Ibnu Rojab -rohimahulloh- mengatakan:
“Ketahuilah, bahwa celaan yang ada dalam Alkitab dan Assunnah terhadap dunia, bukan ditujukan kepada masanya; siang dan malam yang silih berganti hingga hari kiamat, karena Allah telah menjadikannya sebagai pengingat bagi orang yang ingin mendapatkan pelajaran atau ingin bersyukur.
Celaan itu juga bukan ditujukan kepada tempat dunia; bumi, yang dijadikan Allah sebagai hamparan dan tempat menetap bagi manusia.
Bukan ditujukan kepada benda-benda yang Dia tempatkan di dalamnya, berupa gunung, laut, sungai, dan sumber daya alamnya. Bukan ditujukan kepada apa yang Dia tumbuhkan di atasnya berupa tanaman dan pohon. Bukan ditujukan kepada apa yang Dia sebarkan berupa hewan-hewan dan yang lainnya.
Karena itu semua merupakan kenikmatan dari Allah untuk para hamba-Nya, mereka bisa mendapatkan banyak manfaat darinya, dengannya pula mereka bisa mengambil pelajaran dan bukti akan keesaan, kekuasaan, dan keagungan penciptanya.
Sungguh celaan itu hanyalah ditujukan kepada perlakuan-perlakuan anak adam terhadap dunia, karena kebanyakan perlakuan mereka terhadap dunia tidak mendatangkan akibat yang baik bagi mereka, tapi malah mendatangkan akibat yang buruk, atau tidak memberikan manfaat.
Adapun penyebutan bahwa dunia itu mengecoh dan menipu, maka pada hakekatnya dunia itu selalu memanggil manusia dengan pengajarannya, selalu menasihati mereka dengan ibrahnya, dan juga selalu menampakkan aibnya kepada mereka, berupa kematian-kematian orang yang hidup di atasnya, perubahan keadaan dari sehat menjadi sakit, dari muda menjadi tua, dari kaya menjadi miskin, dan dari mulia menjadi hina.
Hanya saja orang yang mencintai dunia telah ditulikan dan dibutakan oleh kecintaannya kepada dunia, sehingga dia tidak lagi mendengar panggilan (nasihat) nya”.
[Kitab: Jami’ul Ulum wal Hikam 2/98-99]
Musyaffa’ Ad Dariny, حفظه الله تعالى