Berikut ini adalah beberapa amalan yang dapat menghapuskan dosa seseorang meskipun sebanyak buih di lautan, in-syaa Allah.
1. Membaca dzikir setelah sholat fardhu/wajib dengan bacaan sebagaimana tersebut dalam hadits berikut :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
“Barangsiapa yang mengucapkan “Subhaanallah” setiap selesai shalat 33 kali, “Alhamdulillah” 33 kali dan “Allahu Akbar” 33 kali; yang demikian berjumlah 99 dan menggenapkannya menjadi seratus dengan “Laa ilaaha illallah, wahdahu laa syarikalah, la-hul mulku walahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadir”, akan diampuni kesalahannya, sekalipun seperti buih lautan” [HR Muslim]
====================================
2. Membaca Dzikir “Subhaanallahi Wabi-Hamdihi” sebanyak 100 x dalam sehari.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
“Barangsiapa membaca, “Subhanaallahi Wabi-hamdihi (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya), 100 kali dalam sehari, maka dosanya akan dihapus, meskipun sebanyak buih lautan.” [HR. Muslim No.4857]
Dalam riwayat lain, dzikir diatas ini dibaca 100 x saat Dzikir Pagi dan 100x saat Dzikir Petang.
====================================
3. Membaca dzikir berikut sebelum tidur :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“..barangsiapa membaca ketika beranjak ke tempat tidurnya,
LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU
LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QODIIR
LAA HAWLA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAHIL ‘ALIYYIL ‘AZHIIM
SUBHAANALLAH, WALHAMDULILLAH, WA LAA ILAAHA ILLALLAH, WALLAHU AKBAR
niscaya dosa-dosanya diampuni walaupun ia seperti buih lautan..”
[HR. Ibnu Hibban – Shohih, at-Targhib wat-Tarhib 2/607]
Catatan:
1. Akan tetapi perlu diperhatikan, janganlah dengan adanya hadits ini, kita jadi meremahkan dosa, berpikir nanti gampang akan dihapus sebentar dengan bacaan ini.
Al-Munawi rohimahullah (w. 1031 H) berkata,
“فلا يظن ظان أن من أدمن الذكر وأصر على ما شاء من شهواته وانتهك دين الله وحرماته أن يلتحق بالمطهرين المقدسين ويبلغ منازل الكاملين بكلام أجراه على لسانه ليس معه تقوى ولا عمل صالح “
“Seseorang yang mengandalkan terus dzikir ini akan tetapi ia terus bermaksiat sekehendak syahwatnya, melanggar agama Allah dan kehormatannya, janganlah ia menyangka akan disamakan dengan orang yang dibersihkan dan disucikan, jangan menyangka ucapannya akan mendapat pahala dengan lisannya, padahal tidak ada ketakwaan (rasa takut) dan amal shalih pada dirinya.” [Faidhul Qadir 6/190]
2. Dosa yang dihapus adalah dosa atau kesalahan pada hak Allah saja, jika berkaitan dengan hak anak Adam (sesama manusia) , maka harus juga diselesaikan dengan yang bersangkutan dengan cara meminta maaf atau mengembalikan haknya berupa barang atau hutang. Bila orang yang kita zholimi telah meninggal dunia, caranya… Silahkan simak (audio) penjelasannya berikut ini: https://bbg-alilmu.com/archives/11775
3. Dosa yang dihapus adalah dosa-dosa kecil, adapun dosa besar yang seseorang lakukan dengan terus menerus maka ia harus bertaubat secara khusus dengan taubat nasuha dan syarat-syarat taubat nasuha.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (At Tahrim: 8)
ref :
muslimafiyah.com
almanhaj.or.id
Ikuti terus channel :
https://t.me/bbg_alilmu
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://t.me/kaidah_ushul_fiqih