Ibnul Qoyyim rohimahullah mengatakan,
طالب الله والدار الآخره لا يستقيم له سيره وطلبه الا بحبسين:
✳️ حبس قلبه فى طلبه ومطلوبه وحبسه عن الالتفات الى غيره
✳️ وحبس لسانه عما لا يفيد وحبسه علي ذكر الله وما يزيد فى ايمانه ومعرفته وحبس جوارحه عن المعاصي والشهوات وحبسها على الواجبات والمندوبات
? فلا يفارق الحبس حتى يلقى ربه فيخلصه من السجن الى أوسع فضاء وأطيبه
? ومتى لم يصبر على هذين الحبسين وفر منهما الى فضاء الشهوات أعقبه ذلك الحبس الفظيع عند خروجه من الدنيا
? فكل خارج من الدنيا اما متخلص من الحبس واما ذاهب الي الحبس
“Orang yang mencari ridho Allah dan negeri akhirat tidak akan lurus perjalanan dan pencariannya kecuali dengan memenjara dua hal (yaitu) :
● Memenjara kalbunya dalam pencarian dan tujuannya, menjaga agar tidak berpaling pada yang selainnya.
● Memenjara lisannya dari apa yang tak bermanfaat, menjaga agar senantiasa berdzikir kepada Allah dan yang menambah iman serta ilmunya. Demikian pula memenjara anggota badannya dari maksiat dan syahwat, juga menjaganya melaksanakan kewajiban dan amalan sunnah.
Dia selalu memenjaranya hingga bertemu Robbnya, lalu dia pun bebas dari penjara menuju tanah lapang yang terluas lagi terbaik..
Namun, ketika dia tidak sabar dalam memenjara dua hal ini, dan melarikan diri ke kelapangan syahwat, maka setelahnya dia akan mendapatkan penjara yang mengerikan saat keluar dari dunia..
Maka, siapa saja yang keluar dari dunia ini, dia antara terbebas dari penjara, atau justru menuju penjara..”
[ Al Fawaid – 54 ]
ARTIKEL TERKAIT
Mutiara Salaf – KOMPILASI ARTIKEL