Seperti Hujan Dan Tanah

Nabi shallallahu’alaihi wasallam mengumpamakan ilmu dan hati seperti hujan dan tanah..
Beliau bersabda, “Perumpamaan apa yang Allah utus aku dengan membawa petunjuk dan ilmu..
Bagaikan air hujan yang mengguyur tanah..
Riwayat Bukhari dan Muslim..

Perhatikanlah air hujan itu..
Ia turun membawa keberkahan untuk bumi..
Dengannya Allah hidupkan tanah yang telah mati..
Beraneka ragam pepohonan tumbuh bertasbih memujiNya..
Sebagai kenikmatan bagi hamba-hambaNya..
Pohon itu adalah pohon iman..
Yang membuahkan buah amal yang ranum dan manis..

Ketika hujan tak kunjung datang..
Tanah menjadi kering kerontang..
Pepohonan menjadi layu..
Manusia dan binatangpun kehausan..
Berakhir dengan kematian..
Demikianlah hati..
Akan menjadi kering dan pohon imanpun menjadi layu..
Namun, adakah hamba yang merasakan kekeringan jiwanya..

Lihatlah tanah itu..
Ia butuh pengolahan yang sempurna..
Agar menjadi subur nan gembur..
Sehingga dapat menyerap air hujan dengan baik..
Lalu menumbuhkan pepohonan iman dan buah buahan amal..
Ketika tanah menjadi keras..
Ia hanya bisa menampung air hujan..
Sementara manusia dan binatang mereguk kesegarannya..
Sedang ia hampa hanya sedikit merasakan manfaatnya..
Ketika tanah menjadi licin dan tandus..
Air hujan berubah menjadi malapetaka..
Membawa banjir dan longsor..
Menghancurkan kehidupan..

Sungguh perumpamaan yang indah saudaraku..
Kita hanya berharap..
Moga hati ini dapat menerima hujan itu dengan baik..
Memberi secercah kebahagiaan..
Amiin..

¤ Di Tulis Ustadz Badrusalam Lc ¤

Toleransi Yang Kebablasan

Ust. MA Tuasikal, حفظه الله

Semua mal, kantor-kantor swasta dan BUMN pakai pohon natal, pegawai atau karyawannya disuruh pakai topi-topi merah (Sinterklas). Seandainya kita pergi ke negara-negara Kristen di Eropa tidak ada tuh kalau Idul Fitri karyawan tokonya disuruh pakai sorban kayak ustadz-ustadz. Di Indonesia saja yang aneh, begitu menjelang natal ramai kenakan busana seperti itu.

Toleransi yang sebenarnya adalah membiarkan kaum Nashrani dengan perayaan mereka, bukan ikut nimbrung merayakan. Banyak umat Islam yang salah kaprah dengan istilah toleransi. Padahal agama kita sudah memiliki prinsip,

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku” (QS. Al Kafirun: 6). Ayat ini semisal firman Allah Ta’ala,

قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ

“Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing.” (QS. Al Isra’: 84)

أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ

“Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Yunus: 41)

لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ

“Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu.” (QS. Al Qashshash: 55)

Ibnu Jarir Ath Thobari berkata, “Bagi kalian agama kalian, jangan kalian tinggalkan selamanya karena itulah akhir hidup yang kalian pilih dan kalian sulit melepaskannya, begitu pula kalian akan mati dalam di atas agama
tersebut. Sedangkan untukku yang aku anut. Aku pun tidak meninggalkan agamaku selamanya. Karena sejak dahulu sudah diketahui bahwa aku tidak akan berpindah ke agama selain itu.” (Tafsir Ath Thobari, 24: 704)

Lakum diinukum wa liya diin juga bisa terdapat dua makna. Pertama, bagi kalian akidah kekufuran yang kalian anut, bagi kami akidah Islam. Kedua, karena diin bisa bermakna al jazaa’, yaitu hari pembalasan, maka artinya: bagi kalian balasan dan bagiku balasan. Demikian dijelaskan oleh Al Mawardi dan Muhammad Sayid Thonthowi dalam kitab tafsir keduanya.

Simbol Agama Nashrani, Nabi Suruh Lepas

‘Adi bin Hatim pernah berkata bahwa beliau pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan di lehernya terdapat salib dari emas. Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengat

يَا عَدِىُّ اطْرَحْ عَنْكَ هَذَا الْوَثَنَ

“Wahai ‘Adi buang berhala yang ada di lehermu.” (HR. Tirmidzi no. 3095, hasan menurut Syaikh Al Albani)

Kita tahu bahwa ‘Adi bin Hatim dulunya adalah Nashrani, sehingga masih ada bekas-bekas agamanya yang dulu. Wajar ketika itu beliau masih menggunakan salib. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suruh melepas simbol agama Nashrani tersebut. Tentu hal yang sama akan diberlakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika melihat pegawai, karyawan, pelayan dan pengemudi muslim mengenakan simbol Nashrani berupa topi santa klaus atau sinterklas. Karena kita umat Islam pun setuju, itu bukan simbol perayaan kita.

Tidak Boleh Mentaati Atasan
dalam Maksiat

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersab

لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوقٍ فِى مَعْصِيَةِ اللَّهِ

“Tidak boleh mentaati makhluk dalam bermaksiat kepada Allah.” (HR. Ahmad 5: 66, dari Al Hakam bin ‘Amr Al Ghifari. Sanad hadits ini shahih, kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth). Mengenakan aksesoris natal tentu tidak boleh ditaati jika diperintah oleh atasan.

Bagaimana jika paksaan? Kami jawab, bahwa senyatanya pekerjaan di muka bumi itu
banyak. Jika harus keluar dari pekerjaan seperti itu, pasti Allah akan beri ganti yang lebih baik.

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً اتِّقَاءَ اللَّهِ جَلَّ وَعَزَّ إِلاَّ أَعْطَاكَ اللَّهُ خَيْراً مِنْهُ

“Tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah ‘azza wa jalla, melainkan Allah mengganti dengan yang lebih baik” (HR. Ahmad 5: 78, sanad shahih kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth)

Bagi atasan Nashrani, tolong jangan paksa kami untuk memakai simbol agama kalian. Karena kalian pun tidak pernah
menggunakan koko, kopiyah dan simbol agama kami ketika kami merayakan Idul Fitri dan Idul Adha. Sudah cukup dengan karyawan atau pegawai Nashrani yang mengenakannya, bukan kami yang ingin komitmen dengan ajaran Islam turut nimbrung dalam merayakan.

Hanya Allah yang memberi taufik

– – – – – •(*)•- – – – –

Senang Dinasehati

☑ Untaian Nasehat
Orang ikhlas adalah yang senang dinasehati Orang yang mengharapkan wajah Allah tidak takut dikritik kesalahannya dalam berkata dan tidak khawatir ditunjukkan kebatilan perkataannya, bahkan ia menyintai kebenaran darimanapun datangnya dan menerima petunjuk (huda) dari orang yang memberinya petunjuk.

Kekerasan dalam kebenaran dan nasehat lebih ia cintai dari bermanis muka atas perkataan buruk. Temanmu adalah yang meluruskanmu secara jujur bukan yang selalu membenarkanmu.

(Al-Awaashim wal Qawaashim, karya ibnul Wazir 1/223).

KLiK : http://m.klikuk.com/orang-ikhlas-adalah-yang-senang-dinasehati/ 

 Ustadz Kholid Syamhudi, Lc حفظه الله تعالى

Pakaian Mewah

Ust. Badrusalam, حفظه الله

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“Siapa yang meninggalkan pakaian (mewah) karena tawadlu’ kepada Allah..
Maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan para makhluk..
Lalu Allah memberinya pilihan dari jubah-jubah keimanan yang ia mau untuk memakainya..”
(HR At Tirmidzi).

Pakaian yang membuat ujub di hati..
Pakaian yang sebatas riya dan pamer..
Itulah yang dimaksud hadits..

Dahulu..
Pakaian salaf kasar..
Namun hatinya selembut sutra..
Sedangkan kita..
Pakaian yang halus nan lembut..
Namun hati kita keras dan kasar..

Allahul musta’an..

 Ditulis oleh Ustadz Badrusalam, Lc حفظه الله تعالى

┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈

Sabarlah Terhadap Celaan Orang Lain

Jika ada yang menghina dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah balas dengan sesuatu yang engkau tahu ada padanya. Ketahuilah, ia akan menanggung dosanya sndiri.

~HR Abu Daud, Tirmidzi, shahih~

Sabarlah terhadap celaan orang lain. Moga Allah ganti dengan yang lebih baik.

www.rumaysho.com

1 Dirham Melebihi 100 Ribu Dirham

Ust. Badrusalam LC

Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “1 dirham melebihi 100 ribu dirham”.
Mereka berkata: “Bagaimana itu wahai Rasulullah?”
Beliau bersabda: “Ada orang yang mempunyai harta yang sangat banyak, lalu ia mengambil 100 ribu dirham untuk disedekahkan.
Dan ada lagi yang mempunyai harta hanya 2 dirham, lalu ia sedekahkan satu dirham”.
(HR An Nasai, Ibnu Hibban dan Al Hakim, dan dihasankan oleh syaikh Al Bani dalam shahih targhib no 883).

Mengapa yg satu dirham lebih banyak pahalanya ??

Karena ia lebih berat di hati..
Bagi si kaya, 100 ribu dirham tidak ada apapanya dibandingan hartanya yang melimpah ruah..
Sehingga hatinya tidak bersusah payah melawan kekikiran..

Namun, bagi yang punya uang hanya dua dirham..
Betapa beratnya untuk ia sedekahkan..
Ketika ia berjuang, dan melemparkan kekikiran, serta berharap ridla Rabbnya..
Disanalah pahala berlipat ganda ia raih..

Masya Allah..

Warna Warni Kehidupan

Ust. Djazuli, حفظه الله

Berkata ‘Ikrimah -rahimahullah-,”

Setiap orang pasti pernah mengalami suka & duka dalam hidupnya..

Untuk menjadikan hidup ini indah..

Maka jadikanlah bahagiamu kesempatan untuk lebih bersyukur kpd Allah..

Dan rasa sedihmu sebagai peluang emas untuk belajar menjadi orang yg sabar..

Tafsir Ibnu Katsir Hal.27

Semoga Allah senantiasa meneguhkan hati kita semua diatas iman, agar bisa sll menikmati hidup ini!

– – – – – •(*)•- – – – –

Harga Diri Anda Hanya Terletak Pada Hati Anda

Bila hati anda suci dengan iman dan taqwa, maka anda berharga walau dihina oleh orang.
Namun bila hati anda penuh dengan noda maka anda adalah manusia hina walau anda disanjung orang

Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Sejatinya orang paling mulia dr kalian di sisi Allah adalah orang paling bertaqwa diantara kalian (Surat Al Hujurot ayat 13)

Nabi Shallallahu alihi wasallam bersabda :
ان الله لا ينظر الى اجسادكم ولا الى صوركم ولكن ينظر الى قلوبكم
Sejatinya Allah tidaklah melihat tubuh kalian, tidak pula kepada penampilan kalian, namun Allah melihat hati-hati kalian (Riwayat Muslim)

Sudahkah hati anda setampan paras dan penampilan anda?….
Sudahkan hati anda secantik raut wajah anda?…
Sudahkan jiwa anda seharum aroma parfum anda?…

Nasehat Al Ustadz Dr.muhammad Arifin Baderi MA – hafidzohullah

Semangat Melaksanakan Shalat Berjama’ah Di Masjid

Yaa Rabb, Sesungguhnya aku bukanlah orang yang terbebas dari dosa, untuk itu ampunkanlah segala dosaku-dosaku…

Dan aku juga bukanlah orang yang kuat beribadah kepadaMu, untuk itu bantulah diriku untuk beribadah kepadaMu…

Dan aku senantiasa mengucapkan: Tiada daya dan upaya melainkan dengan pertolonganMu.

Ikhwan dan akhwat yang berbahagia diatas hidyah islam wa sunnah, kita mengetahui dan menyaksikan dalam kehidupan kita sehari-hari, bahwa beberapa orang yang kekurangan dari fisiknya namun dengan izin ALLAH, serta kekuatan hatinya yang sangat besar dalam beribadah kepadaNya dia mampu melaksanakan ibadah kepada, dan kita saksikan juga sebagian kaum muslimin yang mereka memiliki kemampuan dan fisik yang sehat namu mereka sangat berat dalam melaksanakan ibadah kepada ALLAH.

Dan fenomena seperti ini sering kita lihat, seperti laki-laki yang melaksanakan shalat berjamaah dimasjid, mereka terkadang kita saksikan ada yang kurang fisiknya apakah dengan kakinya buntung, mata buta namun mereka tetap hadir dan bersemangat shalat berjamaah di masjid. Akan tetapi mereka yang sehat dengan fisik yang sempurna mereka enggan untuk berangkat ke masjid.

Ini menunjukkan kekuatan hati/ semangatnya seseorang dalam mengerjakan ibadah kepadaNya mampu mengalahkan kekurangan dari fisik seseorang…

Semoga memberikan manfaat

Ahmad Ferry Nasution.
Note: sebagian penjelasan diatas dari keterangan syaikh abdurrazzaq hafidzahullah dalam mensyarahkan kitab Riyadhusshalihin.

Mau Anak Shalih ?

» Untaian Nasehat

Anak shalih yang senantiasa beribadah kepada Allah dan menunaikan hak-hak yang diwajibkan atasnya adalah salah satu karunia agung dari Allah.

لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ يَخْلُقُ مَايَشَآءُ يَهَبُ لِمَن يَشَآءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَن يَشَآءُ الذُّكُورَ أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَن يَشَآءُ عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ

Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak
perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS. asy-Syuura : 49-50)

Allah juga mengizinkan orang yang menginginkan anak yang shalih untuk memohon kepadaNya. Allah berfirman menceritakan kisah Nabi Ibrohim :

وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَى رَبِّي سَيَهْدِينِ  رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ  فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلاَمٍ حَلِيمٍ
 
Dan Ibrahim berkata:”Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang Termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang anak yang Amat sabar [Ash-shaffat 99-101]

Anak-anak adalah generasi penerus perjuangan kedua orang tua mereka yang membawa sifat kedua orang tuanya dan sifat
keturunannya serta yang dapat memperbaharui nama baik mereka.

www.klikuk.com