Category Archives: BBG Kajian

Tujuan Ilmu…

Ustadz Badru Salam, Lc, حفظه الله تعالى
Abu Qilabah pernah berkata kepada Ayyub As Sakhtiyani:
“Apabila kamu mendapat ilmu, maka timbulkanlah ibadah padanya. Jangan sampai keinginanmu hanya untuk menyampaikan kepada manusia.”
(Al Adab Asy Syar’iyyah 2/45)

Sebuah pelajaran berharga..
Tujuan ilmu bukan hanya untuk disampaikan saja..
Namun yang terpenting adalah untuk diamalkan..

Di jejaring jejaring sosial..
Di BBM dan media lainnya..
Kita berlomba menyampaikan ilmu..
Baik dengan copas ataupun cara lainnya..

Namun kita sering lupa..
Untuk meraih tujuan ilmu..
Sehingga rasa ujub sering menghinggapi hati..
Merasa senang bila yang berkomentar banyak..
Merasa sedih ketika tidak ada yang komen..
Padahal bukan itu tujuan ilmu..
Tapi tujuan ilmu adalah untuk menambah rasa takut kepada Allah..
Dan menambah keikhlasan..

Akibat Dugaan Buruk…

Ustadz Badru Salam, Lc, حفظه الله تعالى
Ibnu Mas’ud radliyallahu ‘anhu berkata, “Orang yang dicuri terus menduga buruk hingga dosanya lebih besar dari pencuri.” (HR Bukhari dalam Adabul Mufrod).

Pernahkah kita kehilangan sesuatu..?
Terkadang hati kita menduga-duga kepada orang..
Tampaknya dia yang mencuri..
Atau fulan pelakunya..
Hingga dugaan buruk itu..
Menjerumuskan kepada dua dosa yang besar..
Memata matai seorang mukmin..
Lalu.. Menggibah..

Presiden Sukarno Mendukung Gerakan Pemurnian Agama “Wahabisme”?

Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه الله تعالى

Pesan Presiden RI. Pertama Ir. H. Sukarno “Agar Umat Islam Kembali Ke Manhaj Salaf”

Di buku yang berjudul “Dibawah Bendera Revolusi” (yaitu kumpulan tulisan dan pidato-pidato beliau) jilid pertama, cetakan kedua,tahun 1963. pada halaman 398, beliau mengatakan sebagai berikut :

((” Tjobalah pembatja renungkan sebentar “padang-pasir” dan “wahabisme” itu. Kita mengetahui djasa wahabisme jang terbesar : ia punja kemurnian, ia punja keaslian, – murni dan asli sebagai udara padang- pasir, kembali kepada asal, kembali kepada Allah dan Nabi, kembali kepada islam dizamanja Muhammad!”

Kembali kepada kemurnian, tatkala Islam belum dihinggapi kekotorannya seribu satu tahajul dan seribu satu bid’ah.”

Lemparkanlah djauh-djauh tahajul dan bid’ah itu, tjahkanlah segala barang sesuatu jang membawa kemusjrikan! ….))

baca selengkapnya disini:

http://firanda.com/index.php/artikel/wejangan/815-presiden-sukarno-mendukung-gerakan-pemurnian-agama-wahabisme

Kuruskan Setan

Ustadz Badru Salam, Lc, حفظه الله تعالى
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إن المؤمن ليُنضي شياطينه ؛ كما يُنضي أحدكم بعيره في السفر

“Sesungguhnya mukmin itu membuat kurus setannya sebagaimana seseorang darimu membuat kurus untanya dalam safar.” (HR Ahmad, hadits hasan. Lihat silsilah shahihah 3586).

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
“Dzikir kepada Allah dapat menyakiti setan bagaikan cambuk. Oleh karena itu, setannya mukmin menjadi kurus kering karena di-adzab dengan dzikir dan ketaatan.

Setiap kali setan menggoda, segera disiram dengan dzikir, istighfar dan ketaatan. Sehingga setannya berada dalam adzab yang pedih..

Siapa yang di dunia ini tidak mengadzab setannya dengan dzikir, tauhid, istigfar dan ketaatan, maka setannya akan membuat ia diadzab dalam Neraka.

Maka setiap kita harus mengadzab setannya, jika tidak maka ia akan diseret kepada adzab oleh setannya.”

(Madarijussalikin).

Haji Reguler Lebih Afdhol Daripada Haji Plus !!

Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه الله تعالى

Sebagian jamaah haji memahami ungkapan “Pahala Sesusi Dengan Kadar Kesulitan”, dengan menganggap bahwa kepayahan dalam beribadah haji (atau ibadah apapun secara umum) memang dituntut dalam syari’at agar pahala semakin banyak.

Karenanya ada diantara mereka yang “sengaja” berhaji jalan kaki misalnya tanpa mau mengikuti “pelayanan biro haji”?!, atau ada yang sengaja melakukan haji ifrod karena anggapan haji ifrod lebih berat pelaksanaannya maka itu lebih baik?!.

Bahkan ada yang berkata haji regular lebih afdhol daripada haji plus, karena haji reguler lebih repot dan lebih banyak jalannya !!

Apakah benar demikian??

Tidak demikian! Akan tetapi pahala itu sesuai dengan besar kecilnya manfaat, mashlahat dan faidah amal, juga sesuai dengan ketaatan ia kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka mana diantara dua amal ada yang paling baik, dan pelakunya paling taat dan mengikuti (sunnah) maka amal itulah yang paling utama, karena amalan itu tidak berbeda-beda derajatnya hanya dari sisi kuantitas saja, namun berbeda-beda sesuai kondisi hatinya tatkala beramal…”

“Dan landasan hal ini adalah seorang hamba hendaknya mengetahui bahwasanya Allah tidaklah memerintahkan kita kecuali dengan perkara yang mendatangkan kebaikan bagi kita, dan tidaklah Allah melarang kita kecuali dari perkara yang mendatangkan kerusakan kepada kita…Allah memerintahkan untuk beramal sholeh karena ada manfaat dan kebaikan bagi kita. Dan terkadang amal-amal sholeh tersebut tidak bisa terlaksanakan kecuali dengan kesulitan, seperti jihad, haji, beramar ma’ruf, bernahi munkar, dan menuntut ilmu. Maka kesulitan tersebut dijalani dan diberi ganjaran karena kesulitan tersebut mendatangkan manfaat…” (Majmu’ fataawa 25/281-282)

Kesimpulan :

          Tidak bisa dikatakan secara mutlak bahwa haji reguler lebih afdhol dan lebih mabrur daripada haji plus, meskipun memang secara kenyataan bahwa haji reguler lebih repot dan lebih letih serta lebih banyak jalan kakinya, tidak sebagaimana haji plus. Akan tetapi meskipun haji reguler lebih banyak “letih”nya, akan tetapi haji plus lebih banyak infaqnya. Dan dalam hadits Aisyah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya :

ولَكِنَّهَا عَلَى قَدْرِ نَفَقَتِكِ أوْ نَصَبكِ

“Akan tetapi pahalanya sesuai dengan kadar nafkahmu/biayamu dan letihmu”

Tentu haji plus bayarnya lebih mahal, dan ini tentu biaya yang dikeluarkan dalam rangka menjalankan perintah Allah. Maka masing-masing baik haji reguler atau haji plus telah melakukan perkara yang baik, maka tidak bisa dikatakan secara mutlak bahwa haji reguler lebih mabrur daripada haji plus, atau sebaliknya.

Baik yang haji plus atau reguler hendaknya melaksanakan hajinya dengan sesuai sunnah dan penuh ketakwaan. Haji mabrur bisa diraih dengan haji plus ataupun haji reguler.

Wallahu A’lam bishowaab

Ref :
http://firanda.com/index.php/artikel/fiqh/814-haji-reguler-lebih-afdhol-daripada-haji-plus
 

Jatah Makan Dan Tempat Bermalam Untuk Setan

Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc, حفظه الله تعالى

Apa bisa makan dan tidur bersama setan? Iya bisa saja. Ketika seseorang tidak menyebut nama Allah saat makan dan saat akan memasuki rumahnya, maka setan akan mendapatkan tempat bermalam dan dapat jatah makan malam.

Dari Jabir bin ‘Abdillah, ia pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ لاَ مَبِيتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ. وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ. وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ

“Jika seseorang memasuki rumahnya lantas ia menyebut nama Allah saat memasukinya, begitu pula saat ia makan, maka setan pun berkata (pada teman-temannya), “Kalian tidak ada tempat untuk bermalam dan tidak ada jatah makan.” Ketika ia memasuki rumahnya tanpa menyebut nama Allah ketika memasukinya, setan pun mengatakan (pada teman-temannya), “Saat ini kalian mendapatkan tempat untuk bermalam.” Ketika ia lupa menyebut nama Allah saat makan, maka setan pun berkata, “Kalian mendapat tempat bermalam dan jatah makan malam.” (HR. Muslim no. 2018).

Kata Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (13: 173), “Dalam hadits ini terdapat anjuran berdzikir pada Allah ketika memasuki rumah dan ketika makan.”

Beberapa faedah dari hadits di atas:

1- Segala sesuatu yang disebut nama Allah di dalamnya, maka setan akan menjauh darinya.

2- Setan selalu mendekati manusia dalam setiap amalnya dan aktivitasnya. Jika sampai seseorang itu lalai, maka setan akan mendekatinya.

3- Setan akan bermalam di rumah orang yang tidak menyebut nama Allah ketika memasukinya. Begitu pula setan akan memakan makanan yang tidak disebutkan nama Allah saat mulai makan.

Ketika makan, kita diperintahkan membaca bismillah, sebagaimana telah ada keterangan di Rumaysho.Com pada tulisan “Sebelum Makan Bacalah Bismillah“. Ketika memasuki rumah, kita diperintahkan mengucapkan salam. Sedangkan ucapan do’a masuk rumah “bismillahi walajnaa wa bismillah khorojnaa wa ‘alallahi robbanaa tawakkalnaa …“, diriwayatkan oleh Abu Daud dalam sunannya namun sanadnya dho’if (lemah).

4- Setan memiliki pengikut dan penolong yang mendengar berita gembira darinya dan mengikuti perintahnya.

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin berkata, “Jika seseorang menyebut nama Allah ketika memasuki rumah, namun tidak menyebutnya saat makan, maka setan akan berserikat dengannya saat makan. Jika seseorang menyebut nama Allah ketika makan, namun tidak saat memasuki rumahnya, maka setan akan berserikat dengannya di tempat bermalamnya. Sedangkan jika saat masuk rumah dan saat makan malam, ia menyebut nama Allah, maka setan akan menjauhi tempat bermalam dan jatah makannya. Wallahul muwaffiq.” (Syarh Riyadhis Sholihin, 4: 191).

Jadi, jangan lupakan membaca bismillah saat mulai makan. Jangan pula lupakan mengucapkan salam saat memasuki rumah. Semoga makan dan rumah kita penuh berkah.

Selengkapnya :

http://rumaysho.com/amalan/jatah-makan-dan-tempat-bermalam-untuk-setan-5999

Tidak LARI, Mengapa DIKEJAR… Tidak HILANG Mengapa KHAWATIR ?!

Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri, Lc, MA حفظه الله تعالى

Biasanya Anda berlari karena mengejar sesuatu agar dia tidak menjauh… Dan biasanya Anda cemas pada sesuatu yang tertinggal karena takut dia hilang.

Namun anehnya selama ini Anda berlari mengejar rejeki, padahal rejeki Anda itu tidak akan pernah lari.

Begitu pula anda menjadi panik, bila menyadari ada harta Anda yang ketinggalan, padahal dia tidak akan hilang -jika memang itu jatah Anda-.

Sobat! ketahuilah sikap semacam ini sejatinya adalah sikap salah yang selama ini melilit Anda.

Percayalah, bahwa rejeki Anda tidak akan pernah menjauhi Anda, sehingga Anda tidak perlu berlari mengejarnya.

Sebaliknya, rejeki anda juga tidak akan hilang diambil orang, walaupun telah ketinggalan di tempat sana.

Cukuplah anda berusaha sewajarnya, yaitu dengan tetap mengindahkan batasan dan hukum syari’at, niscaya seluruh rejeki Anda pasti tetap berhasil Anda dapatkan dan tetap bisa Anda nikmati.

Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- telah bersabda:

إن الروح الأمين نفث فى روعى أنها لا تموت نفس حتى تستوفى رزقها فأجملوا فى الطلب

“Sungguh Malaikat Jibril (Ruhul Amin) telah membisikkan ke dalam jiwaku, bahwa siapapun tidak akan mati, hingga dia benar-benar telah menikmati jatah rizkinya dg lengkap, karena itu tempuhlah jalan-jalan yang baik dalam mencarinya.” [Ibnu Abi Syaibah, Al Baihaqy dan lainnya].

Suami Yang Baik Banyak Mengalahnya

Ustadz Firanda Andirja, MA, حفظه الله تعالى

Al-Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah berkata :

قَالَ مُعَاوِيَةُ : يَغْلِبْنَ الْكِرَامَ وَيَغْلِبُهُنَّ اللِّئَامُ

Mu’aawiyah (radhiallahu ‘anhu) berkata : “Mereka para wanita mengalahkan para suami yang mulia, dan mereka dikuasai oleh para suami yang buruk” (Fathul Baari 9/265)

Sungguh wanita adalah makhluk yang lembut dan sangat butuh dengan kelembutan. Hatinya bisa tertawan dengan kelembutan….bukan dengan kekerasan seorang suami.

Seorang wanita yang bertekuk lutut dihadapan seorang suami karena kerasnya sang suami bukan berarti menunjukkan sang suami hebat dan berakhlak mulia…. Karena kalau menundukan dengan kekerasan maka orang jalanan, preman, dan petinjupun mampu melakukannya.

Akan tetapi suami yang bisa menawan hati istrinya dengan kelembutan meskipun sering mengalah dan bersabar dengan sikap-sikap istrinya, itulah suami yang hebat dan mulia…

Wanita Itu Godaan Terbesar Bagi Pria

Ditulis oleh Ummu Rumaysho dan Abu Rumaysho (Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc, حفظه الله تعالى )

Wanita itu godaan terbesar bagi pria. Benarkah?

Seandainya kita wanita tidak memiliki kecantikan, kedudukan, dan kesempatan seperti apa yang dimiliki Zulaikha. Akan tetapi kita (wanita) harus tahu barangkali tidak ada lelaki saat ini yang mampu menahan fitnah wanita seperti Yusuf.

Jadi hendaklah setiap wanita berusaha menjaga diri dengan menutup aurat, dengan mengetahui adab adab bergaul dengan lawan jenis yang bukan mahram sesuai syari’at islam dan terus bersemangat untuk mempelajari agama yang sempurna ini. Jangan sampai kita (wanita) menyebabkan para lelaki berpaling dari Allah atau menyebabkan mereka bermaksiat kepada Allah. Baik itu suaminya, orang tuanya, saudaranya, ataupun orang lain.

Karena kita (wanita) adalah fitnah terbesar bagi laki laki. Sebagaimana hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Usamah Bin Zaid. Beliau bersabda,

مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

“Aku tidak meninggalkan satu godaan pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari no. 5096 dan Muslim no. 2740)

Kata Imam Nawawi, yang dimaksud godaan wanita ini bisa jadi di dalamnya adalah istri. (Lihat Syarh Shahih Muslim, 17: 50). Karena ada di antara para istri yang membuat suaminya malah jauh dari Allah.

Berdasarkan hadits di atas, Ibnu Hajar mengatakan bahwa wanita adalah godaan terbesar bagi para pria dibanding lainnya. (Fathul Bari, 9: 138). Hal ini dikuatkan oleh firman Allah Ta’ala,

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita.” (QS. Ali Imran: 14)

Wanita dalam ayat ini dijadikan bagian dari kecintaan pada syahwat. Wanita disebutkan lebih dulu daripada anak dan kenikmatan dunia lainnya. Ini menunjukkan bahwa wanita itu pokoknya, godaan terbesar adalah dari wanita. (Idem).

Lihatlah pula bahwa Bani Israil bisa hancur pula dikarenakan wanita.

فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِى النِّسَاءِ

“Waspadalah dengan dunia, begitu pula dengan godaan wanita. Karena cobaan yang menimpa Bani Israil pertama kalinya adalah karena sebab godaan wanita.” (HR. Muslim no. 2742).

Semoga Allah memberi taufik pada wanita untuk menyadari hal ini, juga bagi para pria selalu waspada, yaitu waspada jangan sampai jauh dari Allah dikarenakan pandangan yang tidak halal dan tergoda dengan hal lainnya pada wanita yang halal maupun yang tidak.

Ref :
http://rumaysho.com/muslimah/wanita-itu-godaan-terbesar-bagi-pria-8800

Membaca Qur’an Di Kuburan Itu Tidak Berpahala, Lalu Apanya Yang Akan Dihadiahkan…

Ustadz Musyaffa Ad Dariny, Lc, MA حفظه الله تعالى

Syeikh Utsaimin -rohimahulloh- pernah ditanya tentang hukum berkumpul dan membaca (Qur’an) di kuburan, apakah si mayit bisa mendapatkan manfaat dari bacaan tersebut?

Maka beliau menjawab:

[[ Ini termasuk amalan munkar yang tidak pernah dikenal di zaman Para Salafus Saleh, yakni berkumpul dan membaca (Qur’an) di kuburan.

Adapun tentang apakah si mayit bisa mendapatkan manfaat dari bacaan tersebut, maka kita katakan:

Jika maksudnya si mayit bisa mendapatkan manfaat dari MENDENGARKAN (bacaan tersebut), maka ini tidak benar adanya; karena dia telah mati, dan telah terbukti bahwa Nabi -shollallohu alaihi wasallam- telah bersabda:

“Jika seorang hamba mati, niscaya semua amalnya terputus, kecuali 3: sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya”… dan hadits ini tegas MEMBATASI bahwa mayit hanya bisa mengambil manfaat dari tiga hal yg disebutkan dalam hadits tersebut.

Adapun jika maksudnya si mayit bisa mengambil manfaat dari PAHALA yang dihasilkan dari pembacanya, artinya si pembaca meniatkan pahalanya untuk mayit tersebut, maka apabila telah ditetapkan bahwa ini termasuk amalan bid’ah, maka semua bid’ah itu TIDAK ada pahalanya, “Semua bid’ah adalah sesat” sebagaimana disabdakan Nabi -shollallohu alaihi wasallam-, dan tidak mungkin kesesatan berubah menjadi hidayah (petunjuk kebenaran).

Ditambah lagi bacaan ini biasanya ada bayarannya, dan bayaran untuk amal-amal taqarrub kepada Allah itu batil… Jadi si pembaca tersebut yang meniatkan pahala duniawi dari bacaannya, kita katakan kepadanya: bacaannya tersebut tidak diterima, bahkan itu adalah bacaan yang sia-sia, tidak ada ganjaran dan pahalanya.

Sehingga dengan demikian si mayit tidak bisa mendapatkan manfaat dari pahala yang dihadiahkan kepadanya, karena memang hal tersebut tidak ada pahalanya.

Jadi itu adalah tindakan menyia-nyiakan harta, membuang-buang waktu, dan keluar dari jalannya para salafus saleh -rodhiallohu anhum-.

Terutama bila harta yang dikeluarkan (untuk keperluan itu) adalah dari harta peninggalan si mayit, dan di dalamnya terdapat hak orang yang belum ditunaikan, ada haknya anak-anaknya yang masih kecil, dan hak mereka yang belum sempurna akalnya, kemudian orang (yang melakukan tindakan) itu mengambil uang mereka tanpa alasan yang benar, sehingga dosanya bertambah-tambah, wallohul mustaan ]].

[Kitab: Majmu’ Fatawa Syeikh Utsaimin 17/226].

————–

Mungkin akan banyak yang tidak ‘sreg’ dengan status ini, tapi kebenaran harus disampaikan… Ahmad bin Harb -rohimahulloh- (w 234 H) mengatakan:

“Aku tidak menemukan manisnya ibadah hingga aku tinggalkan 3 perkara:

Aku tinggalkan KERELAAN manusia, sehingga aku mampu mengatakan kebenaran.

Aku tinggalkan persahabatan dengan orang-orang fasik, sehingga aku dapatkan persahabatan dengan orang-orang saleh.

Dan aku tinggalkan manisnya dunia, hingga aku dapatkan manisnya akherat”.

[Siyaru A’lamin Nubala’ 11/34].