Jangan Enggan Menyebarkan Status (Pesan) Kebaikan Kepada Orang Lain

Menyebarkan status sendiri, atau copas dari orang lain, sama-sama dapat pahala menunjukkan kebaikan. Karena sebenarnya, mereka semua sama-sama mengambil ilmu dari yang lain.

Yang satu mengambil ilmu dari ulama lain, sedangkan yang ngopas mengambil ilmu dari pembuat status. Dan dua-duanya masuk dalam sabda Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Siapa yang menunjukkan kebaikan kepada orang lain, maka baginya pahala seperti orang yang melakukannya..” [HR. Muslim: 1893].

Ingat pula bila Anda tidak mampu menyaingi orang lain dalam membuat sendiri ‘pesan kebaikan’, maka paling tidak Anda tidak kalah dalam menyebarkannya kepada orang lain.

Mari berlomba-lomba dalam menyebarkan kebaikan. Semoga itu semua menjadi ‘tabungan kebaikan’ bagi kita semua.

Ditulis oleh,
Ustadz Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى

Cara Membuat Hati Lapang…

Di antara sebab yang bisa membuat hati lapang dan menghilangkan kesempitannya adalah berbuat baik kepada sesama muslim.

Karena berbuat baik kepada manusia, akan dibalas dengan cepat. Kalau hatimu sedang sempit, cobalah !

(Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid, حفظه الله تعالى )

Courtesy of Mutiara Risalah Islam

HADITS PALSU TENTANG 10 WASIAT RASULULLAH shallallahu alaihi wasallam KEPADA PUTRINYA, FATHIMAH AZ-ZAHRA Radhiyallahu ‘Anha…

Tanya:
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Ustadz ada pertanyaan via japri : apakah hadits ini shoheh?

Ada 10 wasiat Rasulullah kepada putrinya Fathimah binti Rasulillah. Sepuluh wasiat yang beliau sampaikan merupakan mutiara yang termahal nilainya bila kemudian dimiliki oleh setiap istri solehah.

1. Ya Fathimah, kepada wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum, melebur kejelekan, dan meningkatkan derajat wanita itu.

2. Ya Fathimah, kepada wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah menjadikan dirinya dengan neraka tujuh tabir pemisah.

3. Ya Fathimah, tiadalah seorang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan mencuci pakaiannya, melainkan Allah akan menetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.

4. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang menahan kebutuhan tetangganya, melainkan Allah akan menahannya dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.

5. Ya Fathimah, yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhoaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fathimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.

6. Ya Fathimah, apabila wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasa sakit akan melahirkan, Allah menetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Allah. Jika dia melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Bila meninggal ketika melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikitpun. Didalam kubur akan mendapat pertamanan indah yang merupakan bagian dari taman sorga. Dan Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.

7. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang melayani suami selama sehari semalam dengan rasa senang serta ikhlas, melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Dan Allah memberikan kepadanya pahala seratus kali beribadah haji dan umrah.

8. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang tersenyum di hadapan suami, melainkan Allah memandangnya dengan pandangan penuh kasih.

9. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang membentangkan alas tidur untuk suami dengan rasa senang hati, melainkan para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.

10. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, melainkan Allah memberi minuman arak yang dikemas indah kepadanya yang didatangkan dari sungai2 sorga. Allah mempermudah sakaratul-maut baginya, serta kuburnya menjadi bagian dari taman sorga. Dan Allah menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal-mustaqim dengan selamat.

» JAWAB:

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Bismillah. Hadits tentang 10 Wasiat Rasulullah kepada Fathimah az-Zahra putri beliau adalah HADITS PALSU yang didustakan atas nama Nabi shallallahu alaihi wasallam. Hal ini dikarenakan hadist tersebut tidak ada di dalam kitab kitab hadits Ahlus Sunnah, dan juga tidak memiliki sumber yang jelas dan terpercaya.

Oleh karena itu, DILARANG KERAS mempercayainya dan menyebarluaskannya kecuali dengan tujuan menjelaskan dan memperingatkan kaum muslimin akan kedustaan dan kepalsuannya. Sebab, jika seseorang telah mengetahui kedustaan dan kepalsuan suatu hadits lalu ia menyebarluaskannya kepada orang lain tanpa menerangkan kepalsuan dan kedustaannya, maka ia akan menjadi musuh bagi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pada hari Kiamat, dan ia pun terkena ancaman keras dari Nabi shallallahu alaihi wasallam sebagaimana disebutkan di dalam hadits-hadits shohih berikut ini:

1. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

” من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار ”

“Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaknya dia mengambil tempat duduknya di dalam api Neraka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

2. Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

” لا تكذبوا علي فإنه من كذب علي فليلج النار ” .

“Janganlah kalian berdusta atas namaku. Karena sesungguhnya barangsiapa yang berdusta atas namaku, maka hendaknya dia masuk ke dalam api Neraka.” (HR. Al-Bukhari).

3. Dari al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

” إن كذبا علي ليس ككذب على أحد من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار ”

“Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sebagaimana berdusta atas nama orang lain. Maka barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaknya dia menyiapkan tempat duduknya di dalam api Neraka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Na’udzu billahi min dzaalik.

Demikian jawaban yang dapat kami sampaikan. Semoga Allah melindungi kita semua dari bahaya hadits DHO’IF dan PALSU, dan dari segala keburukan di dunia n akhirat. آمين يا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Do’a-Do’a Memohon Kesabaran Ketegaran dan Istiqomah Di Atas Islam Dan Takwa…

Bismillah. Berikut ini kami akan sebutkan beberapa doa dari Al-Quran dan hadits-hadits shohih yang semestinya dibaca oleh setiap muslim dan muslimah agar ia senantiasa sabar, tegar dan istiqomah di atas agama Islam dan dalam melaksanakan amalan-amalan ketaatan kepada Allah Ta’ala.

(*) DOA PERTAMA:

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

‘Robbanaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lanaa Min-Ladunka Rohmatan, innaka Antal-Wahhaab’

Artinya: “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Dzat yang Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8).

(*) DOA KEDUA:

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

‘Robbanaa Afrigh ‘Alainaa Shobron wa Tsabbit Aqdaamanaa wanshurnaa ‘Alal Qoumil Kaafiriin’.

Artinya: “Wahai Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah: 250).

(*) DOA KETIGA:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

‘Ya Muqollibal Quluubi Tsabbit Qolbiy ‘Alaa Diinika’.

Artinya: “Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. At-Tirmidzi no.3522, imam Ahmad IV/302, Al-Hakim I/525. Lihat Shohih Sunan At-Tirmidzi no.2792).

» Do’a ini merupakan doa yang paling sering dipanjatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

(*) DOA KEEMPAT:

اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

‘Allaahumma Mushorrifal Quluub, Shorrif Quluubanaa ‘Alaa Tho’atika’

Artinya: “Ya Allah, Dzat yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk selalu taat kepada-Mu.” (HR. Muslim).

Demikianlah beberapa doa dari Al-Quran dan Hadits Shohih yang sepantasnya dipanjatkan oleh kita semua agar Allah ta’ala memberikan kepada kita taufiq dan pertolongan-Nya serta kemudahan untuk senantiasa sabar dan tegar serta istiqomah dalam memegang teguh agama Islam dan melaksanakan ketaatan kepada-Nya hingga akhir hayat. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan kita dapat mengamalkannya.

آمِيْنَ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Muhammad Wasitho, حفظه الله تعالى

#GRUP MAJLIS HADITS
WA/LINE: +6282225243444

Ingin Dakwah Diterima ? Penuhilah Satu Syarat Ini…

Jika kita menginginkan dakwah kita diterima, tumbuhkanlah rasa takut kepada Allah dan Hari Akhir dalam hati manusia. Inilah diantara rahasia mengapa ayat-ayat yang turun di masa awal dakwah Nabi shollallohu alaihi wasallam (ketika di Makkah) banyak membicarakan tentang Neraka dan adzab Allah di hari kiamat. Ini juga yang diisyaratkan Allah dalam banyak perintahNya kepada hambaNya yang paling mulia, Muhammad shallallahu alaihi wasallam, diantaranya:

فَذَكِّرْ بِالْقُرْآنِ مَنْ يَخَافُ وَعِيدِ

“Maka, berilah peringatan dengan Al Quran ini orang yang takut dengan ancaman-Ku.” [QS. Qof:45]

إِنَّمَا أَنْتَ مُنْذِرُ مَنْ يَخْشَاهَا

“Kamu hanyalah seorang pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepada hari kiamat.” [QS. An Nazi’at:45]

فَذَكِّرْ إِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَىٰ * سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَىٰ * وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى * الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَىٰ * ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَىٰ

“Berilah peringatan (kepada kaummu), karena peringatan itu pasti bermanfaat.  Orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran. Sedang orang-orang yang celaka akan menjauhinya, yaitu orang yang akan memasuki api (neraka) yang paling besar. Kemudian dia “mati tidak, hidup pun tidak” di dalamnya.” [QS. Al A’la:9-13]

Dan masih banyak ayat lain yang senada dengannya. Oleh karena itu, berikanlah perhatian khusus pada hal ini dalam berdakwah, dan yang paling membantu untuk menumbuhkan rasa takut ini adalah materi akidah dan tauhid, wallohua’lam.

Musyaffa’ Ad Dariny, حفظه الله تعالى

Kegembiraan Pada Hari Kiamat…

Jika Anda senang ketika gajian datang,
ketahuilah orang-orang miskin kan
senang jika dapat sedikit bagian dari gaji
Anda. Yang sedikit itu, besar pahalanya
di sisi Allah.

Kamu akan lebih gembira pada hari
Kiamat kelak disebabkan karena
sedekahmu itu, melebihi kegembiraanmu
saat menerima gaji di dunia.

Abdul Aziz As Sadhaan, حفظه الله تعالى

Courtesy of Mutiara Risalah Islam
Courtesy of Twit Ulama

image

Hisab Yang Ringan…

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Adapun orang yang diberikan catatan amalnya dengan tangan kanannya maka kelak dia akan dihisab dengan hisab yang ringan dan akan kembali kepada keluarganya dengan penuh kegembiraan.” (QS. Al-Insyiqaq: 7-8)

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, “Yang dimaksud hisab yang ringan itu adalah Allah ‘azza wa jalla akan berduaan bersama dengan seorang hamba-Nya yang beriman dan tidak ada orang lain yang ikut menyaksikan dosa-dosanya. Dia mengatakan, ‘Didunia aku telah melakukan demikian dan demikian’, sampai-sampai ketika dia telah merasa bahwa dia pasti akan binasa maka Allah ta’ala berfirman, ‘Sesungguhnya Aku telah menutupi dosa-dosa itu untukmu selama di dunia, dan pada hari ini Aku pun mengampuninya untukmu.’…”

(Syarh Aqidah Ahlis Sunnah, hal. 298)

Courtesy of Mutiara Risalah Islam

image

Menebar Cahaya Sunnah