Dari kitab yang berjudul “Haqiiqotul Bid’ah wa Ahkaamuhaa“, tentang Hakikat Bid’ah dan Hukum-Hukumnya, ditulis oleh Syaikh Sa’id bin Nashir Al Ghomidi, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Definisi Bid’ah…) bisa di baca di SINI
=======
? Kaidah-Kaidah Bid’ah # 1 ?
Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosuulillah…
Kita lanjutkan fawaaid dari kitab “Haqiiqotul Bid’ah wa Ahkaamuhaa”.. kemudian beliau membawakan kaidah-kaidah yang berhubungan seputar bid’ah yang hendaknya kita pahami bersama.
⚉ PERTAMA
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
Bahwa setiap bid’ah itu sesat.
Kata Beliau:
قاعدة عامة محكمة شاملة اكمة شاملة لكل محدثة
“Ini kaidah yang umum, yang mencakup seluruh perkara yang dibuat-buat
قُصد بها القربة
Dimana maksud tujuannya adalah untuk taqorrub kepada Allah
ولا دليل عليها من الدين
Yang tidak ada dalil dari agama.
وهذه القاعدة قطعة من حديث الرسول
Dimana kaidah ini, bagian dari hadits Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam.”
Diriwayatkan Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, “…adalah Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam apabila berkhutbah maka matanya menjadi merah, suaranya menjadi tinggi, dan marahnya menjadi sangat, seakan-akan Beliau memperingatkan akan adanya pasukan perang yang akan menyerang.
Beliau bersabda, “Aku diutus dalam keadaan aku dan hari kiamat seperti ini (yaitu antara telunjuk dan jari tengah).”
Lalu Beliau berkata,
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Sesungguhnya sebaik-baiknya ucapan adalah firman Allah, sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk-petunjuk Muhammad shollallahu ‘alayhi wasallam, seburuk-buruknya perkara adalah yang diada-adakan dan setiap bid’ah itu sesat.” [dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya]
Demikian pula dalam hadits Erbadl bin Sariyah, dimana Beliau shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,
إِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ.
“Jauhi oleh kalian perkara yang diada-adakan karena setiap yang baru ada itu bid’ah dan bid’ah itu sesat.”
Disini Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam menyebutkan dengan kata “KULLU”, dan “KULLU” itu termasuk “Alfaadzul Umum” (lafaz yang bersifat umum) tidak boleh di khususkan kecuali dengan dalil, maka ia wajib dibawa kepada keumummannya sampai ada dalil mengkhususkan dan tidak ada dalil yang mengkhususkannya.
Alhafidz Ibnu Rojab berkata (dalam kitab Jami’ Al’uluum Walhikam hal 252), kata Beliau,
“..sabda Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam
((كل بدعة ضلالة))
من جوامع الكلم
Setiap bid’ah itu sesat.. termasuk ucapan yang pendek namun menyeluruh.
لايخرج عنه سيء
Tidak keluar darinya sesuatupun juga
وهو أصل عظيم من أصول الدين
Ini adalah merupakan pokok yang agung dari pokok-pokok agama
فكل من أحدث شيئاً ونسبه إلى الدين ولم يكن له أصل من الدين، ير جع إليه فهو ضلالة
Maka setiap yang membuat-buat sesuatu yang ia nisbatkan kepada agama dan tidak ada asalnya dari agama ini, maka ia sesat
والدين بريء منه
Dan agama berlepas diri darinya
وسواء في ذلك مسائل الا عتقادات أو الأعمال أو الأقوال الظاهر ة والباطنة
Baik itu masalah aqidah atau perbuatan atau perkataan yang tampak maupun yang tersembunyi..”
Ibnu Hajar Al Haitsamiy berkata (kitab Al Fatawa Al Haditsiyah hlm 280)
البدعة الشر عية لا تكون إلا ضلالة بخلاف اللغوية
“Bid’ah yang bermakna syari’at semuanya sesat, beda dengan bid’ah secara bahasa.”
Karena sudah kita sebutkan pada pertemuan kemarin, bahwa bid’ah secara bahasa itu setiap yang diada-ada yang sebelumnya tidak ada, sedangkan bid’ah secara syari’at itu adalah khusus dalam masalah perkara agama dimana pelakunya menisbatkan itu sebagai agama dan niatnya adalah untuk taqorub kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka kalau kita melihat dalil-dalil syari’at maka kita dapati bahwa dalil-dalilnya itu mutlak
الأدلة الشر عية جاءت مطلقة عا مت في ذم البد ع جميعها
“Dimana dalil-dalil semuanya bersifat umum, mencela seluruh kebid’ahan.”
Ibnu Taimiyah berkata (dalam Majmu Fatawa jilid 10/ hlm 370)
“..Menjaga keumuman sabda Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam yaitu ‘seiap bid’ah sesat’ itu HARUS, dan bahwasanya kita harus mengamalkan keumumannya karena tidak ada dalil yang mengkhususkan…”
Demikian pula para Salafush-sholih besepakat seluruhnya untuk mencela bid’ah dan mentahzirnya.
Maka dari itu perkataan sebagian orang akan adanya bid’ah hasanah adalah merupakan perkataan yang bathil dan bertabrakan dengan dalil-dalil syari’at.
.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul “Haqiiqotul Bid’ah wa Ahkaamuhaa“, tentang Hakikat Bid’ah dan Hukum-Hukumnya, ditulis oleh Syaikh Sa’id bin Nashir Al Ghomidi, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/
Artikel TERKAIT :
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – Haqiiqotul Bid’ah wa Ahkaamuhaa – Hakikat Bid’ah dan Hukum-Hukumnya
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil Haq – Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – Al Ishbaah – Manhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN