Jumhur úlama berpendapat disyariátkannya sholat íed bagi wanita, budak, orang sakit, dan musafir meskipun sendirian dan tidak dirumah.
Al-Imam Al-Bukhari berkata :
بَابٌ: إِذَا فَاتَهُ العِيدُ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ، وَكَذَلِكَ النِّسَاءُ، وَمَنْ كَانَ فِي البُيُوتِ وَالقُرَى، لِقَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «هَذَا عِيدُنَا أَهْلَ الإِسْلاَمِ» وَأَمَرَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ مَوْلاَهُمْ ابْنَ أَبِي عُتْبَةَ بِالزَّاوِيَةِ فَجَمَعَ أَهْلَهُ وَبَنِيهِ، وَصَلَّى كَصَلاَةِ أَهْلِ المِصْرِ وَتَكْبِيرِهِمْ وَقَالَ عِكْرِمَةُ: «أَهْلُ السَّوَادِ يَجْتَمِعُونَ فِي العِيدِ، يُصَلُّونَ رَكْعَتَيْنِ كَمَا يَصْنَعُ الإِمَامُ» وَقَالَ عَطَاءٌ: «إِذَا فَاتَهُ العِيدُ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ»
“Bab : Jika seseorang terluput dari sholat íed maka ia sholat dua roka’at, demikian juga para wanita, dan orang-orang yang ada di rumah-rumah dan juga di kampung-kampung.”
➡️ Hal ini berdasarkan sabda Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam, “Ini adalah adalah íed (hari raya) kita kaum muslimin”
➡️ “Anas bin Malik memerintahkan budaknya Ibnu Abi Útbah di Az-Zawiyah, maka beliaupun mengumpulkan keluarganya dan anak-anaknya dan sholat seperti sholat orang-orang di kota dan sesuai dengan takbir mereka”.
➡️ Íkrimah berkata, “Penduduk kampung (demikian juga para petani) berkumpul tatkala íed, lalu mereka sholat dua roka’at sebagaimana yang dilakukan oleh penguasa (yang sholat íed di kota)”
➡️ Áthoo berkata, “Jika seseorang luput dari sholat íed maka ia sholat dua roka’at”
Atsar Anas bin Malik di atas, dan juga atsar-atsar para tabiín dijadikan dalil oleh Jumhur (mayoritas) ulama bahwasanya :
➡️ barang siapa yang terluput dari sholat íed, maka hendaknya ia mengqodho’nya. Yaitu ia mengqodho’ nya dengan sholat dua roka’at dan bertakbir sebagaimana sholat íed biasanya. Namun tidak perlu khutbah setelah sholat.
Wallahu a’lam
Ditulis oleh,
Ustadz DR. Firanda Andirja MA, حفظه الله تعالى
Read more https://firanda.com/3922-fikih-seputar-ramadhan-terkait-covid-19.html
JANGAN LEWATKAN YANG BERIKUT INI:
Kumpulan Artikel Terkait Covid-19