Syeikh Al-‘Utsaimin -rohimahullah- mengatakan,
“Semua kaum muslimin wajib menimbang amalan seseorang yang mengaku sebagai Wali dengan apa yang ada dalam Al-Kitab dan As-Sunnah. Apabila sesuai dengan Al-Kitab dan As-Sunnah, maka diharapkan dia (benar) Wali Allah.. adapun bila menyelisihi Al-Kitab dan As-Sunnah, maka (jelas) dia bukan Wali Allah.
Allah telah menyebutkan timbangan yang adil untuk mengetahui Wali-Nya, yaitu dalam firman-Nya,
ألا إن أولياء الله لا خوفٌ عليهم ولا هم يحزنون ♡ الذين آمنوا وكانوا يتقون
“Ingatlah, sesungguhnya para Wali Allah, tidak ada ketakutan sedikit pun atas mereka, dan mereka juga tidak akan bersedih, yaitu mereka yang beriman dan bertaqwa..” [Yunus: 62-63]
Maka siapa pun yang beriman dan bertaqwa, berarti dia Wali Allah. Sebaliknya siapa pun yang tidak demikian, maka dia bukan Wali Allah..
Meski demikian, kita tidak boleh memastikan orang tertentu sebagai Wali, tapi kita boleh mengatakan secara umum, “siapa saja yang beriman dan bertaqwa, maka dia adalah Wali Allah..”
[Fatawa Muhimmah, hal 83-84]
—–
Mengapa tidak boleh menilai orang lain sebagai Wali..?
Karena Allah ta’ala telah berfirman:
فَلَا تُزَكُّوۤا۟ أَنفُسَكُمۡۖ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰۤ
“Jangan sampai kalian memuji diri kalian, (karena) Dia-lah yang lebih tahu siapakah orang yang (benar-benar) bertaqwa..” [An-Najm 32]
Ya, kalau memuji diri sendiri saja tidak boleh, padahal yang lebih tahu tentang seseorang adalah dirinya sendiri .. apalagi memuji orang lain (person tertentu) sebagai Wali..!
Ditulis oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى
ARTIKEL TERKAIT
Mutiara Salaf – KOMPILASI ARTIKEL