Category Archives: Hadits

Bacaan Setelah Sholat Fardhu Yang Kerap Terlupakan

Setiap setelah selesai sholat fardhu/wajib, kita dianjurkan membaca surat :
– Al Ikhlash
– Al Falaq,
– An Naas
masing-masing sebanyak 1 kali.

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir rodhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ الْمُعَوِّذَاتِ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ

“Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam  memerintahkan padaku untuk membaca mu’awwidzaat di akhir sholat (sesudah salam)..”

(HR. An-Nasa’i no. 1336 dan Abu Dawud no. 1523. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih).

Yang dimaksud mu’awwidzaat  adalah surah Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani rohimahullah dalam kitab Fath Al-Baari 9:62.

=======
Silahkan download dan share pdf panduan ringkas dzikir setelah sholat fardhu :

E-BOOK (PDF) DZIKIR SETELAH SHOLAT FARDHU (klik dan download)

https://tinyurl.com/sx7z9z4s
atau
https://t.me/bbg_alilmu/20053

Bila Tidak Mampu Memberikan Manfaat Kepada Orang Lain Maka Setidaknya Jangan Mengganggunya

Rosulullah shollallaahu ‘alayhi wasallam bersabda,

على كل مسلم صدقة
‏فقالوا : يا نَبِيَّ اللَّهِ فمن لم يجد؟
‏قال : يَعمل بيَدِهِ فَيَنفَعُ نَفْسَهُ ويَتَصَدَّقُ
‏قالوا : فإن لم يجد ؟
‏قالَ : يعين ذا الحاجة الملهوف
‏قالوا : فإن لم يَجد ؟
‏قال :
‏فليعمل بالمعروف وليمسك عن الشر
‏⇦ فإنها له صدقة.

“Setiap muslim hendaklah bersedekah..”

Mereka berkata, “Jika tidak mampu..?”
Beliau bersabda, “Bekerja dengan tangannya agar ia memberi manfaat pada dirinya dan bersedekah..”

Ditanya lagi, “Jika tidak mampu juga..?”
Beliau bersabda, “Membantu orang yang membutuhkan pertolongan..”

Ditanya lagi, “Jika tidak mampu juga..?”
Beliau bersabda, “Hendaklah ia beramal kebaikan dan menahan diri dari keburukan..”

(HR Al Bukhari no. 1445)


Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Tiga Jenis Manusia Yang Menghadiri Sholat Jum’at

Rosulullah sholallahu ‘alayhi wasallam bersabda

” يَحْضُرُ الْجُمُعَةَ ثَلَاثَةٌ: فَرَجُلٌ حَضَرَهَا يَلْغُو ، فَذَاكَ حَظُّهُ مِنْهَا، وَرَجُلٌ حَضَرَهَا بِدُعَاءٍ، فَهُوَ رَجُلٌ دَعَا اللهَ عَزَّ وَجَلَّ، فَإِنْ شَاءَ أَعْطَاهُ، وَإِنْ شَاءَ مَنَعَهُ، وَرَجُلٌ حَضَرَهَا بِإِنْصَاتٍ وَسُكُوتٍ ، وَلَمْ يَتَخَطَّ رَقَبَةَ مُسْلِمٍ، وَلَمْ يُؤْذِ أَحَدًا، فَهِيَ كَفَّارَتُهُ إِلَى الْجُمُعَةِ الَّتِي تَلِيهَا، وَزِيَادَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ، فَإِنَّ اللهَ يَقُولُ: {مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ، فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا} [الأنعام: ١٦٠] “

Yang menghadiri Jum’at ada tiga jenis manusia :

1. Orang yang menghadirinya dengan melakukan perbuatan sia-sia, dan itulah bagiannya

2. Orang menghadirinya sambil berdo’a, maka dia adalah orang yang berdo’a kepada Allah Ta’ala, jika Allah menghendaki, maka Allah kabulkan dan jika tidak, maka Allah mencegahnya.

3. 0rang yang menghadirinya dengan diam dan tak berbicara,  tidak melangkahi leher seorang muslim dan tidak menyakiti seorang pun. Maka itu menjadi penghapus dosa hingga jum’at berikutnya, dan ditambah 3 hari. Demikian itu, sebab Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

“Barangsiapa yang melakukan satu kebaikan maka baginya mendapatkan sepuluh kali lipat yang semisalnya..(An ‘Aam 160)..”

(HR. Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad yang Hasan)

Diantara Tanda Sifat Munafik

Ubay bin Ka’ab rodhiyallahu ‘anhu berkata,

“Suatu hari Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam mengerjakan sholat shubuh, lantas beliau bersabda, “Apakah si Fulan ikut menghadiri sholat shubuh..?”

Para sahabat pun menjawab, “Tidak..” Kemudian beliau bertanya lagi, “Apakah si Fulan (yang lain) menghadiri sholat shubuh..?” Para sahabat menjawab, “Tidak..”

Lantas beliau shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

“Sesungguhnya dua sholat ini (shubuh dan isya) adalah sholat yang paling berat bagi orang orang munafik. Andaikan mereka mengetahui pahala yang tersedia pada ke 2 sholat tersebut, niscaya mereka pun pasti mendatangi (tempat pelaksanaan) kedua sholat ini, walaupun dengan cara merangkak..”

(HR. Abu Dawud no. 554, an-Nasaa’i no. 843 dan Ahmad no. 21265)

● Ibrahim an-Nakho’i rohimahullah berkata,

“Cukuplah menjadi tanda sifat munafik, yaitu seorang lelaki yang bertetangga dengan masjid tetapi dia tidak pernah terlihat ada di dalam masjid tersebut (untuk menunaikan kewajiban sholat 5 waktu)..”

(Fathul Baari Libni Rojab IV/19)

Teruslah Berdo’a

Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إثْمٌ، وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ؛ إِلاَّ أَعْطَاهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ يُعَجِّلَ لَهُ دَعْوَتَهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوْءِ مِثْلَهَا. قَالُوا: إذًا نُكْثِرُ. قَالَ: اللهُ أَكْثَرُ

“Tidaklah seorang muslim berdo’a dengan sesuatu pun, selama (do’anya) tidak mengandung dosa atau memutus silaturrohiim, kecuali Alah akan memberinya salah satu dari tiga hal :

– disegerakan baginya pengabulan (do’a)nya,
– atau disimpan baginya di akhirat,
– atau dihindarkan darinya bencana atau keburukan yang semisal dengannya..”

(Ketika mendengar hadits ini) para sahabat bertanya, “Kalau demikian (yakni setiap orang yang berdo’a pasti akan mendapatkan salah satu dari tiga hal tersebut), kami akan memperbanyak do’a..”

Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam menjawab, “Sungguh, pengabulan Allah subhaanahu wa ta’ala lebih banyak dari do’a kalian..”

(HR. Ahmad no. 11133)

Hadits ini dinilai hasan shohiih oleh Syaikh al-Albani rohimahullah dalam Shohih at-Targhiib wa at-Tarhiib no. 1633

● Umar bin al-Khotthob rodhiyallahu ‘anhu berkata,

ﺇِﻧِّﻲ ﻻَ ﺃَﺣْﻤِﻞُ ﻫَﻢَّ اﻹِْﺟَﺎﺑَﺔِ، ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﻫَﻢَّ اﻟﺪُّﻋَﺎءِ، ﻓَﺈِﺫَا ﺃُﻟْﻬِﻤْﺖُ اﻟﺪُّﻋَﺎءَ ﻓَﺈِﻥَّ اﻹِْﺟَﺎﺑَﺔَ ﻣَﻌَﻪُ

“Sungguh, aku tidak terlalu merisaukan apakah do’aku dikabulkan atau tidak (karena pasti dikabulkan). Akan tetapi, yang aku kawatirkan, apakah aku mendapatkan taufik dari Allah subhaanahu wa ta’ala untuk berdo’a ataukah tidak.

Sebab apabila aku telah diberi taufik untuk berdo’a, sungguh pengabulan itu pasti menyertainya..”

(Ad Daa’u wad Dawaa – 17)

ARTIKEL TERKAIT
Tiga Perkara Yang Penting Untuk Diingat Ketika Berdo’a Kepada Allah

 

Rezeki Terbesar

Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

ان الله يعطى الدنيا من يحب و من لا يحب  و لا يعطى الايمان الا من احب

Sesungguhnya Allah telah memberikan kenikmatan dunia kepada siapa yang dicintai-Nya dan kepada siapa yang tidak dicintai-Nya, namun Allah tidak berikan (rezeki) iman kecuali kepada siapa yang dicintai-Nya saja.

(HR. Ahmad I/387 – Silsilah al-Ahaadiits ash-Shohiihah no. 2714)

● Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rohimahullah berkata,

فـالرزق الدنيـوي يحـصل للمـؤمن والكافـر, وأمـا رزق القلـوب مـن العـلم والإيـمان، ومـحبة الله وخشـيته ورجـائه، ونحـو ذلــك، فـلا يعطـيها إلا مـن يحـب

Rezeki dunia bisa didapatkan oleh orang yang beriman dan yang kafir.

Adapun rezeki bagi hati berupa :
– ilmu dan keimanan,
– cinta kepada Allah,
– takut kepada Allah,
– berharap kepada Allah,
– dan yang semisal itu,
maka Allah tidak akan memberinya kecuali kepada siapa yang telah Dia cintai saja.

(Taisiir al-Kariimir Rahman I/95)

Do’a Melunasi Hutang – Dibaca Sebelum Tidur

DO’A MELUNASI HUTANG – DIBACA SEBELUM TIDUR – JANGAN LUPA ADAB SEBELUM BERDO’A (baca poster no 3 dan 4)

Do’a ini terdapat dalam 2 riwayat Imam Muslim rohimahullah, yaitu :

HR. Muslim no. 2713 a
HR. Muslim no. 2713 c (*)

(*) Dalam hadits riwayat Muslim no. 2713 c ada tambahan “..As Sab’i..” di akhir dari kalimat pertama dari do’a tsb, sedangkan kelanjutan do’anya sama dengan yang terdapat dalam hadits riwayat Muslim no. 2713 a.

Baca perincian do’a beserta artinya di bawah ini ⬇️

Allaahumma robbas samaawaatis sab’i
wa robbal ardhi
wa robbal ‘arsyil ‘azhiim

Robbanaa wa robba kulli syai-in
Faaliqol habbi wan nawaa
Wa munzilat tawrooti
wal injiili wal furqoon

A’uudzubika min syarri kulli syai-in
Anta aakhidzun binaa siyatihi

Allaahumma antal awwalu
Falaysa qoblaka syai-un

Wa antal aakhiru
Falaysa ba’daka syai-un

Wa antazh zhoohiru
Falaysa fawqoka syai-un

Wa antal baathinu
Falaysa duunaka syai-un

Iqdhi ‘annad dayna
Wa aghninaa minal faqri

=======

Yaa Allah Robb yang menguasai langit yang tujuh, dan Robb yang menguasai bumi, dan Robb yang menguasai ‘Arsy yang agung

Robb kami dan Robb segala sesuatu.
Robb yang membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah,
Robb yang menurunkan kitab Taurat, Injil dan Furqon (Alqur’an).

Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau memegang ubun-ubunnya (semua makhluk atas kuasa Allah).

Yaa Allah Engkau-lah yang paling awal, tidak ada sesuatu apapun sebelum-Mu

Dan Engkau-lah yang paling akhir, tidak ada sesuatu apapun setelah-Mu

Dan Engkau-lah yang nyata, tidak ada sesuatu apapun yang meliputi-Mu di atas-Mu

Dan Engkau-lah yang batin, tidak ada sesuatu apapun yang luput dari-Mu

Lunasilah hutang kami dan berilah kami kekayaan (kecukupan) hingga terlepas dari kefakiran.

=======

Imam An Nawawi rohimahullah menyatakan bahwa maksud hutang dalam hadits tersebut di atas adalah kewajiban kepada Allah Ta’ala dan kewajiban terhadap hamba seluruhnya, intinya mencakup segala macam kewajiban.

(Syarh Shohih Muslim, 17: 33)

Diantara Keutamaan Banyak Berdzikir Mengingat Allah

● Dari Abu ad-Darda’ rodhiyallahu ‘anhu, Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

“Maukah kalian aku beritahu amalan :
– terbaik,
– tersuci kalian disisi Allah,
– dan paling tinggi dalam derajat kalian,
– serta lebih baik bagi kalian dari diberi emas dan perak,
– dan lebih baik dari berjumpa musuh lalu kalian penggal leher mereka dan mereka memenggal leher kalian..?”

Mereka menjawab, “Ya..’

Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda, “Dzikir kepada Allah..”

(HR. Ahmad no. 21702 – Hadits ini di-shohihkan al-Albani rohimahullah dalam Shohiih al-Jaami no. 2629)

● Dari Abu Hurairoh rodhiyallahu ‘anhu, Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda, “Telah menang al-Mufarriduun..”

Mereka bertanya, ” Siapakah al-Mufarriduun tersebut wahai Rosulullah..?

Beliau shollallahu ‘alayhi wasallam menjawab, “Lelaki dan wanita yang banyak mengingat Allah..”

(HR Muslim no. 2676)

● Terkait Al Mufarriduun, sahabat yang mulia Abdullah bin Abbas rodhiyallahu ‘anhumaa menjelaskan,

“Yang dimaksud adalah mengingat Allah ‘Azza wa Jalla :
– setiap selesai sholat baik pagi maupun petang,
– di atas pembaringan dan setiap kali bangun dari tidur,
– setiap kali pergi di pagi dan sore hari dari rumahnya mengingat Allah Azza wa Jalla..”

(Al-Adzkar an-Nawawi hlm 10)

ref : https://almanhaj.or.id

=====
Beberapa dzikir yang bisa kita amalkan setiap saat, setiap hari, klik :

1. https://bbg-alilmu.com/archives/54812

2. https://t.me/bbg_alilmu/16705

3. https://t.me/bbg_alilmu/24279

Jadilah Hamba Yang Mufarriduun Dan Hammaaduun

mari kita membiasakan diri untuk selalu berdzikir mengingat Allah, dan banyak mengucapkan Alhamdulillah.. dalam berbagai macam perkara..

semoga Allah masukkan kita ke dalam kedua golongan ini..

● untuk dzikir, banyak dzikir mutlak yang kita bisa baca kapan saja dan berulang ulang, contohnya, klik : https://t.me/bbg_alilmu/16705

● sedangkan ucapan alhamdulillah, kapan sajakah kita di sunnahkan mengucapkan ‘alhamdulillah’..? silahkan klik artikel berikut..
https://bbg-alilmu.com/archives/29218

Ridho Allah Bagi Hamba Yang Pandai Bersyukur

Dari Anas bin Malik rodhiyallahu ‘anhu, Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

إنَّ الل‍َّهَ لَيَرضى عَنِ العبْدِ يأكُلُ الأكْلةَ فيحمَدُهُ عليها، ويشرَبُ الشَّرْبةَ فيحمَدُهُ عليها

“Sesungguhnya Allah betul-betul ridho pada seorang hamba yang makan lalu dia memuji Allah atas nikmat makanan tersebut dan dia minum lalu memuji Allah atas nikmat minuman tersebut..”

(HR. Muslim – 2734)

● Al-Qurthubi rohimahullah mengatakan,

فيه دلالة على أن شكر النعمة وإن قلت سبب نيل رضا الله تعالى

Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa mensyukuri nikmat -meskipun sedikit- merupakan sebab (seseorang) menggapai ridho Allah.

(Syarah Shohih Muslim 42/450)

● Syaikh Al-Utsaimin rohimahullah juga menjelaskan,

ورِضا الل‍َّهِ يحصُلُ به كلُّ مقصودٍ، فيحصُلُ به مغفرةُ الذُّنوبِ، وتكفيرُ السَّيِّئاتِ، ورِفعةُ الدَّرجاتِ؛ ولهذا ينبغي للإنسانِ كلَّما أكَلَ أو شرِبَ أنْ يحمَدَ الل‍َّهَ على ذلك؛ حتَّى يحصُلَ له هذا الخيرُ الكثيرُ، وهو أنْ يَرضَى الل‍َّهُ عنه.

Dengan ridho Allah :
– semua tujuan jadi tercapai,
– akan diampuni dosa-dosa,
– dihapuskan kesalahan-kesalahan, dan
– akan ditinggikan derajatnya.

Oleh karenanya, hendaklah setiap kali seseorang makan atau minum agar dia memuji Allah sehingga dia bisa mendapatkan kebaikan yang banyak ini, yaitu Allah meridhoinya.

(Fatawa Su’al ‘Alal Hatif, I/205)