Kapankah Negeri Islam Menjadi Negeri Kafir ?

Ust.Badrusalam, Lc

Bila kita telah mengetahui bahwa tidak semua yang berhukum dengan hukum islam kafir keluar dri islam, namun disesuaikan dengan keadaannya, maka ketahuilah sesungguhnya kaum muslimin berbeda pendapat mengenai negara islam kapan menjadi negara kafir menjadi lima pendapat :

Pertama : bahwa negeri islam tidak akan menjadi nergeri kafir secara mutlak, ini adlah pendapat ibnu hajar Al Haitami dan beliau menisbatkannya kepada Asy Syafi’iyyah.

Kedua : Negeri islam menjadi negeri kafir dengan diperbuatnya dosa-dosa besar, ini adalah pendapat kaum khowarij dan mu’tazilah.

Ketiga : negeri islam tidak berubah menjadi negeri kafir dengan sebatas dikuasai orang kafir, namun sampai syi’ar-syi’ar islam terputus sama sekali. Ini adalah pendapat Ad Dasuki Al maliki.

Keempat : Negeri islam berubah menjadi negeri kafir dengan dikuasai oleh orang kafir secara sempurna. Ini adalah pendapat Abu hanifah.

Kelima : Negeri islam berubah menjadi negeri kafir apabila dikuasai oleh orang-orang kafir dimana mereka menampakkan hukum-hukumnya, dan ini pendapat Abu Yusuf dan Muhammad bin Al hasan.[1]

Pendapat terakhir ini yang rajih dan paling kuat, berdasarkan beberapa dalil diantaranya hadits ketika Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengirim pasukan beliau besabda :

… ادْعُهُمْ إِلَى الإِسْلاَمِ فَإِنْ أَجَابُوْكَ فَاقْبَلْ مِنْهُمْ وَكُفَّ عَنْهُمْ ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى التَّحّوُّلِ مِنْ دَارِهِمْ إِلىَ دَارِ الْمُهَاجِرِيْنَ.

 “…dakwahilah mereka kepada islam, jika mereka menjawab maka terimalah mereka dan tahanlah dari mereka kemudian serulah agar hijrah ke negeri muhajirin…” (HR Muslim no 1731).

Baca Selengkapnya di : http://cintasunnah.com/kapankah-negeri-islam-menjadi-negeri-kafir/

Sewa Beli (Leasing) dan IMBT

Oleh Ustadz Kholid Syamhudi al Bantani

Krisis iman dan krisis ekonomi dewasa ini ditambah dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang demikian tinggi di negara ini. Semakin besar kebutuhan pribadi yang harus dipenuhi dengan keterbatasan dana dan keuangan, kadang mendorong seorang muslim untuk mencari kesempatan dan cara yang dianggapnya tepat dan pas tanpa bertanya hukumnya dahulu. Apalagi dipacu oleh upaya produsen dan industri  dalam memasarkan produknya kemasyarakat yang tanpa memandang halal dan haram lagi. Maka bermunculanlah beragam mu’amalah dengan beranekaragam cara dan coraknya. Diantaranya adalah sewa beli atau dikenal dengan istilah leasing di masyarakat kita dan mulai dikenalkan dengan istilah lain oleh lembaga keuangan syariat dengan nama Ijaarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT).

Lebih lanjut tentang leasing dan IMBT Lihat
http://klikuk.com/hukum-sewa-beli-atau-imbt/

Silakan bantu sebarkan info dakwah ini. Semoga bermanfaat

KlikUK.com
titan ilmu penyejuk qalbu

Amalan Yang Meringankan Perkara Akhirat

Ada Beberapa amalan yang memperingan akhirat yang seharusnya kita berfikir sungguh sungguh untuk melaksanakannya..

Toh hidup didunia hanya sementara..

Ingatlah orang yang akrab dengan anda…namun ia telah wafat..

Mungkin dalam benak kita pasti terfikir bahwa kelak pasti aku seperti dia..

Entah esok, lusa, atau beberapa waktu kemudian..

Tapi itu pasti terjadi..

Maka ketika kita mendapat rizqi dari harta dan jiwa.. Marilah berfikir untuk akhirat..

Sebuah hadits yang terlihat ringan.. Namun ia mengingatkan kita bahwa kita butuh akan rahmat Allah dan amalan kita…dikampung akhirat..

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيه » .

Dari Abu Hurairah juga, dari Nabi Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Barangsiapa melepaskan dari seorang mukmin satu beban dari
beban-beban dunia, maka Allah melepaskan darinya satu beban dari beban-beban akhirat. Barangsiapa memberi kelonggaran orang yang kesulitan (membayar hutang), maka Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa menutup aib seorang muslim, maka Allah menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba sebagaimana hamba itu menolong saudaranya.”
Shahih Muslim (2699).

Semoga renungan ini akan bermanfaat bagi diri yang selalu butuh kepda Allah.

Doaku mengiringi langkahmu wahai saudaraku seiman.

www.abu-riyadl.blogspot.com
Abu riyadl nurcholis

KEUTAMAAN QIYAMUL-LAIL (SHOLAT TAHAJJUD)

Ust M. Wasitho Lc MA

PELAJARAN KELIMA:
KEUTAMAAN QIYAMUL-LAIL (SHOLAT TAHAJJUD)

Qiyamul-Lail merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan sebagaimana diterangkan di dalm Al-Quran dan As-Sunnah. Berikut ini kami akan sebutkan beberapa keutamaannya, diantaranya:

1. Qiyamul-Lail merupakan sholat sunnah yang paling utama setelah sholat wajib yang 5 waktu.

Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم: أي الصلاة أفضل بعد المكتوبة؟ قال: (الصلاة في جوف الليل))

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya: “Sholat apakah yang paling utama setelah sholat fardhu (yang lima waktu, pent) ?” beliau menjawab: “Sholat yang paling utama setelah sholat
fardhu adalah shalat di tengah malam (sholat tahajjud).”. (Diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dan Muslim).

2. Barangsiapa menunaikan Qiyamul-Lail, berarti ia telah mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya.

Hal ini sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

“Dan pada sebagian malam hari, sholat tahajjudlah kamu sebagai
ibadah nafilah bagimu, mudah-mudahan Rabb-mu
mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isro’:79).

Dr. Muhammad Sulaiman Abdullah Al-Asyqor menerangkan:
“At-Tahajjud adalah sholat di waktu malam sesudah bangun tidur. Adapun makna ayat “sebagai ibadah nafilah” yakni sebagai tambahan bagi ibadah-ibadah yang fardhu. Disebutkan bahwa sholat lail itu merupakan ibadah yang wajib bagi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan sebagai ibadah tathowwu’. (sunnah) bagi umat beliau.” (Lihat Zubdatut Tafsir, hal. 375 dan Tafsir Ibnu Katsir: III/54-55).

3. Melaksanakan Qiyamul Lail itu adalah kebiasaan orang-orang sholih dan calon penghuni Surga.

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ , آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ , كَانُوا قَلِيلاً مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ, وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah
orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit
sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (QS.Adz-Dzariyat: 15-18)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدُ اللهِ لَوْ كَانَ يُصَلِّيْ مِنَ

“Sebaik-baik orang adalah Abdullah (yakni Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, pent) seandainya ia mau sholat di waktu malam.”. (HR. Muslim No.2478 dan 2479)

Dan diriwayatkan dari Abdullah
bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu anhuma, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah
menasihatiku dengan sabdanya:

يا عبد الله لا تكن مثل فلان كان يقوم الليل فترك قيام الليل

“Wahai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti si fulan, ia dahulu mengerjakan sholat malam, lalu ia meninggalkannya.”(HR. Imam al-Bukhari III/31, dan Muslim II/185).

4. Mengerjakan Qiyamul-Lail (sholat Tahajjud) adalah salah satu sebab dihapuskannya kesalahan-kesalahan dan terhindar dari dosa-dosa.

Hal ini berdasarkan sabda
Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِـحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ.

“Hendaklah kalian melakukan sholat malam karena ia adalah kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian, ia sebagai amal taqorrub bagi kalian kepada Allah, menjauhkan dosa, dan penghapus kesalahan.”. (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no.3549), al-Hakim (I/308), n al-Baihaqi (II/502), dari jalan Abu Umamah al-Bahili radhiyallaahu anhu).

5. Mengerjakan Qiyamul-Lail
(sholat Tahajjud) merupakan kemuliaan dan kewibawaan bagi
seorang Mukmin.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:

أَتَانِـيْ جِبْـرِيْلُ فَقَالَ: يَا مُـحَمَّدُ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْـمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ، وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ.

“Malaikat Jibril mendatangiku, lalu berkata: “Hai Muhammad, hiduplah sekehendakmu karena kamu (pasti) akan mati. Cintailah
seseorang sekehendakmu karena kamu (pasti) akan berpisah
dengannya. Dan beramallah sekehendakmu karena kamu (pasti) akan diberi balasan (oleh Allah pd hari Kiamat, pent). Dan ketahuilah, bahwa kemuliaan dan kewibawaan seorang Mukmin itu ada pada sholat malamnya, dan ia tidak merasa butuh kepada manusia.” (Diriwayatkan oleh al-Hakim IV/325, dan ia menshohihkannya, serta
disepakati oleh imam adzDzahabi. Derajat Hadits ini dinyatakan HASAN oleh al-Mundziri dalam at-Targhiib wa at-Tarhiib I/640, dan Syaikh al-Albani dalam Silsilah Al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 831).

6. Barangsiapa yang mengerjakan Qiyamul Lail (sholat Tahjjud) dengan niat ikhlas karena Allah semata dan sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, maka ia akan terpelihara dari gangguan setan, dan ia akan bangun di pagi hari dalam keadan segar dan bersih jiwanya. Namun sebaliknya, barangsiapa yang meninggalkan Qiyamul Lail (sholat Tahajjud), Maka dia akan bangun di pagi hari dalam keaadan jiwanya dililit kekalutan (kejelekan) dan malas untuk beramal sholih.

Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ. فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ

“Setan mengikat tengkuk kepala seseorang dari kalian saat dia tidur dengan tiga tali ikatan, dimana pada tiap ikatan tersebut dia meletakkan godaan, “Kamu
mempunyai malam yang sangat panjang, maka tidurlah dengan nyenyak.” Jika dia bangun dan
mengingat Allah, maka lepaslah satu tali ikatan. Lalu jika dia berwudhu, maka lepaslah tali ikatan yang lainnya. Dan jika dia mendirikan sholat (malam), maka lepaslah seluruh tali ikatannya sehingga pada pagi harinya dia akan merasakan semangat & baik jiwanya. Namun bila dia tak melakukan hal itu, maka pagi harinya jiwanya menjadi jelek & menjadi malas beraktifitas”. (HR. Imam Al-Bukhari no. 1142, & Muslim no. 776).

Dan pada suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tentang seseorang yang tidur semalam suntuk hingga pagi (yakni tiba waktu Subuh tanpa melakukan Qiyamul-Lail, pent), maka beliau bersabda:

ذاك رجل بال الشيطان في أذنيه

“Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya.” (HR. Imam al-Bukhari dan Muslim).

7. Barangsiapa yang mengerjakan Qiyamul Lail (sholat Tahajjud), maka ia berkesempatan mendapatkan 1/3 (sepertiga) malam terakhir yang merupakan waktu dimana doa akan dikabulkan, dan dosa-dosa
akan diampuni Allah Ta’ala bila ia memohon ampunan kepada-Nya.

Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:

Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

“Sesungguhnya di waktu malam terdapat suatu saat, tidaklah seorang muslim mendapati saat itu, lalu dia memohon kebaikan kepada Allah Ta’ala dari urusan dunia maupun akhirat, melainkan
Allah akan memberikannya
kepadanya. Demikian itu terjadi
pada setiap malam.” (HR. Muslim no. 757).

Di dalam hadits shohih yang lain disebutkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda (yang artinya):

“Rabb kita (Allah tabaroka wata’ala) turun setiap malam ke langit dunia ketika masih tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berfirman: “Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya. Barangsiapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku
pun akan memberinya. Dan barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya.” (HR. Imam al-Bukhari).

8. Orang yang mengerjakan Qiyamul Lail secara kontinue (istiqomah) akan digolongkan ke dalam golongan orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah.

Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:

مَنْ اسْتَيْقَظَ مِنْ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ جَمِيعًا كُتِبَا مِنْ الذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ

“Barangsiapa yang bangun malam dan membangunkan istrinya, kemudian mereka berdua
melaksanakan shalat dua rakaat, maka mereka berdua akan digolongkan ke dlm golongan para lelaki n para wanita yg banyak berdzikir (mengingat) kepada Allah.”. (HR. Abu Daud no. 1309, Ibnu Majah no. 1335, dan dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani di dalam Misykaatu al-Mashoobiih: I/390)

Demikian beberapa keutamaan Qiyamul-Lail (sholat Tahajjud) yang dapat kami sebutkan. Semoga Allah Ta’ala memberikn
taufiq dan kemudahan kepada kita semua agar bersemngat dalam mengerjakannya dengan istiqomah hingga akhir hayat.

5 KIAT AGAR DAPAT MENGETAHUI DAN MENGIKUTI KEBENARAN

Ust. Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Ilmu itu ada 2 macam, yaitu:
Ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang tidak bermanfaat.

Ilmu yang bermanfaat ialah apa saja yang sejalan dan sesuai dengan al-Haq (kebenaran). Dan al-Haq adalah apa saja yang ditunjukkan oleh dalil-dalil syar’I dari Al-Quran, Hadits Shohih, dan ijma’ (konsensus) ulama salafus sholih dari kalangan para sahabat, tabi’in dan pengikut tabi’in.

Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala di dalam surat Al-A’raaf ayat 3, dan surat Al-Hasyr ayat 7.

Berikut ini kami akan sebutkan beberapa kiat agar seorang hamba dapat mengetahui dan mengikuti kebenaran:

1. Bertakwa kepada Allah ta’ala disertai keikhlasan yg murni hanya karena-Nya.

Dalilnya: firman Allah dalam surat Al-Baqarah: 282, dan Al-Anfaal: 29)

2. Banyak Berdoa, Berlindung dan merasa butuh kepada Allah ta’ala.

Dalilnya: Firman Allah dalam surat Ghofir / Al-Mu’min: 60, n hadits2 shohih yang berisi doa-doa Nabi shallallahu alaihi wasallam kpd Allah agar menunjukinya ke jalan Allah yang lurus.

3. Tadabbur (mempelajari n menghayati) Al-Quran Al-Karim dan Hadits-hadits yg Shohih.

Dalilnya: Firman Allah dalam surat Al-Isro’: 9.

4. Mengikuti Manhaj (metode/jalan/cara) para sahabat, tabi’in, dan para ulama yang mengikuti jejak mereka dengan baik dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam (Al-Quran n Al-Hadits yg Shohih).

Dalilnya: surat Al-Baqarah: 137, An-Nisa’: 115, At-Taubah: 100, dan hadits-hadits shohih yang memerintahkan kaum muslimin agar mengikuti manhaj (jalan hidup) mereka dalam beragama.

5. Berteman dengan orang sholih yang berilmu dan paham agama dengan benar.

Dalilnya: surat Al-An’aam: 71, dan hadits Nabi yang menunjukkan bahwa seseorang akan berada di atas agama dan manhaj teman dekatnya.

Demikian faedah ilmiyah yang dapat kami sampaikan. Semoga menjadi cahaya penerang bagi kita semua agar dapat mengetahui, menerima dan mengamalkan al-Haq (kebenaran) yg datang dr Allah n Rosul-Nya. (Klaten, 15 Maret 2013).

(Diterjemahkan secara ringkas oleh Muhammad Wasitho Abu Fawaz dari kitab Al-Mukhtashor Al-Hatsiits Fi Bayaani Ushuuli Manhaji as-Salaf Ashhaabil Hadiits, karya syaikh ‘Isa Malullah, hal. 230-236).

(BM 2/2. Selesai. Alhamdulillah 🙂 )

(*) Link Artikel. KLIK: http://abufawaz.wordpress.com/2013/03/19/5-kiat-agar-dapat-mengetahui-dan-mengikuti-kebenaran/

SEMANGAT DALAM MENCARI RIZQI

By. Abu Riyadl.

Seorang muslim bukanlah pemalas!

Jangan disangka hal yg duniawi ini tidak berpahala. Niatkan karena Allah Ta’ala.

Dari Abu Mas’ud, dari Nabi Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

إِذَا أَنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى أَهْلِهِ نَفَقَةً يَحْتَسِبُهَا فَهِيَ لَهُ صَدَقَةٌ .

“Bila seorang lelaki menafkahi keluarganya dengan niat mencari pahala, maka itu shadaqah
baginya.”
Shahih, Al-Bukhari (55) dan Muslim (1002).

Dari Sa’ad bin Abu Waqqash, bahwa Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلَّا أُجِرْتَ عَلَيْهَا حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فَمِ امْرَأَتِكَ .

“Sesungguhnya tidaklah engkau memberikan satu nafkah yang engkau harapkan dengannya wajah Allah, kecuali engkau diberi pahala atasnya, hingga apa yang engkau masukkan ke mulut istrimu.”
Shahih Al-Bukhari 56

Namun disaat mencari rizqi jangan anda utamakan banyaknya.. Tapi perhatikan kehalalannya.

Pertimbangkanlah dengan teliti apa yang anda peroleh.. Karena Allah ta’ala tidak menerima dari harta haram.

Jangan anda jadikan jatah rizqi yang anda peroleh dari harta haram..

Karena setiap hamba jatah rizqinya telah ditentukan..

Sungguh malang nasib pemakan harta haram.

Dan harta haram hanya akan menumbuhkan daging yg layak untuk api neraka.

Rasulullah dalam sabda beliau:

إِنَّهُ لاَ يَرْبُوْ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلاَّ كَانَتْ النَّارُ أَوْلَى بِهِ

Sesungguhnya tidak berkembang daging yang tumbuh dari makanan yang haram kecuali Neraka yang lebih pantas baginya.
At tirmidzi no. 614

Saudaraku..

Maka dengan ilmu agama, anda akan mengetahui mana yang halal dan mana yang haram..

Jangan khawatir bahwa didunia ini yang halal itu sedikit..

Justru ia sangat banyak

namun sangat disayangkan kecenderungan nafsu manusia
mengajak kepada yang haram dan syaiton menghiasinya..

Sehingga kita dapati hal yang haram itu mudah didapat dan logis..

Sedangkan kata syaithon: “mencari rizqi halal itu sulit dan menyulitkan.”

Selamat beraktifitas.

5 KIAT AGAR DAPAT MENGETAHUI DAN MENGIKUTI KEBENARAN

Ust. Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Ilmu itu ada 2 macam, yaitu:
Ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang tidak bermanfaat.

Ilmu yang bermanfaat ialah apa saja yang sejalan dan sesuai dengan al-Haq (kebenaran). Dan al-Haq adalah apa saja yang ditunjukkan oleh dalil-dalil syar’I dari Al-Quran, Hadits Shohih, dan ijma’ (konsensus) ulama salafus sholih dari kalangan para sahabat, tabi’in dan pengikut tabi’in.

Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala di dalam surat Al-A’raaf ayat 3, dan surat Al-Hasyr ayat 7.

Berikut ini kami akan sebutkan beberapa kiat agar seorang hamba dapat mengetahui dan mengikuti kebenaran:

1. Bertakwa kepada Allah ta’ala disertai keikhlasan yg murni hanya karena-Nya.

Dalilnya: firman Allah dalam surat Al-Baqarah: 282, dan Al-Anfaal: 29)

2. Banyak Berdoa, Berlindung dan merasa butuh kepada Allah ta’ala.

Dalilnya: Firman Allah dalam surat Ghofir / Al-Mu’min: 60, n hadits2 shohih yang berisi doa-doa Nabi shallallahu alaihi wasallam kpd Allah agar menunjukinya ke jalan Allah yang lurus.

3. Tadabbur (mempelajari n menghayati) Al-Quran Al-Karim dan Hadits-hadits yg Shohih.

Dalilnya: Firman Allah dalam surat Al-Isro’: 9.

4. Mengikuti Manhaj (metode/jalan/cara) para sahabat, tabi’in, dan para ulama yang mengikuti jejak mereka dengan baik dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam (Al-Quran n Al-Hadits yg Shohih).

Dalilnya: surat Al-Baqarah: 137, An-Nisa’: 115, At-Taubah: 100, dan hadits-hadits shohih yang memerintahkan kaum muslimin agar mengikuti manhaj (jalan hidup) mereka dalam beragama.

5. Berteman dengan orang sholih yang berilmu dan paham agama dengan benar.

Dalilnya: surat Al-An’aam: 71, dan hadits Nabi yang menunjukkan bahwa seseorang akan berada di atas agama dan manhaj teman dekatnya.

Demikian faedah ilmiyah yang dapat kami sampaikan. Semoga menjadi cahaya penerang bagi kita semua agar dapat mengetahui, menerima dan mengamalkan al-Haq (kebenaran) yg datang dr Allah n Rosul-Nya. (Klaten, 15 Maret 2013).

(Diterjemahkan secara ringkas oleh Muhammad Wasitho Abu Fawaz dari kitab Al-Mukhtashor Al-Hatsiits Fi Bayaani Ushuuli Manhaji as-Salaf Ashhaabil Hadiits, karya syaikh ‘Isa Malullah, hal. 230-236).

(BM 2/2. Selesai. Alhamdulillah 🙂 )

(*) Link Artikel. KLIK: http://abufawaz.wordpress.com/2013/03/19/5-kiat-agar-dapat-mengetahui-dan-mengikuti-kebenaran/

Apakah Ada Larangan Anak Kecil, Berma’mum Di Belakang Imam Ketika Sholat ?

Al jawab:
Jawaban dari pertanyaan diatas sama dengan pertanyaan berikut:

Seorang laki-laki dewasa mengimani dua orang anak-anak atau lebih, di mana posisi anak-anak tersebut berdiri, di sebelah kiri atau di sebelah kanan ?

Jawaban:Untuk anak-anak yang berusia tujuh tahun atau lebih, disunnahkan untuk berdiri di belakang imam sebagaimana layaknya orang-orang dewasa. Apabila hanya satu orang maka posisinya berdiri di sebelah kanan imam. Hal ini berdasarkan hadits dari Nabi

shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau pernah shalat di rumah Abu Thalhah dan meletakkan Anas dan seorang anak yatim pada shaf di belakang beliau, dan posisi Ummu Sulaim berada di belakang Anas dan
anak yatim tersebut.

Disebutkan di dalam hadits yang lain, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau pernah
shalat mengimami Anas dan meletakkan Anas radhiyallahu ‘anhu di samping kanan beliau.

Beliau juga pernah shalat bersama Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma dan posisi berdirinya juga di samping kanan beliau. 

(Fatawa Al-Lajnah Ad-Da’imah – Fatawa Islamiyah: I/33)

Read more about anak kecil by
www.konsultasisyariah.com

Bisa juga dibaca dalam artikel berikut:

http://rumaysho.com/hukum-islam/shalat/3613-membawa-anak-kecil-ke-masjid-saat-shalat.html

Hukum Memanfaatkan Makanan/Harta Yang Digunakan Untuk Tumbal/Sesajen

Assalamualaikum, Bagaimana hukum makan, makanan sesajen . Syukron

Al jawab:

Hukum Memanfaatkan Makanan/Harta yang Digunakan untuk Tumbal/Sesajen

Jika makanan tersebut berupa hewan sembelihan, maka tidak boleh dimanfaatkan dalam bentuk apapun, baik untuk dimakan atau dijual, karena hewan sembelihan tersebut dipersembahkan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dagingnya haram dimakan dan najis, sama hukumnya dengan daging bangkai. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنزيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan sembelihan yang dipersembahkan kepada selain Allah.” (Qs. al-Baqarah: 173).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ketika menafsirkan ayat ini, beliau berkata, “Semua hewan yang disembelih untuk selain Allah tidak boleh dimakan dagingnya.”

Dan karena daging ini haram dimakan, maka berarti haram
untuk diperjual-belikan, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sesungguhnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala jika mengharamkan memakan sesuatu, maka Dia (juga) mengharamkan harganya (diperjual-belikan).

http://muslim.or.id/aqidah/tumbal-dan-sesajen-tradisi-syirik-warisan-jahiliyah.html

13 Perkara Penyebab Futur

Ust. Badrusalam LC

1. Ghuluw (berlebihan) dalam agama.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah ghuluw, karena yang membinasakan umat sebelum kamu adalah ghuluw dalam agama”.

2. Berlebihan dalam perkara yang mubah seperti dalam makan, minum, bergaul dan sebagainya.

Aisyah radliyallahu ‘anha berkata: “Bencana pertama yang menimpa umat ini setelah wafatnya Nabi adalah kenyang, karena apabila perut kenyang, badannya menjadi gemuk, hatinya menjadi lemah dan syahwatnya tak terkendali”.

3. Meninggalkan berjama’ah dan berkumpul dengan orang-orang shalih.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Hendaklah kalian berjama’ah dan jjauhi bercerai berai, karena setan bersama satu orang dan lebih jauh dari dua orang.. Al hadits.

4. Sedikitnya mengingat kematian dan hari akherat.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “berziarah kuburlah, karena mengingatkan akherat”.

5. Kurang memperhatikan amal-amal rutin sehari semalam.
Seperti suka meninggalkan dzikir-dzikir, shalat sunnah dsb.

6. Mengkonsumsi sesuatu yang haram.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap anggota badan yang tumbuh dari yang haram, maka Nerakalah yang layak untuknya”.

7. Membatasi diri dalam salah satu sisi agama saja. Seperti hanya memperhatikan masalah aqidah saja tanpa yang lainnya.

8. Lalai dari ketentuan Allah.
Seperti bertahap dalam beramal dan tidak sekaligus, karena sikap tergesa-gesa adalah dari syetan.

9. Tidak memperhatikan hak badan. Karena badan mempunyai hak yang harus dipenuhi.

10. Tidak siap menghadapi rintangan.

11. Berteman dengan orang-orang yang hatinya lemah dan tidak bersemangat dalam beragama.

12. Ngawur dalam menuntut ilmu dan beramal. Tidak tahu mana yang dikedepankan terlebih dahulu.

13. Jatuh dalam perbuatan maksiat.

(Diringkas dari kitab afat ‘ala thoriiq karya DR Sayyid Muhammad Nuh).

Menebar Cahaya Sunnah