Orang Berilmu…

Suatu hari sahabat Ali bin Abi Thalib rodhiyallahu ‘anhu berkata:

ألا أنبئكم بالفقيه حق الفقيه ؟ من لم يقنط الناس من رحمة الله ، ولم يرخص لهم في معاصي الله ، ولم يؤمنهم مكر الله ، ولم يترك القرآن إلى غيره ، ولا خير في عبادة ليس فيها تفقه ، ولا خير في فقه ليس فيه تفهم ، ولا خير في قراءة ليس فيها تدبر .

Maukah engkau aku beri tahu perihal orang yang benar-benar faqih /berilmu ?
Dia adalah orang yang :
1. Tidak menyebabkan masyarakat berputus asa dari kerahmatan Allah.
2. Sebaliknya tidak menjadikan mereka ceroboh dalam melakukan kemaksiatan kepada Allah.
3. Tidak menggantikan Al Qur’an dengan selainnya.
4. Tidak ada baiknya ibadah yang tidak diiringi dengan ilmu.
5. Sebagaimana tidak ada baiknya ilmu yang tidak diiringi dengan pemahaman.
6. Dan juga tidak ada baiknya pada membaca kalau tidak diiringi dengan tadabbur.

(Al Faqih wa Al Mutaffaqih 2/338)

Sufyan At Tsauri rohimahullahu berkata:

إنَّما العلم عندنا الرخصة من ثقة , فأما التشديد فيُحسنه كل أحد

Yang disebut ilmu menurut kami adalah keringanan yang diajarkan oleh orang yang kredibel. Adapun membuat susah (memberatkan) maka semua orang bisa melakukannya.”

Faedah dari Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri MA, حفظه الله تعالى

Dua Dzikir dan Do’a Yang Terlupakan Saat Tertimpa Musibah Atau Melihat Orang Lain Terkena Musibah…

.
DUA DZIKIR DAN DO’A YANG KERAP TERLUPAKAN saat kita tertimpa musiibah, atau saat kita MELIHAT ORANG LAIN TERTIMPA MUSIIBAH seperti gempa, tsunami (lihat secara langsung atau lewat TV/media lainnya) yang menimpa saudara-saudara kita di Palu, Donggala dan sekitarnya, cobaan penyakit, kekurangan harta, kecelakaan, dll.
.
Yuk hafal, baca dan sebarkan.

Bantuan Sosial – Palu Donggala…

Bismillahirrohmaanirrohiim…

Assalamu’alaykum warohmatullahi waborakatuh…

Innalillaahi wa innaa ilayhi roji’uun…

Semoga Allah ‘Azza wa Jalla senantiasa menjaga kita dan saudara-saudara kita di seluruh negeri, terutama di Palu, Donggala, dan sekitarnya yang baru-baru ini mengalami ujian gempa bumi 7.7 SR dan tsunami.

Bagi anda yang ingin berkontribusi dalam membantu para korban, bisa menyalurkannya lewat Rekening :

Bank Syariah Mandiri
748 000 5559
a.n. Al Ilmu Dana Sosial
(Kode bank 451)

Konfirmasikan transfer Anda melalui SMS/WA ke nomor:
0838-0662-4622

Dengan format:
PeduliSulTeng#Nama#TanggalTransfer#JumlahTransfer

Jazakumullahu khoyron

Admin BBG / WA Al Ilmu
Menebar Cahaya Sunnah

____________
🌐 https://bbg-alilmu.com

Laporan Penerimaan 30 September 2018
Laporan Penerimaan 1 October 2018

Dua Keutamaan Sholat Isyroq…

1. PAHALA HAJI DAN UMROH DENGAN SEMPURNA.

⚉   Dari Anas bin Malik rodhiyallahu ‘anhu, dia bekata, Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):

Barangsiapa sholat Shubuh dengan berjama’ah, kemudian duduk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit kemudian sholat 2 roka’at, maka dia meraih pahala seperti pahala Haji dan Umroh.” Dia berkata, Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ’Sempurna, sempurna, sempurna’.”

[ HR. at-Tirmidzi – Syaikh Al-Albani berkata : Hasan – Lihat Shohih at-Targhib wat-Tarhib – 1/464]

⚉   Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):

Barangsiapa melaksanakan sholat Shubuh dengan berjama’ah, kemudian menetap di tempatnya sehingga dia sholat Dhuha karena Allah, maka dia mendapatkan pahala seperti orang yang ber-Haji dan ber-Umroh yang Haji dan Umroh-nya sempurna.”

[ HR. ath-Thobroni – Syaikh Al-Albani berkata : Hasan – Lihat Shohih at-Targhib wat-Tarhib – 1/469]

2. Kepulangan yang lebih cepat dan ghonimah yang lebih besar.

⚉   Dari Abu Hurairoh rodhiyallahu ‘anhu, dia bekata (yang artinya):

“Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam mengirim pasukan, maka mereka pulang dengan cepat dan membawa ghonimah yang banyak, lalu ada seseorang berkata, ’Wahai Rosulullah, tidak pernah kami melihat pasukan yang lebih cepat pulangnya dan lebih banyak ghonimah-nya dari pasukan ini

Maka beliau (Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam) bersabda, ‘Maukah aku kabarkan kepada kamu sesuatu yang lebih cepat pulangnya dan lebih besar ghonimah-nya ? Yaitu seseorang berwudhu lalu ia membaguskan wudhunya, kemudian ia pergi ke Masjid lalu ia sholat Shubuh, kemudian ia sholat Dhuha, maka ia sungguh telah pulang dengan cepat dan besar ghonimah-nya’.”

[ HR. Abu Ya’la – dengan sanadnya yang shohih, jalur perowinya Shohih Bukhari dan Muslim ]

Faedah Hadits :
1. Anjuran untuk terus berdzikir di tempat setelah sholat Shubuh.
2. Kemudian setelah itu, mendirikan 2 roka’at sholat Dhuha.
3. Menjelaskan bahwa sholat Isyroq adalah sholat Dhuha.

============

HUBUNGAN ANTARA SHOLAT ISYROQ DAN SHOLAT DHUHA

⚉   Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rohimahullah berkata,

Syuruq artinya terbit matahari tanpa meninggi seukuran batang tombak. Isyroq artinya terbitnya matahari dengan meninggi seukuran batang tombak.”

[ Majmu’ al Fatawa war Rasail 14/298-299 ]

⚉   Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rohimahullah juga berkata,

Sholat Isyroq adalah sholat yang dilaksanakan setelah matahari meninggi seukuran batang tombak. Lamanya menurut perhitungan jam sekitar 15 menit atau semisal itu.

Itu adalah sholat Isyroq dan merupakan sholat Dhuha, karena pelaksanaan sholat Dhuha dimulai sejak matahari meninggi seukuran batang tombak hingga menjelang Zawal (*). Sholat Dhuha lebih utama dilaksanakan di akhir waktu daripada di awal waktu.

Kesimpulannya, 2 roka’at sholat Isyroq adalah 2 roka’at sholat Dhuha. Hanya saja, jika disegerakan pelaksanaannya di awal waktu, yaitu saat matahari meninggi seukuran batang tombak, itu adalah sholat Isyroq dan Dhuha. Jika diakhirkan pelaksanaannya di akhir waktu, itu adalah sholat Dhuha, bukan sholat Isyroq.

[ Majmu’ al Fatawa war Rasail 14/305 ]

(*) Zawal : waktu matahari bergeser dari tengah-tengah langit.

============

⚉   PERTANYAAN : 

Apakah tinggal di rumah setelah sholat Shubuh untuk membaca al-Qur’an hingga matahari terbit, kemudian sholat 2 roka’at Isyroq, akan mendapat pahala yang sama yang diraih dengan berdiam menunggu di Masjid ?

⚉   JAWABAN : 

Syaikh Ibnu Baz rohimahullah menjawab,

“Amal tersebut memiliki kebaikan yang banyak dan pahala yang besar. Akan tetapi, lahiriah hadits-hadits yang datang tentang hal itu menunjukkan bahwa amalan di atas TIDAK mendapat pahala yang dijanjikan untuk orang yang duduk di tempat sholatnya di Masjid.

Namun, jika dia sholat Shubuh di rumah karena uzur sakit atau takut, kemudian duduk di tempat sholatnya berzikir atau baca Qur’an hingga matahari meninggi, kemudian sholat 2 roka‘at, dia meraih pahala yang dijanjikan dalam hadits-hadits itu lantaran dia beruzur tatkala sholat di rumahnya.

Demikian pula halnya jika seorang wanita duduk di tempat sholatnya (di rumah) setelah sholat Shubuh, berzikir atau membaca Qur’an hingga matahari meninggi lalu sholat 2 roka’at, sesungguhnya ia mendapatkan pahala tersebut yang dijanjikan dalam hadits-hadits itu, bahwa Allah ‘azza wa jalla menuliskan bagi orang yang melakukannya pahala berhaji dan umrah yang sempurna.

Hadits-hadits dalam hal itu jumlahnya banyak, saling menguatkan satu sama lainnya dan tergolong dalam jenis hadits hasan lighoirih (hasan karena penguatnya). Hanya Allah yang memberi taufik.”

[ Majmu’ al-Fatawa Li Ibni Baz – 11/403-404 ]

 

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-4 (b)

Dari kitab yang berjudul “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 4 a) bisa di baca di SINI

=======

🌿 Penghalang yang ke 4 (b) 🌿

Masih kita pada pembahasan diantara perkara yang bisa menyebabkan seseorang terhalang dari kebenaran (lanjutan dari Penghalang ke 4 a), yaitu…

⚉  Kurang kesungguhan dia dalam mencari kebenaran.

⚉  Berkata Al Imam Ibnul Jauzy rohimahullah :

Musibah yang besar adalah seseorang merasa puas dengan apa yang ia ketahui tanpa mau menambah pengetahuan, dan ini menimpa banyak manusia. 

Kamu lihat orang Yahudi atau Nasrani… mereka menganggap dirinya diatas kebenaran, dan mereka tidak ingin sama sekali melihat dan mencari serta membahas dalil kenabian Nabi Muhammad shollallahu ‘alayhi wasallam. Mereka berpaling, mereka merasa cukup dengan apa yang mereka miliki.

Kalau mendengar ayat-ayat Alqur’an, mereka malah lari bahkan sengaja tidak ingin mendengar, demikian pula semua orang yang mengikuti hawa nafsu. Yang hawa nafsu itu telah kokoh di hatinya.

Karena ia misalnya tumbuh di atas sebuah mahzab atau ia melihat suatu perkara itu sebagai sebuah “kebenaran” menurutnya, lalu kemudian setelah itu diapun tidak mau lagi mau melihat dalil-dalil, tidak pula membahas bersama para ulama bertanya kepada mereka untuk lebih memperjelas lagi tentang kebenaran Al Haq , mana yang salah dan yang benar.” (dalam Kitab Shoidul Khotir – hal 374).

⚉  Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahullah berkata juga dalam Kitab Majmu Fatawaa jilid 3 hal 314:

‎لكن ينبغي أن يُعرف أنَّ عامَّة من ضل فِي هذا الباب ، أو عجز فيه عن معرفة الْحَقَّ، فإنَّما هو لتفر يطه فِي اتباع ما جاء به الر سو ل ﷺ، وترك النظر، والاستدلال المو صل إلَى معر فته

Selayaknya untuk di ketahui bahwa kebanyakan orang yang tersesat dalam bab ini, atau lemah untuk mengetahui kebenaran,  itu akibat daripada mereka menganggap remeh dalam mengikuti apa yang dibawa oleh Rosul shollallahu ‘alayhi wasallam dan tidak mau membahas dan mencari, dan tidak berusaha sekuat tenaga untuk mencari dalil dan melihat hujjah serta argumen. ...kalau sudah seperti itu biasanya mereka akan berpaling.

⚉  Ibnu Taimiyah rohimahullah juga berkata dalam Kitab Aljawabul Shohih jilid 3 hal 85.

‎وإنَّما دخل فِي البد ع، من قصر فِي اتباع الأنبياء، علمًا وعملًا

Orang yang jatuh kepada bid’ah itu… (akibat dari apa ?) Akibat dari ia lemah dalam mengikuti para Nabi baik secara ilmu maupun amal.
ARTINYA… lemah pengetahuannya tentang sunnah Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam, lemah dia beramal untuk mengikuti sunnah Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam, sudah begitu kuat hawa nafsunya, maka orang seperti ini biasanya jatuh pada perbuatan bid’ah.

⚉  Ibnu Qayyim rohimahullah juga berkata :

‎أنه إذا كان مِمَّن قَصُر فِي العلم باعه
‎فضعف خلف الد ليل،
‎وتقاصر عن جَنْي ثماره ذراعه، فليعذر من شَمَّر عن ساق عزمه

Orang yang lemah ilmunya, lemah kekuatan untuk membahas dan mencari bahkan ia meremehkan, bahkan (malas-malasan) tidak mau dan merasa cukup dengan apa yang ada pada dirinya, maka dia tidak akan bisa keluar dari kubangan kebodohan dan kejahilan.

👉🏼   Oleh karena itulah kewajiban kita adalah terutama ketika melihat perselisihan-perselisihan, hendaklah mengeluarkan seluruh kesungguhan kita untuk mencari kebenaran dengan melihat dalil-dalilnya, dan demikian pula pemahaman yang dipahami oleh para sahabat, para tabi’in, para tabi’ut tabi’in dan para ulama yang telah kokoh keilmuan mereka.
.
Wallahu a’lam 🌴
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-4 (a)

Dari kitab yang berjudul “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 3) bisa di baca di SINI

=======

🌿 Penghalang yang ke 4 (a) 🌿

٤ -التفر يطفي تحري الحق

⚉  Tidak bersungguh-sungguh dalam mencari kebenaran.
.
Orang-orang yang terhalang dari kebenaran, dari jalan yang lurus,.. diantara sebabnya adalah karena tidak ada kesungguhan mereka bahkan tidak ada keinginan untuk bersungguh-sungguh mencari kebenaran… atau bahkan dia merasa dirinya telah punya ilmu, padahal tidak (punya ilmu). Akhirnya dia tidak mau lagi mencari kebenaran.
.
Al-‘Allamah Shiddiq Hassan Khan rohimahullah… berkata dalam Kitab “Qothfu ats-Tsamar Fii Bayani Aqidah Ahli al-Atsar” (halaman 175) :

وإنَّما يعرفاحق من خمع خَمع جمسة أوصاف

Yang bisa mengetahui kebenaran adalah yang mengumpulkan lima perkara.”
.
1. Ikhlas
2. Pemahaman yang kuat
3. Tidak mengikuti hawa nafsu (betul-betul memang dia mencari kebenaran)
4. (Kata beliau yang paling sedikit ada pada manusia yaitu) Kesungguhan untuk mengetahui kebenaran
5. Kuat didalam mendakwahkan kebenaran
.
Jadi kata beliau (Al-‘Allamah Shiddiq Hassan Khan rohimahullah)… bahwa untuk bisa mengetahui kebenaran itu harus terkumpul lima perkara tadi.
.
1. Ikhlas
Sebab seseorang yang tidak ikhlas karena misalnya mengharapkan kemasyuran, ketenaran atau karena ingin mencari dunia, biasanya dia tidak akan di bimbing kepada kebenaran, kenapa ?!
Karena dia dasarnya adalah bukan ikhlas, sehingga akan dihatinya dikuasai oleh hawa nafsu sesuai dengan tujuannya.
.
2. Pemahaman
Sebab kalau ada orang yang pemahamannya dangkal, diapun juga tidak akan bisa mengetahui kebenaran, maka untuk mengokohkan pemahaman ini dia butuh untuk bersungguh-sungguh untuk memahami nash-nash dengan cara bertanya kepada para ahlinya.
.
3. Inshof
Sikap inshof ini artinya : kita tidak mengikuti hawa nafsu… betul-betul tujuan kita mencari kebenaran.
Itu sikap-sikap yang inshof namanya.
Sebab kalau kita masih mengikuti hawa nafsu, misalnya kita ingin membela pemahaman kita yang selama ini kita telah pahami, tapi kita belum tahu dalilnya. Ketika ada yang mengkritik pemahaman kita, kita bela mati-matian benar maupun salah, nah ini namanya tidak inshof.
Demikian pula misalnya kita karena fanatik terhadap suatu mazhab, akhirnya kita bela mati-matian mazhab kita, nah ini juga bukan sikap yang inshof, tapi itu adalah sikap yang mengikuti hawa nafsu atau karena misalnya kita condong kepada seseorang karena kecintaan kita, akhirnya maka kita bela dia karena dia karib kerabat kita atau teman dekat atau yang lainnya, maka ini juga bukan sikap yang inshof. Ini adalah yang ketiga : sikap inshof.
.
4. Kata beliau ini yang sedikit adanya yaitu : keinginan yang kuat dan semangat yang sungguh-sungguh untuk mengetahui kebenaran, sebab kalau ada orang yang sedang linglung atau kebingungan tapi dia tidak ada kesungguhan dalam mencari kebenarannya (maka) dia akan terus berada di atas kebingungan.
Yang musibahnya terkadang orang yang bingung itu mencetuskan ide yang konyol, seperti mengatakan :
Ah sudahlah jangan merasa paling benar sendiri,“ kenapa dia katakan itu ?! karena sebetulnya sekarang dia sedang bingung dan dia pun tidak mau mencari dan berusaha mencari kebenaran, padahal kalau dia bersungguh-sungguh mencari kebenaran melihat dan mengeluarkan seluruh kesungguhan In-syaa Allah  dia akan mendapatkan kebenaran itu.
.
5. Kekuatan, kesungguhan dalam menyerukan kepada kebenaran.
.
Orang yang tidak bersungguh-sungguh menyerukan kepada kebenaran, biasanya dia akan mudah meninggalkan kebenaran, mudah terpengaruh oleh syubhat dan yang lainnya.
.
Wallahu a’lam 🌴
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

Nasihat Ibnu Hibban Rohimahullah – Orang Yang Bertakwa Akan Selaras Antara Ucapan Dan Perbuatannya

Simak penjelasan Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc حفظه الله تعالى berikut ini : (tunggu hingga audio player muncul dibawah ini) :

Dari pembahasan Kitab Roudhotul Uqola wa Nuz-hatul Fudhola (Tamannya Orang-Orang Yang Berakal dan Tamasya-nya Orang-Orang Yang Mempunyai Keutamaan) karya Abu Hatim Muhammad Ibnu Hibban al Busty rohimahullah.

ARTIKEL TERKAIT :
Kumpulan Artikel – Nasihat Ibnu Hibban rohimahullah…

Ikuti terus Telegram channel :
https://t.me/bbg_alilmu
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://t.me/kaidah_ushul_fiqih

Menebar Cahaya Sunnah