Category Archives: Kitab SHOWARIF ‘ANIL HAQ

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-34

Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 33) bisa di baca di SINI

=======

? Penghalang yang ke 34 ?

Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosuulillah…

Kemudian… diantara perkara yang memalingkan seseorang dari kebenaran, dan ini adalah yang terakhir, yaitu…

حيل أهل البطل

⚉  Makarnya orang-orang ahlul bathil.

Karena orang-orang yang ahlul bathil pasti akan melakukan makar dengan berbagai macam cara untuk menghalang-halangi manusia dari kebenaran

Diantaranya adalah :

1. Mereka akan berusaha menjelek-jelekkan kebenaran dan orang yang berusaha berpegang kepada kebenaran

Dimana mereka menamai orang-orang yang berpegangan kepada kebenaran dengan nama-nama yang membuat manusia lari. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS Adz Dzaariat : 52

مَا أَتَى الَّذِينَ مِن قَبْلِهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ ﴿٥٢

“Demikianlah, tidaklah datang seorang Rosul kepada orang-orang sebelum mereka, kecuali mereka berkata Rosul itu penyihir atau gila”

Di zaman ini juga mereka menamai dengan nama-nama yang agar manusia lari, dengan nama RADIKAL atau nama WAHABI atau nama-nama yang lainnya.

2. Memperlihatkan kebathilan bagaikan sebagai sebuah kebenaran.

Dengan cara apa ?.. dengan kata-kata yang indah. Karena… mereka berusaha membela kebatilan mereka, dan mencari berbagai macam alasan, bahkan terkadang mereka mencari dalil yang pemahamannya di paksakan agar manusia menerima kebathilannya tersebut.

Bahkan terkadang mereka akan berusaha untuk mengesankan kepada manusia bahwa ini adalah perkara yang di ikhtilafkan ulama, padahal tidak demikian

3. Bermudah-mudahan dengan berdusta.

Seperti yang dilakukan orang orang rofidhoh, sebagian orang orang sufi, mereka mudah bahkan menghalalkan dusta agar dapat membela pendapat mereka.

⚉  Kata Syaikhul Islam dalam kitab Daarut ta’aru bi Nakl jilid 7 hal. 168
“Bahkan mereka menggunakan kedustaan, kebid’ahan dan kezholiman untuk membela kebathilan mereka tersebut”.

Kita lihat sendiri dizaman ini… orang-orang yang membela kebathilan berusaha berdusta dengan mengada-adakan tuduhan, berdusta dengan membuat-buat dalil atau menyebarkan perkara yang hadits-hadits palsu dan lainya.

4. Menuduh orang yang menyelisihi mereka, bahwa mereka itu kurang pemahamannya.

Orang-orang yang berpegang pada kebenaran dituduh… katanya pemahamannya kurang, (kurang dalam pikniklah dan lainnya). Dan mereka dengan cara seperti itu mengelabui orang-orang awam, padahal mereka sendiri memahami dalil-dalil itu dengan sangat dangkal. Tapi dengan cara seperti itu mereka berusaha untuk menggambarkan seakan-akan bahwa merekalah diatas kebenaran.

5. Menggunakan kata-kata yang sifatnya global.

Yang tentunya mengandung kebenaran dan kebathilan, sehingga dengan kata-kata yang global seperti ini membingungkan orang-orang awam, bahkan juga sebagian penuntut ilmu.

Maka dari itulah kewajiban kita menghadapi mereka dengan cara meminta perincian apa yang dimaksud dengan ucapan mereka tersebut.

6. Mengklaim adanya ijma’ dalam perkara yang mereka pegang (padahal tidak ada ijma’ sama sekali).

Makanya Imam Ahmad dahulu berkata, “Siapa yang mengatakan adanya ijma’ dalam masalah ini maka ia telah berdusta”,
Karena adanya sebagain ahli bathil mengklaim adanya ijma’.

7. Berpegang kepada nash-nash yang telah dihapus, demikian pula pendapat-pendapat yang pelakunya sendiri telah rujuk darinya.

8. Menyembunyikan kebenaran

Sehingga dengan cara seperti itu dia ingin memperlihatkan bahwa orang-orang yang menyelisihi mereka itulah diatas kebathilan, padahal ketika dibukakan semua dalil-dalilnya tampaklah kelemahan pendapat mereka.

Inilah pembahasan terakhir dari kitab Showarif ‘Anil Haq ini, in-syaa Allah akan diganti dengan kitab yang lainnya.
.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-33

Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 32) bisa di baca di SINI

=======

? Penghalang yang ke 33 ?

Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosuulillah…

Diantara perkara yang menghalangi seseorang dari kebenaran…

‎إغفال المشاورة

⚉  Tidak bermusyawaroh dengan para ahli ilmu [orang-orang yang ahli dalam keilmuan]

⚉  Kata Beliau (Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman), “musyawaroh bagi orang-orang yang berakal sangat bermanfaat, dan itu merupakan

‎ من أسباب سداد الرأي و إصابته

..sebab kelurusan pikiran”

⚉  Sebagian Ulama berkata :

‎من حقَّ العاقل أن يضيف إلَى رأيه آراء العلماء

“Diantara haq orang yang berakal adalah ia menambahkan kepada ro’yunya, yaitu ro’yu para Ulama,” lalu ia kumpulkan dengan ro’yunya orang-orang yang bijak, sehingga ia betul-betul terbimbing.

Adapun kalau ro’yunya hanya sendirian saja

‎رُبَّما رلَّ

“bisa jadi terpeleset”

و العقل الفر د رُبَّما ضل

“Dan akal yang bersendirian bisa jadi tersesat.”

⚉  Abulhasan Almawardiy berkata dalam kitab Durorus suluuk hlm 75

‎وتكثر من استشار ة ذوي الألبا، لاسيمافِي الأمر الجليل

“Hendaklah perbanyak bermusyawaroh dengan orang-orang yang kuat ilmunya, terutama dalam perkara-perkara yang besar.

‎فإن لكلَّ عقل ذخيرة من الصواب، ومسكنًا من التد بير

Karena setiap akal pasti ada sesuatu dari kebenaran, maka dengan kita bermusyawaroh dengan mereka, kita mendapatkan bimbingan.”

⚉  Ibnul Qayyim berkata dalam kitab ’ilamul Muwaqqi’in jilid 1 hlm 84

‎ولِهذا كان من سداد الرأي وإصابته أن يكون شورى بين أهله، ولا ينفر د به واحد

“Oleh karena itulah.. termasuk kelurusan akal pikiran dan kebenarannya, itu dengan cara bermusyawaroh dengan para ahlinya, jangan sendirian.”

Dizaman sekarang.. terkadang seorang penuntut ilmu tidak mau bermusyawaroh dengan para ahli ilmu yang telah kokoh keilmuannya, terlebih ketika ia hendak mengambil ilmu dari seorang Ustadz, lalu kemudian dengan percaya dirinya dia berkata “Ambil baiknya buang buruknya”.
Sehingga ia melalaikan musyawaroh dan bertanya kepada ahlinya, bahkan terkadang akibat dia menganggap bahwa para ahli ilmu itu merasa paling benar sendiri, lalu kemudian dia meninggalkan untuk bermusyawaroh dengan mereka.

Maka inilah sebab seseorang akan tersesat dan terhalang dari kebenaran.

⚉  Ini dia Ibnu ‘Abbas, Beliau berkata, sebagaimana disebutkan oleh Imam Adzahabiy dalam Kitab Siyar a’lamin nubala jilid 3 hlm 344

‎إن كنت لأسأل عن الأمر الواحد ثلاثين من أصحاب النَّبِي. ‎
‎ﷺ

“Sungguh dahulu aku bertanya kepada 30 sahabat dalam satu permasalahan,”

Para Sahabat, para Ulama, Ibnu Abbas sampai bertanya kepada 30 sahabat yang tentunya mereka para Ulama yang kokoh dalam ilmunya, bening hatinya dan aqidahnya.

Maka jangan merasa bahwa kita ini telah mempunyai keilmuan yang kuat, sehingga kita lalai dari bermusyawaroh dengan orang-orang yàng berilmu.

⚉  Syaikh Abdurrahman Asa’diy berkata juga dalam kitab Taysiir Allatiifilmanan hlm 150

‎والفكر والمشاورة أكبر الأسباب ﻹصابة الصواب، والسلامة من التبعة، ومن الندم الصادر من العجلة، ومن عدم استدراك الفارط

“Berfikir dan bermusyawaroh.. sebab terbesar untuk mendapatkan kebenaran, dan selamat dari kesalahan, juga selamat dari penyesalan akibat dari ketergesa-gesaan.”

Nah ini, Subhaanallah, saudaraku…
??  Kewajiban kita adalah berusaha untuk tidak memutuskan sendiri dengan pikiran sendiri, tapi bermusyawarohlah dengan orang yang ahlinya.
.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-32

Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 31) bisa di baca di SINI

=======

? Penghalang yang ke 32 ?

Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosuulillah…

Diantara perkara yang menghalangi seseorang dari kebenaran…

‎أسلوب المخاطبة با لحق

⚉  Cara menyampaikan kebenarannya dengan cara penyampaian yang salah, seperti dengan kasar dan yang lainnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman [QS Al Ankabut : 46]

‎وَلَا تُجَٰدِلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ إِلَّا بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ

“Janganlah kalian mendebat ahli kitab kecuali dengan yang lebih baik.”

Banyak Ulama tafsir, menafsirkan makna yang lebih baik yaitu menggunakan lemah lembut. Karena kelembutan itu adalah disukai oleh semua orang.

Rosulullah besabda:

إن الر فق لا يكو ن فِي شيء إلاَّ زانه

“Kelemah lembutan itu tidak ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya.” (dikeluarkan oleh Imam Muslim)

Dan ketika seseorang disampaikan padanya kebenaran dengan cara yang kurang bagus, sering kali orang tersebut menolak. Padahal yang disampaikan itu sebetulnya kebenaran.

⚉  Al Imam Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahullah, dalam kitabnya Minhaajussunnah (jilid 5/hlm 254), berkata :

‎وإن كان عالِمًا ، ولَمْ يكن ر فيقًا كان كالطبيب الذي لا رفق فيه

“Jika ia ‘alim, tapi ia tidak punya sifat lembut, itu seperti dokter yang tidak punya sifat lembut”, dimana si dokter itu bersikap keras, kasar kepada seorang yang sakit, dan ternyata orang sakit itu tidak mau menerima.

Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi Musa dan Harun [QS Thaha : 44]

‎فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ

“Ucapkanlah kepada Fir’aun dengan ucapan yang lemah lembut, supaya ia mau ingat atau takut.”

Disini Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh Nabi Musa dan Harun untuk menyampaikan kebenaran dengan lemah lembut kepada Fir’aun.

Kata Beliau:

‎و المخاطبة باللَّين و التلطف تُستعمل مع مَن أظهر إنصافًا و طلبًا للحقَّ

“Sikap lemah lembut itu digunakan untuk orang yang mempunyai sifat inshof dan mudah menerima kebenaran.”
Namun sikap lemah lembut itu tidak bisa digunakan secara mutlak.
Segala sesuatu hendaknya kata Beliau diletakkan pada tempatnya masing-masing, karena sebatas lembut saja tidak bagus, sebagaimana sebatas keras sajapun tidak bagus, tapi semunya harus diletakkan pada tempatnya masing-masing.

⚉  Shidiiq Hasan Khan berkata dalam kitab ’Abjadul ‘uluum (jilid 1/hlm 129)

‎إن الرَّ د بالتو بيخ يهتك حجاب الهيبة

“Membantah dengan memburuk-burukkan orangnya itu bisa menjatuhkan kewibawaan,”

‎و يو ر ث الجر أة على الهجو م بالخلاف

“Dan menyebabkan lawan itu akan berani untuk menyerang”

‎ويُهيج الحر ص على اﻹصرار

“Bahkan menyebabkan orang yang kita bantah itu semakin ngeyel.”

Ini perkataan Beliau ini menunjukkan bahwa, walaupun kita membantah itu dengan hujjah dan dalil secara ilmiyah, tapi kalau kita isinya memburuk-burukkan, menjelek-jelekkan, maka itu menjadi sebab orang yang kita bantah akhirnya muncul emosinya, akhirnya tidak mau menerima kebenaran, karena yang salah adalah orang yang menyampaikannya.

Oleh karena itulah didalam menyampaikan kebenaran pun juga kita harus berusaha melihat siapa orang yang hendak kita sampaikan padanya kebenaran.

⚉  Kata Ibnul Qayyim rohimahullah, di dalam kitab Miftaahdaaris sa’adah ( jilid 1/ hlm 171)

‎وأمَّا المعار ضو ن المدعو ون با لحقَّ فنو عان

“Adapun orang-orang yang menentang yang didakwahi dengan kebenaran, itu ada dua macam:”

‎1. يُدعون بالْمُجادلة. بالتِب هي أحسن

1. “Mereka di dakwahi dengan cara berdebat dengan yang lebih baik.”
Jika mereka tidak menerima maka pada waktu kita debat dengan kuat, dengan hujjah, dan burhan.

Maka kata Beliau, kalau kita memperhatikan Al Qur’an kita dapati Al Qur’an pun juga memerintahkan seperti ini.
Allah berfirman [ QS an-Nahl : 125]

‎وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ

“Debatlah mereka dengan sesuatu yang lebih baik.”

Ini untuk orang yang sulit untuk menerima kebenaran atau ngeyel dan harus kita debat dengan debat yang kuat, dengan ilmu, hujjah, dan burhan.

2. Adapun orang yang mudah menerima kebenaran maka kita dakwahi dengan kelemah lembutan, karena itu asal daripada dakwah itu adalah lemah lembut.
.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-31

Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 30) bisa di baca di SINI

=======

? Penghalang yang ke 31 ?

Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosulillah…

Diantara perkara yang menghalangi seseorang dari kebenaran yaitu…

تقاعس أهل الحق

⚉  Orang-orang yang berpegang kepada kebenaran, bermalas-malasan untuk membela kebenaran. Sehingga akhirnya kebathilan semakin laris ditengah-tengah masyarakat.

Terlebih ketika membela kebenaran itu ternyata cukup berat karena harus menghadapi tantangan yang luar biasa.

Sehingga kemudian pemegang kebenaranpun menjadi pengecut, menjadi penakut dan yang lainnya, akibatnya kebenaranpun tertutupi oleh kebathilan.

⚉  Ibnu Qutaybah berkata dalam Kitab Al Ikhtilaf (hlm 60)

وإنَّما يقو ى الباطل بالسكو ت عنه

“Kebathilan itu menjadi kuat jika didiamkan.”

⚉  Ibnu ‘Aqil Alhambali berkata, dalam kitab Syifaa’ush-shuduur (hlm 147)

‎لو سكت الْمُحِقُّون، ونطق المبطلو ن لتعوَّ د البشر ما شاهدوا، وأنكروا ما لَمْ يشاهدوا

“Bila orang-orang yang berpegang kepada kebenaran itu diam, dan orang-orang yang diatas kebathilan itu berbicara, maka orang-orang akan terbiasa, menjadi terbiasa sesuai dengan apa yang mereka saksikan, dan mereka akan mengingkari apa yang mereka tidak saksikan.”

Maka tidak aneh ketika kebenaran itu menjadi sedikit, kebathilan itu menjadi banyak. Orang akhirnya menganggap kebathilan itulah sebagai sebuah kebenaran.

??  Maka dari itulah kewajiban orang yang berpegang kepada kebenaran untuk terus semangat, tidak diam walaupun tantangan berat.

⚉  Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata dalam kitab Arrisaalah atadmuriyah (hlm 194)

و كلَّما ضعف من يقوم بنور النبوَّة قو يت البدعة

“Setiap kali lemah, orang yang berpegang kepada sunnah nabi dalam menyampaikan sunnah, dalam membela sunnah. Maka bid’ah menjadi kuat disaat itu.”

Maka disaat itu kita tidak boleh lemah, terus dan terus kita perjuangkan sekuat tenaga, jangan takut dengan celaan orang yang mencela, cacian orang yang mencaci.

??  Maka kewajiban orang-orang yang berpegang kepada kebenaran itu, harus jangan takut cercaan orang yang mencerca.

⚉  Al Allamah ibnu Waziir berkata:

ولو أن العلماء ؛ تر كوا الذبَّ عن الحقَّ ، خو فًا من. كلام الخلق، لكانوا قد أضاعوا كثيرًا، و خافوا حقيرًا

“Kalaulah para Ulama tidak mau membela kebenaran karena takut dari ucapan-ucapan manusia, maka berapa banyak kebenaran yang akan hilang.” (Dalam Kitab Al-‘Awasim wa Al-Qawasim jilid 1/hlm 223)

Maka dari itulah kita lihat bagaimana kehebatan Syaikhul Islam dalam membela kebenaran, walaupun akhirnya Beliau dimasukan ke penjara gara-gara ahli bid’ah itu melaporkan ke penguasa dengan berbagai macam tuduhan-tuduhan yang dusta. Tapi Beliau tetap kuat didalam menyampaikan kebenaran.

??  Maka dizaman inipun juga kita harus kuat, sabar dalam menyampaikan kebenaran, walaupun mereka ahli bid’ah berusaha mem-bully para ustadz-ustadz sunnah, berusaha untuk menjatuhkan, bahkan membunuh karakternya.

Tapi kita tidak boleh diam dan terus dan terus kita sampaikan, sampai Allah memberikan kemenangan. Atau kita wafat dalam keadaan mulia.

Karena ini kewajiban setiap orang yang berpegang kepada kebenaran untuk tidak tinggal diam. Dan ini termasuk jihad yang besar, yaitu membela Sunnah Nabi ‎shollallahu ‘alayhi wasallam.

⚉  Makanya Yahya bin Yahya Tamimi (guru Imam Bukhori) berkata: “Membela sunnah lebih aku sukai daripada berjihad dengan pedang dan panah.”

Ketika dikatakan, bukankah berjihad dengan pedang dan panah lebih melelahkan. Ternyata membela sunnah lebih baik, kata Yahya, “iya, bahkan jauh sekali perbedaannya.”

??  Ini pahala besar sekali, untuk kita benar-benar berjihad dengan cara membela sunnah, membantah kebid’ahan, kebathilan agar manusia faham tentang hakikat kebenaran itu.
.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-30

Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 29) bisa di baca di SINI

=======

? Penghalang yang ke 30 ?

Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosulillah…

Diantara perkara yang menghalangi seseorang dari kebenaran…

انتساب أهل الباطل

⚉  Orang-orang ahli bathil menisbatkan keyakinan mereka yang menyimpang kepada Ulama-Ulama atau orang-orang yang terhormat secara dusta.

Seperti contoh misalnya orang-orang syi’ah mereka mengklaim bahwa mereka ahlul bait dan pecinta ahlul bait, karena mereka tahu kaum muslimin sangat mencintai ahlul bait. Maka dengan cara klaim seperti ini mereka mendapat dukungan.

Demikian pula sebagian kaum as’ariyah ataupun orang-orang yang menolak sebagian sifat Allah, menisbatkan kepada sebagian Ulama, seperti Imam Syafi’i, bahkan juga ada yang menisbatkan kepada sebagian sahabat secara dusta tanpa ada sanad. Bahkan mereka mengklaim bahwa Imam Syafi’i yang mampu memiliki buku yang mendudukan hal itu, padahal bukunya dusta atas nama beliau.

Sehingga akhirnya menyebabkan sebagian orang, karena menghormati orang-orang tersebut, menerima keyakinan tersebut.

⚉  Ibnu Qayyim rohimahullah berkata:

‎فإنَّه من شأن الناس كلام من يعظم قدر ه فِي نفو سهم

“Sesungguhnya diantara kebiasaan manusia adalah mengagungkan ucapan orang yang sangat mereka hormati”

حَتَّى إنَّهم ليقدَّمون كلامه على كلام اللّٰه ورسو له

“Sampai-sampai mereka mendahulukan ucapan orang tersebut diatas ucapan Allah dan Rasul-Nya.”
Dan mereka mengatakan orang ini paling tahu tentang Allah dari kami.”

Maka dengan cara seperti inilah, kata Beliau:

وبِهذا الطر يق تو صَّل الر افضة والباطنية واﻹسماعيلية والنصير يَّة إلَى ترويج باطلهم

“Dengan cara seperti inilah orang-orang Rofidoh, Batiniyah, Isma’iliyah, Nashiriyah, bisa dengan mudah untuk melariskan kebathilan mereka.”

حين أضافو ها إل َى أهل بيت رسول اللّٰه ﷺ

“Ketika mereka menisbatkan ucapan mereka kepada Ahli Bait, walaupun secara dusta”

لَما علموا أن المسلمين متفقون على مَحبتهم

“Karena mereka tahu kaum muslimin semuanya mencintai Ahli Bait (mengagungkan Ahli Bait).”

Maka kesempatan ini mereka gunakan untuk supaya keyakinan mereka laris ditengah-tengah kaum muslimin.

Kata Beliau:

فلا إله إلا اللّٰه كم من زندقة وإلحاد وبدعة قد نُفقت فِي الو جود بسبب ذلك

(Kata Beliau): “berapa banyak kezindikan, penyimpangan, kebid’ahan yang telah laris ditengah-tengah masyarakat, disebabkan karena ini.” Terlebih masyarakat mudah sekali untuk menerima hal-hal seperti itu tanpa berusaha mencari kebenaran.”

Kata Beliau:
“Contoh-contoh tentang kedustaan ahli bid’ah atas Ahlus-sunnah banyak sekali (kata Beliau) dan itu sudah maklum”, sudah masyur.

Diantaranya yang disebutkan oleh Sufyan bin Uyainah, bahwa Amr bin Ubaid ditanya tentang masalah, lalu ia menjawab padanya.

Kemudian ia berkata, “ini adalah termasuk pendapat Al Hasan”, maka seseorang berkata kepadanya
Tapi mereka meriwayatkan dari Al Hasan tidak sesuai dengan ini.
Ia berkata (dia mengatakan) bahwa, “maksud saya adalah ini pendapat yang bagus”.
Al Hasan yaitu pendapat bagus .

Ini mereka ingin melariskan pendapatnya dengan cara berusaha menisbatkan kepada salah seorang Ulama Salaf terdahulu yang dihormati secara dusta, supaya apa..? Supaya laris ditengah-tengah masyarakat Ahlus-sunnah wal Jama’ah

Allahulmusta’an
.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-29

Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 28) bisa di baca di SINI

=======

? Penghalang yang ke 29 ?

Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosulillah…

Diantara perkara yang menghalangi seseorang dari kebenaran…

صدور الباطل من شيخ له قبول

⚉  Kebathilan tersebut ternyata di ucapkan oleh seorang Syaikh, seorang Ustadz, atau seorang Ulama yang sangat dihormati.

Dimana tentunya yang namanya Ustadz atau Ulama bukanlah malaikat, bukan pula nabi yang bisa jadi dia jatuh kepada kesalahan.
Ketika kesalahan terjadi pada seorang Ustadz, seorang Syaikh yang sangat di hormati, maka dianggaplah itu sebagai sebuah kebenaran dan harga mati. Sehingga murid-muridnya membelanya mati-matian karena itu adalah pendapat gurunya yang ia sayangi, yang ia hormati tersebut.

Ini adalah merupakan perkara yang menyebabkan akhirnya mereka terhalang dari kebenaran, bahkan menganggap kebathilan atau kesalahan tersebut sebagai sebuah kebenaran yang tidak boleh ditolak.

⚉  Ibnu Qayyim rohimahullah berkata:

‎أن حبك للشيء يعمي ويصم

“Cintamu kepada sesuatu itu, seringkali membuat kamu buta.”

‎عن تأمل قبائحه ومساو يه

“Dari memperhatikan kekurangan-kekurangan yang ada padanya.”

Maksudnya… seseorang ketika sudah sangat mencintai seorang Ustadz atau seorang Ulama, itu membuat kita buta, sehingga seakan-akan semua yang di ucapkannya bagaikan wahyu dari langit, yang tidak boleh ditolak.
Ini adalah merupakan sikap yang tidak benar.

Banyak diantara kita mengatakan, “Iya kami tidak taqlid, kami tidak fanatik”. Tapi ternyata didalam perbuatannya, sehari-harinya menunjukkan betapa fanatiknya dia. Sampai dia membela mati-matian, tidak peduli apakah perkataannya Ustadz tersebut benar atau tidak, yang terpenting bagaimana dia membela mati-matian Ustadz yang ia sangat hormati tersebut.

⚉  Syaikhul Islam rohimahullah berkata:

تَجده يذم القول وقائله بعبارة ، ويقبله بعبارة ، و يقرأ كتب التفسير والفقه وشر و ح الحديث ، و فيها تلك المقالات الَّتِي كان يذمُّها

“Kamu akan dapati ada seseorang yang mencela suatu perkataan dan yang mengatakannya dengan ungkapan, tapi juga menerima dengan ungkapan lain. Membaca kitab-kitab tafsir, fiqih dan syarah-syarah hadits. Dan didalamnya ternyata ada perkataan-perkataan yang ia cela tersebut.”

فيقبلها من أشخاص أُخر ، و يُحسن الظنَّ بِهم

“Dan ia menerima dari orang lain, dari pribadi yang lain, dimana ia ber-husnuzhon kepada mereka.”

و قد ذكرو ها بعبار ة أُخرى

“Dan mereka menyebutnya dengan ungkapan yang lain, yang padahal sebetulnya sama.”

Maksudnya… terkadang seseorang itu menerima suatu perkataan yang sebetulnya ia cela, karena yang mengucapkannya itu adalah orang yang sangat ia ikuti, yang ia sangat cintai.
Tapi karena ia mengungkapkannya dengan bahasa yang enak, dia bisa menerima itu. Sementara kalau di ucapkan oleh orang yang tidak ia sukai, ia pasti akan tolak itu.

و هذا مِمَّا يو جد كثيرًا

“Dan ini banyak sekali terjadi”

و السالِم من سلَّمه اللّٰه

“Orang yang selamat tentu yang diselamatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Kemudian beliau berkata juga:

وهاهنا أمر خفي ينبغي التفطُّن له

“Disini juga ada perkara yang penting untuk kita pahami.
Bahwa terkadang banyak Ulama mengucapkan atau memilih pendapat yang lemah, karena ia sudah berijtihad, dan sebetulnya Ulama ini sudah dapat pahala.
Tapi orang yang membela pendapat Ulama ini, karena membelanya bukan karena Allah, tapi karena untuk meninggikan yang ia cintai tersebut (Ustadz yang ia hormati tersebut), maka ia tidak mendapatkan pahala sama sekali bahkan bisa jadi dosa.”

Karena tujuan dia bukan untuk menegakkan kalimat Allah yang paling tinggi, tapi untuk menegakkan, meninggikan kalimat Ustadznya itu sebagai yang paling tinggi.

Tentu ini perkara yang tidak dibenarkan.

??   Maka dari itulah kewajiban kita, untuk apabila kita hendak menuntut ilmu atau menyukai seorang ‘alim… harus kita yakini, bahwa ia adalah manusia bukan Nabi bukan Malaikat.
Jangan sampai ketika Ustadz yang kita sangat cintai tersebut mengucapkan kata-kata yang tidak benar, lantas kita langsung telan, karena kita sangat menghormatinya, sangat mengagungkannya, sangat kagum dengan keilmuannya. Sehingga akhirnya menyebabkan kita jatuh juga kepada kebathilan

‎نسأل الله السلامة والعافية

.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-28

Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 27) bisa di baca di SINI

=======

? Penghalang yang ke 28 ?

Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosulillah…

Diantara perkara yang menyebabkan seseorang terhalang dari kebenaran…

التزام أصول فاسدة

⚉  Berpegang kepada pokok-pokok yang rusak, kaidah-kaidah yang sesat.

⚉  Contohnya misal… menjadikan nenek moyang sebagai sandaran di dalam berkeyakinan, sehingga lebih mendahulukan nenek moyang daripada syari’at.

⚉  Contoh lain misalnya… seperti keyakinan mu’tazilah yang mengatakan bahwa akal lebih tinggi dari dalil, sehingga mereka boleh menolak dalil, kalau tidak sesuai dengan akal mereka… dan boleh menetapkan sifat Allah dengan akal saja tanpa dalil, jelas ini merupakan kesesatan.

⚉  Contoh lagi misalnya… seperti orang sufi yang menganggap bahwa mimpi itu (mimpi wali) sebagai hujjah, kalau menurut mereka wali tidak mungkin salah mimpinya.
Sehingga akhirnya mimpi dijadikan sebagai dalil, sehingga akhirnya mereka menolak banyak dalil dari Alqur’an dan Hadits hanya sebatas mengikuti mimpi atau wangsit, karena menurut mereka wali itu katanya mahfudz (terjaga).
Itu dijadikan sebuah kaidah bagi mereka.

Maka ini adalah merupakan kaidah-kaidah dan pokok-pokok yang menyimpang.

Kita Ahlussunnah wal Jama’ah berkeyakinan bahwa dalil itu adalah :
⚉  Alqur’an,
⚉  Hadits yang shohih,
⚉  Demikian pula ijma’ para Ulama, terutama ijma’ Salafush-sholeh,
⚉  Demikian pula qiyas yang jalih (yang benar).
⚉  Demikian pula pemahaman para sahabat Rosulullah ‎shollallahu ‘alayhi wasallam.

??   Maka kita punya kaidah, bahwa semua yang bertabrakan dengan Alqur’an dan Hadits itu harus ditolak, yang harus kita kedepankan adalah Alqur’an dan Hadits yang shohih, karena wahyu tidak mungkin salah.

Apabila terjadi perbedaan antara wahyu dengan ro’yu (akal) maka kita harus tuduh dulu akal, dan lebih mengedepankan wahyu, itu kaidah yang benar… pokok yang benar.

Adapun apabila kita jadikan kaidah sebaliknya, akal yang menghukumi wahyu, sehingga setiap wahyu yang tidak sesuai dengan akal ditolak oleh akal, pasti akan terjadi kesesatan, bahkan ia akan terhalang dari berbagai macam kebenaran.
Halnya seperti iblis yang menolak perintah Allah dengan akalnya.

Maka ini adalah perkara yang menyebabkan seseorang terhalang dari kebenaran.

⚉  Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmuu Fatawa (jilid 5/ hlm 120)

من ابتغى الهدى فِي غير الكتاب والسُّنة لَمْ يز دد من اللّٰه إلا بُعدًا

“Siapa yang mencari hidayah dari selain Alqur’an dan Sunnah, tidak akan menambah ia, kecuali kejauhan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Penulis buku ini berkata: “Jalan menuju Allah itu hanya satu, yaitu yang berasal dari wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Allah berfirman [QS Al-An’am : 153]

‎وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ

“Dan bahwasanya inilah jalanku yang lurus maka ikutilah, jangan kamu ikuti jalan-jalan yang lainnya, niscaya jalan-jalan tersebut akan memecah belah kalian dari jalannya.”

Dalam ayat ini mengatakan bahwa jalan yang lurus itu adalah jalannya Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam, maka siapa yang mengikuti jalan-jalan yang lainnya itulah yang akan menyebabkan kita menyimpang dari jalan Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam.

??   Maka… setiap pokok-pokok dan kaidah-kaidah yang bertabrakan dengan Alqur’an dan Hadits Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam wajib kita tolak… wajib kita buang jauh-jauh.
.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

Nasihat Ibnu Hibban Rohimahullah – Tujuan Menuntut Ilmu Untuk Mengamalkannya

Simak penjelasan Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc حفظه الله تعالى berikut ini : (tunggu hingga audio player muncul dibawah ini) :

Dari pembahasan Kitab Roudhotul Uqola wa Nuz-hatul Fudhola (Tamannya Orang-Orang Yang Berakal dan Tamasya-nya Orang-Orang Yang Mempunyai Keutamaan) karya Abu Hatim Muhammad Ibnu Hibban al Busty rohimahullah.

ARTIKEL TERKAIT :
Kumpulan Artikel – Nasihat Ibnu Hibban rohimahullah…

Ikuti terus Telegram channel :
https://t.me/bbg_alilmu
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://t.me/kaidah_ushul_fiqih

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-27

Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 26) bisa di baca di SINI

=======

? Penghalang yang ke 27 ?

Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosulillah…

Diantara penghalang seseorang dari kebenaran…

عدم تصور الباطل على ما هو عليه

⚉  Tidak bisa melihat kebathilan dengan gambaran yang jelas.

Ini akibat daripada قليل العلم (kurang ilmu), و غير الرَّاسخ (kurang kokoh keilmuan).

Dimana karena kurangnya keilmuan dan kurang kokoh keilmuan, ia tidak bisa melihat kebathilan dengan gambaran yang jelas, tapi gambaran kebathilan itu samar kepada dia, karena banyaknya syubhat. Akibatnya orang ini, karena tidak bisa melihat gambaran kebathilan dengan jelas, ia terkadang menganggapnya sebagai sebuah kebenaran.

Oleh karena itulah… bahkan orang-orang yang berpegang kepada kebathilan sendiri, mereka tidak bisa menjelaskan kebathilan merekapun juga dengan secara terang dengan hujjah-hujjah yang kuat dan kokoh, masih akan ada padanya keguncangan.

⚉  Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimallah berkata dalam Majmuu’ Fatawa (jilid 12/ hlm 13)

فهذه المسائل إذا تصوَّرها الناس على و جهها تصورًا تامًّا ظهر لَهم الصَّواب

“Masalah-masalah seperti ini apabila manusia bisa melihatnya sesuai dengan gambarannya yang jelas dan tegas akan tampaklah kepada mereka kebenaran.

وقلَّت الأهواء والعصبيات ، و عر فوا موارد النَّزا ع

Tentu juga akan sedikit hawa nafsu dan fanatisme, dan mereka akan mengetahui perkara-perkara yang diperselisihkan tersebut, mana yang haq, mana yang bathil.

فمن تبيَّن له الحقُّ فِي شيء من ذلك اتَّبعه

Maka siapa yang telah jelas kepadanya kebenaran dalam permasalahan-permasalahan tersebut, hendaklah ia mengikutinya,

ومن خفي عليه تو قَّف حَتَّى يبيَّنه اللّٰه له

dan siapa yang tersembunyi, maka dia akan تو قَّف (diam) sampai Allah berikan kepadanya penjelasan,

و ينبغي له أن يستعين على ذلك بدعاء اللّٰه

dan hendaklah ia minta pertolongan dengan cara berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Ini beliau mengatakan bahwa kalaulah manusia melihat kebathilan itu dengan gambaran yang jelas, tentu mereka akan lari darinya tentu mereka akan sedikit fanatismenya, dan paham mana (yang) haq, mana (yang) bathil.

Tapi ketika kebathilan itu tidak bisa dilihat dengan jelas, banyak orang yang terhalang.

⚉  Syaikh ‘Abdurrahman Assa’diy berkata:

فإن كل عاقل إذا تصوَّر مذهب المشر كين جزم ببطلانه قبل أن تُقام البراهين على ذلك

“Setiap orang yang berakal, apabila ia melihat keyakinan orang-orang musyrikin dengan jelas, maka dia akan memastikan akan kebathilan keyakinan mereka tersebut, sebelum ditegakkan hujjah-hujjah atasnya.”

Artinya… orang yang menggunakan akal pikiran, saat ia menggunakan akalnya dengan kuat dan cerdas, sebatas itu saja sudah bisa melihat akan kebathilan keyakinan orang-orang musyrikin, dimana mereka mempersekutukan Allah dan menjadikan selain Allah sebagai tandingan.

Bagaimana kalau itu sudah jelas ditegakkan dalilnya dari Allah dan Rasul-Nya.

??   Maka inilah diantara sebab mengapa seseorang itu terhalang dari kebenaran akibat tidak bisa melihat kebathilan dengan bentuk atau gambaran yang sejelas-jelasnya. Sehingga karena disana ada syubhat kesamaran… akibatnya dia menyangka bahwa itu termasuk kebenaran.
.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-26

Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 25) bisa di baca di SINI

=======

? Penghalang yang ke 26 ?

Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosulillah…

Diantara perkara yang menyebabkan seseorang terhalang dari kebenaran yaitu…

الجهل بأهل الباطل و مقالاتهم

⚉  Bodoh terhadap kebathilan dan perkara-perkara yang berhubungan dengan kebathilan.

⚉  ‘Umar bin Khattab rodhiallahu ‘anhu berkata, sebagaimana dikeluarkan oleh Ibnu Sa’ad dalam “Athobaqoot” (jilid 4/ hlm 129), Alhaakim berkata (sanadnya shahih), ‘Umar bin Khattab berkata:

‎قد علمت و ربَّ الكعبة متَى تَهلك العرب

“Sungguh aku telah mengetahui demi Robb-nya Ka’bah, kapan kaum Arab bangsa Arab ini akan binasa.

‎إذا وُلَّي أمر هم من لَمْ بصحب الرسولﷺ و لَمْ يعا لِج أمر الجا هلية

Yaitu apabila yang memimpin mereka adalah orang-orang yang tidak pernah bersahabat dengan Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam dan tidak pernah mengetahui perkara jahiliyah.”

⚉  Syaikh ‘Abdullatiif bin ‘Abdurrahman Allusyaikh berkata

و هذا لأن من لا يعر ف الشر ك، و ما عابه القر آن وذمَّه؛ وقع فيه وأقره

“Ini dikarenakan orang yang tidak mengenal kesyirikan, tidak mengenal apa yang dicela oleh Alqur’an dan dicaci oleh Alqur’an biasanya ia akan jatuh kepadanya bahkan ia menyetujuinya.

‎و هو لا يعر ف أنه الذي عليه أهل الجاهلية

Sementara ia tidak tahu perkara-perkara jahiliyah yang dicela oleh Alqur’an tersebut.

فينتقض بذلك عر ى اﻹسلام

Sehingga terlepaslah dengannya tali-tali Islam.”

⚉  Hudzayfah Ibnul Yaman (seorang sahabat) rodhiallahu ‘anhu berkata juga, sebagaimana dikeluarkan Imam Bukhori

كان الناس يسألون رسول اللّٰهﷺعن الخير

“Adalah orang-orang bertanya kepada Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam tentang kebaikan

و كنت أسأله عن الشر مَخافة أن يُدر كنِي

Dan sementara aku bertanya kepada Rosulullah tentang keburukan, karena aku takut sekali untuk jatuh kepada keburukan itu.”

⚉  Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahullah berkata di dalam kitab Alfaruqubayna ‘Ibaadah ahli Islam wal ‘Iman (halaman 139)

فمعر فة المسلم بدين الجاهلية هو مِمَّا يُعرَّ فه بدين اﻹسلام

“Seorang muslim yang mengenal tentang agama jahiliyah, itu membuat ia semakin mengenal hakikat agama Islam

‎الذي بعث اللّٰه به رسله

yang dengannya Allah mengutus para Rosul menurunkan kitab-kitab.

و يعر ف الفر ق بين دين المسلمين الحنفاء أهل التو حيد واﻹخلاص اتَّبا ع الأنبياء و دين غيرهم

Dengan seperti itu ia bisa membedakan antara agama kaum Muslimin yang hanif di atas tauhid, yang iklas dan Ittiba’ dengan agama selain Islam.

‎و من لَمْ يُميز بين هذا و هذا ؛ فهو فِي جاهلية و ضلال و شرك و جهل

Dan orang yang tidak bisa membedakan antara ini dan itu, ia akan berada dalam jahiliyah, kesesatan bahkan kesyirikan dan kebodohan.”

Memang demikian… benar yang dikatakan oleh para Ulama.

Oleh karena itulah kalau kita lihat di zaman ini ketika banyak orang-orang yang baru hijrah tidak faham tentang jahiliyah, tentang kesesatan, tentang kebathilan… di saat muncul da’i-da’i yang keyakinannya sesat, ternyata keyakinannya (adalah) keyakinan Qodariyah atau keyakinannya (adalah) keyakinan Mu’tazilah atau Asy-ariyah atau yang sejenisnya.

Karena mereka tidak paham tentang hakikat, firqoh-firqoh yang tidak sesuai dengan firqoh Ahlussunnah wal Jama’ah dan tidak pernah belajar tentang aqidah-aqidah selain Ahlusunnah wal Jama’ah.

Akibatnya mereka tertipu, terkena syubhat dan yang lainnya.
Akibat daripada apa ?
Tidak memahami tentang keyakinan-keyakinan yang bertabrakan dengan keyakinan Ahlusunnah wal Jama’ah.

Yang penting da’i tersebut membawakan Alqur’an, hadits… (lalu) dianggapnya ia di atas Ahlussunah,
Walaupun aqidahnya sesuai aqidah Mu’tazilah, walaupun aqidahnya sesuai dengan Qodariyah dan yang lainnya.

Padahal kalau kita perhatikan orang-orang mu’tazilah di zaman dahulupun membawa Alqur’an dan Hadits, tapi mereka mentakwil dan menafsirkan sesuai dengan keinginan mereka, bahkan Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam mensifati orang khowarij :

‎يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ

“Mereka membaca Alqur’an bahkan menghafalnya, tapi tidak sampai kerongkongannya”

Artinya mereka memahami dengan pemahaman yang dangkal… bahkan mereka membawakan hadits-hadits Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam

??   Maka dari itulah penting sekali kita mempelajari tentang keyakinan-keyakinan yang berseberangan dengan keyakinan Ahlusunnah, apa kebathilan mereka dan kesesatan mereka.

Dengan cara seperti itu, kita akan semakin faham tentang hakikat keyakinan Ahlusunnah, keyakinan yang dibawa oleh Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam dan para sahabatnya walaupun tentunya harus kita kokohkan dulu pengetahuan kita tentang Ahlusunnah dulu, setelah itu baru kita memahami tentang aqidah-aqidah selain Ahlusunnah, dengan cara itu kita semakin paham, semakin bisa membedakan mana Ahlusunnah, mana yang bukan.
.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN