HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-32

Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 31) bisa di baca di SINI

=======

? Penghalang yang ke 32 ?

Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosuulillah…

Diantara perkara yang menghalangi seseorang dari kebenaran…

‎أسلوب المخاطبة با لحق

⚉  Cara menyampaikan kebenarannya dengan cara penyampaian yang salah, seperti dengan kasar dan yang lainnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman [QS Al Ankabut : 46]

‎وَلَا تُجَٰدِلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ إِلَّا بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ

“Janganlah kalian mendebat ahli kitab kecuali dengan yang lebih baik.”

Banyak Ulama tafsir, menafsirkan makna yang lebih baik yaitu menggunakan lemah lembut. Karena kelembutan itu adalah disukai oleh semua orang.

Rosulullah besabda:

إن الر فق لا يكو ن فِي شيء إلاَّ زانه

“Kelemah lembutan itu tidak ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya.” (dikeluarkan oleh Imam Muslim)

Dan ketika seseorang disampaikan padanya kebenaran dengan cara yang kurang bagus, sering kali orang tersebut menolak. Padahal yang disampaikan itu sebetulnya kebenaran.

⚉  Al Imam Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahullah, dalam kitabnya Minhaajussunnah (jilid 5/hlm 254), berkata :

‎وإن كان عالِمًا ، ولَمْ يكن ر فيقًا كان كالطبيب الذي لا رفق فيه

“Jika ia ‘alim, tapi ia tidak punya sifat lembut, itu seperti dokter yang tidak punya sifat lembut”, dimana si dokter itu bersikap keras, kasar kepada seorang yang sakit, dan ternyata orang sakit itu tidak mau menerima.

Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi Musa dan Harun [QS Thaha : 44]

‎فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ

“Ucapkanlah kepada Fir’aun dengan ucapan yang lemah lembut, supaya ia mau ingat atau takut.”

Disini Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh Nabi Musa dan Harun untuk menyampaikan kebenaran dengan lemah lembut kepada Fir’aun.

Kata Beliau:

‎و المخاطبة باللَّين و التلطف تُستعمل مع مَن أظهر إنصافًا و طلبًا للحقَّ

“Sikap lemah lembut itu digunakan untuk orang yang mempunyai sifat inshof dan mudah menerima kebenaran.”
Namun sikap lemah lembut itu tidak bisa digunakan secara mutlak.
Segala sesuatu hendaknya kata Beliau diletakkan pada tempatnya masing-masing, karena sebatas lembut saja tidak bagus, sebagaimana sebatas keras sajapun tidak bagus, tapi semunya harus diletakkan pada tempatnya masing-masing.

⚉  Shidiiq Hasan Khan berkata dalam kitab ’Abjadul ‘uluum (jilid 1/hlm 129)

‎إن الرَّ د بالتو بيخ يهتك حجاب الهيبة

“Membantah dengan memburuk-burukkan orangnya itu bisa menjatuhkan kewibawaan,”

‎و يو ر ث الجر أة على الهجو م بالخلاف

“Dan menyebabkan lawan itu akan berani untuk menyerang”

‎ويُهيج الحر ص على اﻹصرار

“Bahkan menyebabkan orang yang kita bantah itu semakin ngeyel.”

Ini perkataan Beliau ini menunjukkan bahwa, walaupun kita membantah itu dengan hujjah dan dalil secara ilmiyah, tapi kalau kita isinya memburuk-burukkan, menjelek-jelekkan, maka itu menjadi sebab orang yang kita bantah akhirnya muncul emosinya, akhirnya tidak mau menerima kebenaran, karena yang salah adalah orang yang menyampaikannya.

Oleh karena itulah didalam menyampaikan kebenaran pun juga kita harus berusaha melihat siapa orang yang hendak kita sampaikan padanya kebenaran.

⚉  Kata Ibnul Qayyim rohimahullah, di dalam kitab Miftaahdaaris sa’adah ( jilid 1/ hlm 171)

‎وأمَّا المعار ضو ن المدعو ون با لحقَّ فنو عان

“Adapun orang-orang yang menentang yang didakwahi dengan kebenaran, itu ada dua macam:”

‎1. يُدعون بالْمُجادلة. بالتِب هي أحسن

1. “Mereka di dakwahi dengan cara berdebat dengan yang lebih baik.”
Jika mereka tidak menerima maka pada waktu kita debat dengan kuat, dengan hujjah, dan burhan.

Maka kata Beliau, kalau kita memperhatikan Al Qur’an kita dapati Al Qur’an pun juga memerintahkan seperti ini.
Allah berfirman [ QS an-Nahl : 125]

‎وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ

“Debatlah mereka dengan sesuatu yang lebih baik.”

Ini untuk orang yang sulit untuk menerima kebenaran atau ngeyel dan harus kita debat dengan debat yang kuat, dengan ilmu, hujjah, dan burhan.

2. Adapun orang yang mudah menerima kebenaran maka kita dakwahi dengan kelemah lembutan, karena itu asal daripada dakwah itu adalah lemah lembut.
.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan link kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter yang Anda miliki. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.