Category Archives: Kitab SHOWARIF ‘ANIL HAQ

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-4 (b)

Dari kitab yang berjudul “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 4 a) bisa di baca di SINI

=======

? Penghalang yang ke 4 (b) ?

Masih kita pada pembahasan diantara perkara yang bisa menyebabkan seseorang terhalang dari kebenaran (lanjutan dari Penghalang ke 4 a), yaitu…

⚉  Kurang kesungguhan dia dalam mencari kebenaran.

⚉  Berkata Al Imam Ibnul Jauzy rohimahullah :

Musibah yang besar adalah seseorang merasa puas dengan apa yang ia ketahui tanpa mau menambah pengetahuan, dan ini menimpa banyak manusia. 

Kamu lihat orang Yahudi atau Nasrani… mereka menganggap dirinya diatas kebenaran, dan mereka tidak ingin sama sekali melihat dan mencari serta membahas dalil kenabian Nabi Muhammad shollallahu ‘alayhi wasallam. Mereka berpaling, mereka merasa cukup dengan apa yang mereka miliki.

Kalau mendengar ayat-ayat Alqur’an, mereka malah lari bahkan sengaja tidak ingin mendengar, demikian pula semua orang yang mengikuti hawa nafsu. Yang hawa nafsu itu telah kokoh di hatinya.

Karena ia misalnya tumbuh di atas sebuah mahzab atau ia melihat suatu perkara itu sebagai sebuah “kebenaran” menurutnya, lalu kemudian setelah itu diapun tidak mau lagi mau melihat dalil-dalil, tidak pula membahas bersama para ulama bertanya kepada mereka untuk lebih memperjelas lagi tentang kebenaran Al Haq , mana yang salah dan yang benar.” (dalam Kitab Shoidul Khotir – hal 374).

⚉  Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahullah berkata juga dalam Kitab Majmu Fatawaa jilid 3 hal 314:

‎لكن ينبغي أن يُعرف أنَّ عامَّة من ضل فِي هذا الباب ، أو عجز فيه عن معرفة الْحَقَّ، فإنَّما هو لتفر يطه فِي اتباع ما جاء به الر سو ل ﷺ، وترك النظر، والاستدلال المو صل إلَى معر فته

Selayaknya untuk di ketahui bahwa kebanyakan orang yang tersesat dalam bab ini, atau lemah untuk mengetahui kebenaran,  itu akibat daripada mereka menganggap remeh dalam mengikuti apa yang dibawa oleh Rosul shollallahu ‘alayhi wasallam dan tidak mau membahas dan mencari, dan tidak berusaha sekuat tenaga untuk mencari dalil dan melihat hujjah serta argumen. ...kalau sudah seperti itu biasanya mereka akan berpaling.

⚉  Ibnu Taimiyah rohimahullah juga berkata dalam Kitab Aljawabul Shohih jilid 3 hal 85.

‎وإنَّما دخل فِي البد ع، من قصر فِي اتباع الأنبياء، علمًا وعملًا

Orang yang jatuh kepada bid’ah itu… (akibat dari apa ?) Akibat dari ia lemah dalam mengikuti para Nabi baik secara ilmu maupun amal.
ARTINYA… lemah pengetahuannya tentang sunnah Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam, lemah dia beramal untuk mengikuti sunnah Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam, sudah begitu kuat hawa nafsunya, maka orang seperti ini biasanya jatuh pada perbuatan bid’ah.

⚉  Ibnu Qayyim rohimahullah juga berkata :

‎أنه إذا كان مِمَّن قَصُر فِي العلم باعه
‎فضعف خلف الد ليل،
‎وتقاصر عن جَنْي ثماره ذراعه، فليعذر من شَمَّر عن ساق عزمه

Orang yang lemah ilmunya, lemah kekuatan untuk membahas dan mencari bahkan ia meremehkan, bahkan (malas-malasan) tidak mau dan merasa cukup dengan apa yang ada pada dirinya, maka dia tidak akan bisa keluar dari kubangan kebodohan dan kejahilan.

??   Oleh karena itulah kewajiban kita adalah terutama ketika melihat perselisihan-perselisihan, hendaklah mengeluarkan seluruh kesungguhan kita untuk mencari kebenaran dengan melihat dalil-dalilnya, dan demikian pula pemahaman yang dipahami oleh para sahabat, para tabi’in, para tabi’ut tabi’in dan para ulama yang telah kokoh keilmuan mereka.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-4 (a)

Dari kitab yang berjudul “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 3) bisa di baca di SINI

=======

? Penghalang yang ke 4 (a) ?

٤ -التفر يطفي تحري الحق

⚉  Tidak bersungguh-sungguh dalam mencari kebenaran.
.
Orang-orang yang terhalang dari kebenaran, dari jalan yang lurus,.. diantara sebabnya adalah karena tidak ada kesungguhan mereka bahkan tidak ada keinginan untuk bersungguh-sungguh mencari kebenaran… atau bahkan dia merasa dirinya telah punya ilmu, padahal tidak (punya ilmu). Akhirnya dia tidak mau lagi mencari kebenaran.
.
Al-‘Allamah Shiddiq Hassan Khan rohimahullah… berkata dalam Kitab “Qothfu ats-Tsamar Fii Bayani Aqidah Ahli al-Atsar” (halaman 175) :

وإنَّما يعرفاحق من خمع خَمع جمسة أوصاف

Yang bisa mengetahui kebenaran adalah yang mengumpulkan lima perkara.”
.
1. Ikhlas
2. Pemahaman yang kuat
3. Tidak mengikuti hawa nafsu (betul-betul memang dia mencari kebenaran)
4. (Kata beliau yang paling sedikit ada pada manusia yaitu) Kesungguhan untuk mengetahui kebenaran
5. Kuat didalam mendakwahkan kebenaran
.
Jadi kata beliau (Al-‘Allamah Shiddiq Hassan Khan rohimahullah)… bahwa untuk bisa mengetahui kebenaran itu harus terkumpul lima perkara tadi.
.
1. Ikhlas
Sebab seseorang yang tidak ikhlas karena misalnya mengharapkan kemasyuran, ketenaran atau karena ingin mencari dunia, biasanya dia tidak akan di bimbing kepada kebenaran, kenapa ?!
Karena dia dasarnya adalah bukan ikhlas, sehingga akan dihatinya dikuasai oleh hawa nafsu sesuai dengan tujuannya.
.
2. Pemahaman
Sebab kalau ada orang yang pemahamannya dangkal, diapun juga tidak akan bisa mengetahui kebenaran, maka untuk mengokohkan pemahaman ini dia butuh untuk bersungguh-sungguh untuk memahami nash-nash dengan cara bertanya kepada para ahlinya.
.
3. Inshof
Sikap inshof ini artinya : kita tidak mengikuti hawa nafsu… betul-betul tujuan kita mencari kebenaran.
Itu sikap-sikap yang inshof namanya.
Sebab kalau kita masih mengikuti hawa nafsu, misalnya kita ingin membela pemahaman kita yang selama ini kita telah pahami, tapi kita belum tahu dalilnya. Ketika ada yang mengkritik pemahaman kita, kita bela mati-matian benar maupun salah, nah ini namanya tidak inshof.
Demikian pula misalnya kita karena fanatik terhadap suatu mazhab, akhirnya kita bela mati-matian mazhab kita, nah ini juga bukan sikap yang inshof, tapi itu adalah sikap yang mengikuti hawa nafsu atau karena misalnya kita condong kepada seseorang karena kecintaan kita, akhirnya maka kita bela dia karena dia karib kerabat kita atau teman dekat atau yang lainnya, maka ini juga bukan sikap yang inshof. Ini adalah yang ketiga : sikap inshof.
.
4. Kata beliau ini yang sedikit adanya yaitu : keinginan yang kuat dan semangat yang sungguh-sungguh untuk mengetahui kebenaran, sebab kalau ada orang yang sedang linglung atau kebingungan tapi dia tidak ada kesungguhan dalam mencari kebenarannya (maka) dia akan terus berada di atas kebingungan.
Yang musibahnya terkadang orang yang bingung itu mencetuskan ide yang konyol, seperti mengatakan :
Ah sudahlah jangan merasa paling benar sendiri,“ kenapa dia katakan itu ?! karena sebetulnya sekarang dia sedang bingung dan dia pun tidak mau mencari dan berusaha mencari kebenaran, padahal kalau dia bersungguh-sungguh mencari kebenaran melihat dan mengeluarkan seluruh kesungguhan In-syaa Allah  dia akan mendapatkan kebenaran itu.
.
5. Kekuatan, kesungguhan dalam menyerukan kepada kebenaran.
.
Orang yang tidak bersungguh-sungguh menyerukan kepada kebenaran, biasanya dia akan mudah meninggalkan kebenaran, mudah terpengaruh oleh syubhat dan yang lainnya.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-3

Dari kitab yang berjudul “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 2) bisa di baca di SINI

=======

? Penghalang yang ke 3 ?

Diantara perkara yang menghalangi seseorang dari kebenaran :

‎اعتقاد المبطل أنه على الحق

⚉  Dia meyakini bahwa dirinya diatas kebenaran

‎من أعظم الصو ار ف عن الْحقَّ :
‎ا عتقاد المبطل أنه هو الْمُحِقُّ

⚉  Diantara perkara yang memalingkan seseorang dari kebenaran untuk menghalanginya yaitu seseorang merasa dirinya diatas kebenaran. Sementara yang lainnya diatas kebathilan.

Karena apa ? Karena ia terkena syubuhat disertai dengan kebodohan yang ada pada dirinya, sehingga dia menganggap bahwa syubhat itulah sebagai sesuatu yang kebenaran.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahullah berkata dalam kitab al-Istiqomah 1/13

‎وأول من ضل فِي ذلك هم الخوارج المار قون, حيث حكموا لنفو سهم بأ نَّهم المتمسكون بكتاب الله و سنته

Yang pertama kali sesat dalam masalah ini adalah orang-orang khowarij dimana mereka menganggap bahwa diri merekalah yang berpegang kepada Alqur’an dan Sunnah.
Sedangkan ‘Ali dan Mu’awiyah dianggap pelaku maksiat dan bid’ah, sehingga mereka menghalalkan darah ‘Ali dan bahkan menghalalkan darah kaum muslimin.”

Beliau juga berkata:
Bahkan menjadi terbalik perkaranya, sehingga mereka menganggap perkara yang bid’ah itu sebagai perkara yang sunnah atau sesuatu yang sunnah itu mereka anggap sebagai perkara yang bid’ah. Sehingga akhirnya merekapun jatuh kedalam berbagai macam kebid’ahan dan memusuhi Ahlusunnah wal Jama’ah dan para ulama mereka.”

Dan ini, Ikhwatal Islam A’azzaniyallaahu wa iyyakum, ada kemiripan dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani. Dimana orang-orang Yahudi dan Nasrani, Allah menyebutkan mereka [QS Al-Baqarah : 111)

وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَى

Mereka berkata tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi dan Nasrani saja

‎تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ

Lalu Allah mengatakan “Itu angan-angan mereka saja

‎قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Katakan kepada meraka, kemarikan bukti kalian jika kalian orang-orang yang benar

Allah juga berfirman [QS Al -Maidah: 18]

‎وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى نَحْنُ أَبْنَاء اللّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ

“Berkatalah orang Yahudi dan Nasrani, “Kami ini anak-anak Allah dan orang-orang yang dicintai oleh Allah

Lihat… mereka orang-orang Yahudi dan Nasrani menganggap kaum Muslimin diatas kebathillan dan bahwasanya merekalah yang akan masuk surga, sementara mereka tidak punya bukti yang kuat sama sekali, yang ilmiah, yang menunjukkan akan kebenaran pendapat mereka itu.

‎وأعخب من هذا : أن بعض من لا يعر ف حقيقة مذهبه ينسب مُخالفه إلَى البدعة كالو اقفة

Yang lebih mengherankannya lagi :
⚉  orang yang tidak mengetahui tentang hakikat kebid’ahan mereka itu, malah menisbatkan orang yang menyelisihi mereka sebagai ahli bid’ah. Karena tidak fahamnya tentang hakikat yang mereka pegang itu. Dan syubhat begitu sangat kuat di hati mereka.

Maka dari itulah saudara-saudaraku sekalian…
⚉  kalau seseorang sudah merasa bahwasanya dia diatas kebenaran tanpa ada bukti yang nyata tapi hanya sebatas syubhat saja disebabkan oleh kebodohannya, biasanya akan sulit sekali untuk mendapatkan kebenaran.

??   Makanya, benar kata Sufyan Ats-Tsauri rohimahullah :
Bid’ah lebih di sukai oleh iblis daripada maksiat.

Kenapa?

??  Karena orang-orang yang berbuat bid’ah menganggap dirinya diatas kebenaran. Selama mereka merasa diatas kebenaran tidak akan bertaubat. edangkan orang yang berbuat maksiat, tahu itu maksiat sehingga ia lebih dekat untuk bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-2

Dari kitab yang berjudul “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 1) bisa di baca di SINI

=======

? Penghalang yang ke 2 ?

Sebab ke 2 seseorang yang berpaling dari kebenaran :

‎اعتقاد غموض الحق وا شتبا هه

⚉   Keyakinan bahwa kebenaran itu sesuatu yang samar dan sulit.

Kata beliau (Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman):

‎،اعتقد كثير مِمَّن لا تَحقيق عنده
‎ولاخبرة له، ولا معر فة له بنصوص
‎القر اَن والسنة ودلا لتها غموض الحقَّ وصعوبته

Banyak orang meyakini dari orang-orang yang tidak punya pengalaman, tidak pula pengetahuan terhadap nash-nash Alqur’an dan Hadits. Mereka berkeyakinan katanya kebenaran itu sesuatu yang sulit dan samar.

Terlebih mereka mendapatkan dalam kitab-kitab bahwa syarat-syarat untuk memahami Alqur’an dan Hadits hanyalah orang-orang yang mujtahid saja… tidak boleh sembarangan.

Kata-kata “tidak boleh sembarangan” memang benar.
Tapi untuk dikatakan bahwasanya yang boleh memahami Al-Qur’an dan Hadits hanya mujtahid, ini perkataan yang tentunya harus diperinci… apa yang dimaksud ? Kalau yang dimaksud adalah menafsirkan… iya maka dia harus syaratnya orang-orang yang telah betul-betul kuat keilmuannya.

Tapi kalau untuk mengetahui kebenaran yang ada dalam Al-Quran dan Hadits bagi orang-orang awam itu mudah dengan cara membaca kitab-kitab tafsir yang telah ditulis oleh para Ulama.
Sebetulnya mudah kalau kita ada kesungguhan.

Imam Asy Syatibi rohimahullah berkata:

‎أمَّا إذا كان هذا ا لمتبع نا ظرًا فِي العلم ومتبصرًا فيما يُلقى إ ليه

Adapun kalau dia betul-betul melihat ilmu dan memperhatikannya dan betul-betul mendalaminya…

‎فإنَّ تو صُّله إلَى الحق سهل

…maka sampainya kepada kebenaran itu sangat mudah sebetulnya.” kata beliau. ( dalam kitab Al I’tishom 2 / 344)

Imam Asy Syaukani rohimahullah berkata dalam kitab “Adabuth Tholab” halaman 85

‎فلو قوف على الحقَّ والاطَّلاع على ما شرعه ا للّٰه لعباده قد سهَّله اللّٰه على المتأ خر ين

Mencari kebenaran dan mengetahuinya sesuai dengan apa yang Allah syari’atkan kepada hamba-hambanya, Allah telah mudahkan kepada orang-orang yang terakhir ini, dan Allah mudahkan sehingga tidak butuh lagi kepada kelelahan seperti orang-orang sebelum kita.”

Lihat di zaman Imam Syaukani rohimahullah… beliau menceritakan bahwa banyak sekali kemudahan-kemudahan menuntut ilmu di zamannya. Kalau itu di zaman beliau, bagaimana di zaman sekarang yang kemudahan menuntut ilmu sangat mudah sekali, kemudahan alat-alat transportasi, alat-alat komunikasi, apalagi terlebih adanya internet, maka sangat memudahkan sekali untuk menuntut ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Namun sayang kemudahan-kemudahan ini justru malah menimbulkan kemalasan sehingga sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Muhammad al-Basyir al-Ibrohimi,

‎ورُبَّ تيسير خلب التعسير

Berapa banyak kemudahan malah menimbulkan kesulitan.

Artinya kata beliau,

‎فإنَّ هذا التيسير رمى العقول بالكسل والأيدي بالشلل

Dimana kemudahan ini malah menimbulkan kemalasan dan tidak ada kesungguhan untuk mencari kebenaran.

??   Oleh karena itulah… kewajiban kita adalah cukup kita bersungguh-sungguh dan berusaha sekuat tenaga, karena setiap manusia pasti diberikan oleh Allah kemampuan, diberikan oleh Allah akal untuk memahami perkataan para ulama, mengkaji kitab-kitab mereka.

Alhamdulillah… di Indonesia sendiri sudah banyak buku-buku yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia.

??   Maka tidak boleh kita katakan mencari kebenaran sulit, mudah sebetulnya kalau kita ada usaha dan keinginan yang kuat.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-1

Dari kitab yang berjudul “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (MUQODDIMAH) bisa di baca di SINI

=======

? Penghalang yang ke 1 ?

Lalu beliau (Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman) menyebutkan penghalang-penghalang seseorang untuk menerima kebenaran:
.
⚉   Yang pertama AL-JAHL atau kebodohanBeliau (Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman) berkata : “Kebenaran itu jelas sekali.
.
Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:

‎الْحَلَالُ بَيِّنٌ وَالْحَرَامُ بَيِّنٌ

Yang halal sudah jelas , yang haram juga sudah jelas.

وبَينَهُما أُمُورٌ مُشتَبهاتٌ

Diantara keduanya ada perkara yang samar.
.
Maka dari itu, kata beliau : “kebathilan itu biasanya laris di pasar kebodohan, laris di tengah orang-orang yang tidak punya ilmu, tidak pula (punya) pengetahuan, tidak pula memperhatikan nash-nash Alqur’an dan Sunnah, dan perkataan para sahabat dan tabi’in.
.
⚉   Imam Ahmad rohimahullah berkata sebagaimana dalam kitab I’lamul Muwaqqi’in 1/44

‎إِنَّمَا جَاءَ خِلَافُ مَنْ خَالَفَ لِقِلَّةِ مَعْرِفَتِهِمْ بِمَا جَاءَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

Sesungguhnya adanya penyelisihan, orang-orang yang menyelisihi itu akibat sedikitnya pengetahuan dia terhadap apa yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam
.
⚉   Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahullah berkata dalam Majmu’ Fataawa 27/315-316:
Kebenaran itu bisa diketahui oleh setiap orang, karena kebenaran yang diutus oleh Allah (para Rasul dengan membawanya) tidak akan tertukar dengan yang lainnya bagi orang yang mengetahui, sebagaimana tidak akan tertukar antara emas yang murni dengan emas yang palsu bagi orang yang faham.
.
Berarti kewajiban orang yang bodoh adalah menuntut ilmu agar ia mau menerima kebenaran dan mengetahuinya. Tapi kebodohan itu selamanya menyebabkan ia terhalang dari kebenaran.
.
⚉   Imam Asy-Syaukani rohimahullah berkata:
Kecondongan kepada pendapat-pendapat yang bathil itu bukanlah perbuatan orang-orang yang berilmu, yang mempunyai kekuatan pengetahuan dan kesempurnaan pemahaman. Akan tetapi itu adalah menimpa orang-orang yang tidak punya ilmu yang kokoh, tidak pula pengetahuan yang bermanfaat.
.
⚉   Berkata Syaikh Abdurrahman As-Sa’adi rohimahullah:
Siapa diantara mereka yang ridho dengan kebid’ahannya, berpaling dari mencari dalil-dalil syari’at dan berpaling dari apa yang wajib baginya berupa ilmu yang bisa membedakan antara yang haq dan yang bathil. Bahkan dia malah menolak apa yang di bawa oleh Alqur’an dan Hadits di sertai dengan kebodohan dan kesesatannya. Maka orang seperti ini zholim, karena dia telah menolak kebenaran.
.
⚉   Syaikh Utsaimin rohimahullah berkata :
Terkadang orang yang bodoh itu tidak diberikan maaf (udzur) apabila ia mampu untuk menuntut ilmu, tapi ia tidak mau melakukannya. Maka orang yang mampu untuk menuntut ilmu, wasilah untuk menuntut ilmu juga mudah, tapi ia malah berpaling dari menuntut ilmu… yang seperti ini, kata beliau, tidak diberikan udzur karena kebodohannya, karena ia menganggap remeh masalah menuntut ilmu. Beda dengan orang yang bodoh, berada di suatu tempat yang memang tersebar kebodohan, jarang ulama, dan susah ilmu disana. Maka yang seperti ini tentu diberikan udzur.
.
??   Yang jelas bahwa kebodohan menyebabkan seseorang itu terhalang untuk mengikuti kebenaran, dan kebodohan menyebabkan seseorang itu condong kepada kebathilan.
.
Betapa banyak kebid’ahan yang diterima akibat kebodohan, larisnya syi’ah, khowarij, pemikiran-pemikiran murji’ah. Itu semua akibat daripada kebodohan. Demikan pula larisnya kristenisasi… itupun juga akibat dari kebodohan disertai lemahnya iman.
.
??   Kebodohan itu musuh yang harus kita enyahkan dari diri kita sendiri.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Muqoddimah

Alhamdulillah alladzii bi-ni’matihi tatimmush-shoolihaat…

Kita telah menyelesaikan pembahasan kitab yang berjudulAl Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan, حفظه الله تعالى. Seluruh pembahasannya bisa di baca di SINI

=======

Kini kita memasuki pembahasan baru dari kitab “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.

? MUQODDIMAH ?

⚉   Beliau (Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman) berkata sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan manusia diatas fithrahnya.

Allah berfirman [QS Ar-Rum : 30]

‎فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا

Itulah Fithrah Allah yang Allah fithrahkan manusia diatasnya.” Artinya, (manusia) di fithrahkan untuk mencintai kebenaran dan menginginkannya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah [Majmu’ Fataawa, 10/88] berkata,

‎وَالْقَلْبُ خُلِقَ يُحِبُّ الْحَقَّ وَيُرِيْدُهُ وَيَطْلُبُهُ

HATI itu sebetulnya diciptakan untuk mencintai kebenaran, menginginkan dan mencarinya”.

Beliau juga berkata. [Majmu’ Fataawa 16/338]

‎فَإِنَّ الْحَقَّ مَحْبُوْبٌ فِيْ الْفِطْرَةِ

Sesungguhnya kebenaran itu disukai oleh fithrah manusia” bahkan ia (kebenaran) lebih ia cintai dan lebih agung menurutnya dan lebih lezat daripada kebathilan yang tidak ada hakikatnya, karena fithrah itu tidak menyukai kebathilan.

Dan itu merupakan perkara yang telah ada pada jiwa-jiwa manusia, dimana setiap manusia sebetulnya fithrahnya mencintai kebenaran, mengetahui “Al HAQ”.

Allah Ta’ala berfirman [ QS Thaaha :50]

رَبُّنَا الَّذِيْ أَعْطَى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَى.

Robb kami yang telah memberikan segala sesuatu penciptaannya, kemudian Dia memberikan hidayah

Sebagaimana juga Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:

‎وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِيْ صَدْرِكَ

Dosa itu yang membuat hatimu tidak tentram..

وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ.

dan kamu tidak suka orang-orang mengetahuinya” [HR. Imam Muslim].

⚉   Itu menunjukkan bahwa dosa itu membuat hati tidak tentram.

Berkata Ibnu Taimiyyah juga dalam kitab Dar-u Ta’aarudhil Aqli wan Naql ,VIII/463

‎فَيِ النَّفْسِ مَا يُوْجِبُ تَرْجِيْحَ الْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ

Dalam jiwa manusia ada sesuatu yang menguatkan kebenaran di atas kebathilan baik dalam masalah aqidah maupun juga masalah keinginan.” Ini cukup menunjukkan bahwa memang manusia diciptakan diatas fithrah.

Beliau juga berkata dalam kitab yang sama jilid 8 halaman 463: “Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan hamba-hambanya di atas fithrah, yang padanya kebenaran dan membenarkannya.

⚉   Demikian pula ia merasakan kebathilan dan mendustakannya. Dan mengetahui mana yang manfaat dan mencintainya dan mengetahui mana yang mudhorot dan membencinya, maka sesuatu yang haq, apabila fithrahnya masih lurus ia akan membenarkannya.

⚉   Demikian pula perkara-perkara yang bermanfa’at, maka fithrahpun akan menyukainya dan merasa tentram dengannya. Itu adalah yang merupakan perkara yang ada pada setiap manusia, (pada asalnya demikan).

Berkata Syaikh Abdurrahman As-Sa’dy dalam Kitab Taisiirul Lathiifi Al mannaan, hal. 50

 ‎فَالدِّيْنُ هُوَ دِيْنُ الْحِكْمَةِ الَّتِيْ هِيَ مَعْرِفَةُ الصَّوَابِ وَالْعَمَلِ بِالصَّوِابِ

Agama yang hakiki adalah agama hikmah yang dengannya ia mengetahui kebenaran dan beramal dengan benar. Dan mengetahui kebenaran dan beramal dengan kebenaran pada segala sesuatu”.

Berkata Mu’adz bin Jabal:

فَإِنَّ عَلَى الْحَقِّ نُوْرًا.

Sesungguhnya kebenaran itu terdapat padanya cahaya.”

Ketika Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam datang ke kota Madinah maka kemudian Abdullah bin Salam, (seorang pendeta Yahudi), ini menemui Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam, ketika Abdullah bin Salam melihat wajah Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam, maka ia berkata, “Aku mengetahui bahwa wajahnya bukanlah wajah orang yang suka berdusta”.

??   Itu menunjukkan akan fithrah manusia, dimana ia ditabiatkan untuk mencintai kebenaran kecuali orang-orang yang fithrahnya dikalahkan oleh hawa nafsu, oleh kesombongan, oleh kedengkian dan yang lainnya dari perkara-perkara yang menghalangi seseorang untuk mendapatkan kebenaran.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil Haq – Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN

Dari kitab yang berjudul “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.

Simak penjelasan Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى berikut ini :

Muqoddimah
Penghalang Ke-1
Penghalang Ke-2
Penghalang Ke-3
Penghalang Ke-4 (a)
Penghalang Ke-4 (b)
Penghalang Ke-5
Penghalang Ke-6
Penghalang Ke-7
Penghalang Ke-8
Penghalang Ke-9
Penghalang Ke-10
Penghalang Ke-11
Penghalang Ke-12
Penghalang Ke-13
Penghalang Ke-14
Penghalang Ke-15
Penghalang Ke-16
Penghalang Ke-17
Penghalang Ke-18
Penghalang Ke-19
Penghalang Ke-20
Penghalang Ke-21
Penghalang Ke-22
Penghalang Ke-23
Penghalang Ke-24
Penghalang Ke-25
Penghalang Ke-26
Penghalang Ke-27
Penghalang Ke-28
Penghalang Ke-29
Penghalang Ke-30
Penghalang Ke-31
Penghalang Ke-32
Penghalang Ke-33
Penghalang Ke-34