Dari kitab yang berjudul “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 1) bisa di baca di SINI
=======
? Penghalang yang ke 2 ?
Sebab ke 2 seseorang yang berpaling dari kebenaran :
اعتقاد غموض الحق وا شتبا هه
⚉ Keyakinan bahwa kebenaran itu sesuatu yang samar dan sulit.
Kata beliau (Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman):
،اعتقد كثير مِمَّن لا تَحقيق عنده
ولاخبرة له، ولا معر فة له بنصوص
القر اَن والسنة ودلا لتها غموض الحقَّ وصعوبته
Banyak orang meyakini dari orang-orang yang tidak punya pengalaman, tidak pula pengetahuan terhadap nash-nash Alqur’an dan Hadits. Mereka berkeyakinan katanya kebenaran itu sesuatu yang sulit dan samar.
Terlebih mereka mendapatkan dalam kitab-kitab bahwa syarat-syarat untuk memahami Alqur’an dan Hadits hanyalah orang-orang yang mujtahid saja… tidak boleh sembarangan.
Kata-kata “tidak boleh sembarangan” memang benar.
Tapi untuk dikatakan bahwasanya yang boleh memahami Al-Qur’an dan Hadits hanya mujtahid, ini perkataan yang tentunya harus diperinci… apa yang dimaksud ? Kalau yang dimaksud adalah menafsirkan… iya maka dia harus syaratnya orang-orang yang telah betul-betul kuat keilmuannya.
Tapi kalau untuk mengetahui kebenaran yang ada dalam Al-Quran dan Hadits bagi orang-orang awam itu mudah dengan cara membaca kitab-kitab tafsir yang telah ditulis oleh para Ulama.
Sebetulnya mudah kalau kita ada kesungguhan.
Imam Asy Syatibi rohimahullah berkata:
أمَّا إذا كان هذا ا لمتبع نا ظرًا فِي العلم ومتبصرًا فيما يُلقى إ ليه
“Adapun kalau dia betul-betul melihat ilmu dan memperhatikannya dan betul-betul mendalaminya…
فإنَّ تو صُّله إلَى الحق سهل
…maka sampainya kepada kebenaran itu sangat mudah sebetulnya.” kata beliau. ( dalam kitab Al I’tishom 2 / 344)
Imam Asy Syaukani rohimahullah berkata dalam kitab “Adabuth Tholab” halaman 85
فلو قوف على الحقَّ والاطَّلاع على ما شرعه ا للّٰه لعباده قد سهَّله اللّٰه على المتأ خر ين
“Mencari kebenaran dan mengetahuinya sesuai dengan apa yang Allah syari’atkan kepada hamba-hambanya, Allah telah mudahkan kepada orang-orang yang terakhir ini, dan Allah mudahkan sehingga tidak butuh lagi kepada kelelahan seperti orang-orang sebelum kita.”
Lihat di zaman Imam Syaukani rohimahullah… beliau menceritakan bahwa banyak sekali kemudahan-kemudahan menuntut ilmu di zamannya. Kalau itu di zaman beliau, bagaimana di zaman sekarang yang kemudahan menuntut ilmu sangat mudah sekali, kemudahan alat-alat transportasi, alat-alat komunikasi, apalagi terlebih adanya internet, maka sangat memudahkan sekali untuk menuntut ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Namun sayang kemudahan-kemudahan ini justru malah menimbulkan kemalasan sehingga sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Muhammad al-Basyir al-Ibrohimi,
ورُبَّ تيسير خلب التعسير
“Berapa banyak kemudahan malah menimbulkan kesulitan.“
Artinya kata beliau,
فإنَّ هذا التيسير رمى العقول بالكسل والأيدي بالشلل
“Dimana kemudahan ini malah menimbulkan kemalasan dan tidak ada kesungguhan untuk mencari kebenaran.“
?? Oleh karena itulah… kewajiban kita adalah cukup kita bersungguh-sungguh dan berusaha sekuat tenaga, karena setiap manusia pasti diberikan oleh Allah kemampuan, diberikan oleh Allah akal untuk memahami perkataan para ulama, mengkaji kitab-kitab mereka.
Alhamdulillah… di Indonesia sendiri sudah banyak buku-buku yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
?? Maka tidak boleh kita katakan mencari kebenaran sulit, mudah sebetulnya kalau kita ada usaha dan keinginan yang kuat.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/
Artikel TERKAIT :
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil Haq – Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – Al Ishbaah – Manhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN