Rosulullah ṣhollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
” فَوَاللَّهِ لَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ، وَلَكِنْ أَخَشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا كما بُسِطَتْ على من كان قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كما تَنَافَسُوهَا، وَتُهْلِكَكُمْ كما أَهْلَكَتْهُمْ
“Maka demi Allah, bukanlah kefaqiran yang aku takutkan akan menimpa kalian, akan tetapi yang aku takutkan atas kalian adalah tatkala dunia sudah dibentangkan kepada kalian, sebagaimana telah dibentangkan kepada ummat sebelum kalian, sehingga :
– kalian pun berlomba-lomba mengumpulkan dunia sebagaimana mereka berlomba-lomba dalam dunia.
– akhirnya dunia ini membinasakan kalian sebagaimana dunia ini telah membinasakan mereka.
(HR. Al-Bukhary dan Muslim 2961)
● Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rohimahullah berkata,
” لما كان الناس إلى الفقر أقرب، كانوا لله أتقى وأخشع وأخشى.
“Ketika manusia lebih dekat kepada kefaqiran, maka mereka akan lebih bertaqwa, lebih khusyuk dan lebih takut kepada Allah.
ولما كَثُر المال؛ كثُر الإعراض عن سبيل الله، وحصل الطغيان، وصار الإنسان الآن يتشوف لزهرة الدنيا وزينتها… سيارة، بيت، فرش، لباس.
Dan ketika harta telah banyak, (mereka) banyak berpaling dari jalan Allah dan terjadilah sikap melampaui batas, sehingga manusia sekarang ini menjadi lebih memandang kepada dunia dan perhiasannya, mobil, rumah, kasur-kasur, pakaian.
يباهي الناس بهذا كله، ويعرض عما ينفعه في الآخرة.
Manusia bermegah-megahan dalam ini semua, dan berpaling dari apa yang bermanfaat buat mereka di akhirat.
وصارت الجرائد والصحف وما أشبهها لا تتكلم إلا بالرفاهية وما يتعلق بالدنيا، وأعرضوا عن الآخرة، وفسد الناس إلا من شاء الله.
Media masa, surat kabar dan yang semisalnya tidaklah membahas kecuali masalah kemewahan dan segala yang berkaitan dengan dunia dan mereka berpaling dari akhirat. Dan menjadi rusaklah manusia, kecuali yang dikehendaki Allah.
فالحاصل أن الدنيا إذا فتحت – نسأل الله أن يقينا وإياكم شرها – أنها تجلب شرًّا وتُطغي الإنسان.
Kesimpulannya, sesungguhnya dunia itu, jika dibuka (-kita memohon kepada Allah semoga Allah menjaga kita dari kejelekkannya), sesungguhnya ia akan mendatangkan kejelekkan dan menjadikan seorang insan melampaui batas..”
(Syarh Riyadh Ash-Sholihin – 3/361)