Dari kitab yang berjudul “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 15) bisa di baca di SINI
=======
? Penghalang yang ke 16 ?
Penghalang selanjutnya untuk mendapatkan Ilmu dan Kebenaran yaitu..
⚉ Tempat Tumbuh
dimana seseorang tumbuh di atas suatu aqidah atau keyakinan atau suatu kebiasaan.. sehingga kebiasaan yang memang dia sudah berada dari semenjak kecil, dianggap sebagai suatu kebenaran.
Maka ketika seseorang tumbuh di atas perkara yang menyimpang dan diapun dewasa dan bahkan tua diatasnya.. maka dia akan menganggap bahwa itu adalah sebagai sebuah kebenaran yang tidak boleh di rubah.
⚉ Oleh karena itulah Abdulllah bin Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu berkata “Bagaimana keadaan kalian apabila fitnah itu telah benar-benar menguasai kalian ? Anak kecil yang tumbuh di atas fitnah itu, orang dewasa tua diatas fitnah tersebut, sehingga fitnah tersebut dianggap Sunnah (dianggap kebaikan). Apabila fitnah tersebut ada yang merubahnya, disangka telah ada kebenaran atau Sunnah yang di rubah, padahal itu adalah bukan Sunnah tapi fitnah” …(inilah) akibat daripada seseorang tumbuh dan dewasa diatas fitnah tersebut, diatas perkara yang tidak benar itu
⚉ Syaikh Abdurrahman Asy-Sya’di rohimahullah ketika menafsirkan Surat An-Naml ayat 43
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :
وَصَدَّهَا مَا كَانَت تَّعْبُدُ مِن دُونِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهَا كَانَتْ مِن قَوْمٍ كَٰفِرِينَ
“Dan yang mencegah (Ratu Bilqis) untuk beriman kepada Allah adalah yang dahulu mereka biasa sembah selain Allah“
Kata Syaikh Abdurrahman Asy-Sya’di rohimahullah (dalam Kitab At-Taisil Al-Latif Al-Manan hal. 194) maksudnya yaitu ialah : “Aqidah yang ia tumbuh diatasnya, dimana pendapat-pendapat atau keyakinan-keyakinan yang rusak itu telah menguasai akal orang yang berakal, bahkan menghilangkan pikiran yang jernih.”
Kenapa ? Karena ia telah tumbuh diatas keyakinan tersebut, sehingga akhirnya menghalangi dia untuk berfikir dengan yang lurus. Karena dia menganggap itu sebagai sebuah kebiasaan.
⚉ Ibnul Qayyim Rohimahullah (dalam Kitab Al Miftah Darus-Sa’adah dalam jilid I hal 98) berkata : “Diantara perkara yang mencegah seseorang untuk mendapatkan hidayah yaitu kebiasaan dan tempat tumbuh, dimana seseorang tumbuh diatas suatu aqidah dan keyakinan.”
Karena kata beliau.. kebiasaan yang sudah ia terbiasa diatasnya itu menjadi kuat dan mengalahkan tabiat, bahkan ia menjadi sesuatu yang sulit sekali untuk ditinggalkan ketika ia sudah terbiasa diatasnya.
⚉ Oleh karena itulah Imam Ahmad rohimahulah mengatakan “Orang tua itu hampir susah untuk masuk Islam, berbeda dengan anak muda ia lebih mudah masuk Islam.”
Artinya orang tua itu yang sudah tumbuh diatas sesuatu biasanya dia akan kuat sekali memegang sesuatu tersebut, berbeda dengan anak yang masih muda.
Maka ini adalah beberapa yang menjadi sebab seseorang itu terhalang dari hidayah, maka tentu kewajiban seorang hamba Allah adalah :
• menggunakan akal pikiran dia untuk memahami apakah kebiasaan yang selama ini ia jalankan sesuai dengan syariat Allah atau tidak,
• kemudian menghilangkan fanatik terhadap nenek moyang dan adat istiadat,
• dan meyakini bahwa adat istiadat itu semua adalah buatan manusia sedangkan syariat itu berasal dari pencipta manusia.
?? Maka dari itulah TIDAK BOLEH seorangpun beralasan dengan adat istiadat untuk meninggalkan syariat karena syariat itulah yang harus dijadikan sebagai sebuah panduan hidup karena ia berasal dari Allah Subhanahu Wata’ala.
.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/
Artikel TERKAIT :
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil Haq – Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – Al Ishbaah – Manhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN