Category Archives: Kitab SHOWARIF ‘ANIL HAQ

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-25

Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 24) bisa di baca di SINI

=======

🌿 Penghalang yang ke 25 🌿

Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosulillah…

Penghalang yang selanjutnya, yang ke 25, yaitu…

⚉  Meyakini dulu baru kemudian mencari dalil.

Kewajiban seorang muslim adalah berusaha untuk :
* Berkeyakinan sesuai dengan keyakinan apa yang diyakini oleh Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam
* Tidak berkata sampai Allah dan Rosul-Nya telah memerintahkannya

Sebagaimana Allah berfirman [QS Al- Hujuraat: 1]

‎يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului Allah dan Rosul-Nya”

👉🏼   Artinya, jangan kalian mendahului Allah dan Rosul-Nya dengan keyakinan, dengan ucapan, dengan perbuatan. Artinya jangan kita meyakini dulu sesuatu yang tidak pernah Allah dan Rosul-Nya tetapkan, atau jangan dulu mengucapkan, padahal Allah dan Rosul-Nya tidak pernah mengucapkan.

Demikian seorang muslim berkewajiban.. yaitu mencari dalil dulu, baru kemudian baru meyakininya.

Berbeda halnya dengan orang-orang ahli bid’ah

⚉  Imam Asy Syatibiy rohimahullah dalam kitab Al I’tishom (1/134), berkata :

ولذلك سُمَّي أهل البد ع: أهل الأهواء؛ لأنَّهم اتَّبعوا أهو اءهم فلم يأ خذوا الأدلَّة الشر عية مأخذ الافتقار إليها والتعو يل عليها

“Oleh karena itulah mereka disebut dengan ahli bid’ah dan mereka disebutkan juga ahli hawa,

Dan ahli bid’ah itu, kata beliau disebut dengan ahlil hawa, Kenapa?

karena mereka sebetulnya mengikuti hawa nafsu mereka, dan mereka tidak menjadikan dalil itu sebagai sandaran,

بل قدَّموا أهو اءهم

akan tetapi mereka mendahulukan hawa nafsu mereka dahulu,

واعتمدوا على آرائهم

dan mereka bersandar kepada pendapat-pendapat yang mereka pandang baik,

ثُمَّ جعلوا الأدلة الشر عية منظورًا فيها من وراء ذلك

Kemudian baru mereka mencari dalil untuk membenarkan pendapat dan keinginan mereka tersebut”

Lihat Imam Asy Syatibiy rohimahullah menyebutkan bahwa diantara ciri ahli bid’ah itu meyakini dulu, berpendapat dulu dengan pendapat dia yang dianggap itu benar, kemudian baru cari-cari dalil.. sehingga dalil itu sebetulnya bukan sandaran tapi sebatas perisai saja.

Beliau juga berkata dalam kitab Al I’tishom juga:

المبتد ع جعل الهوى أوَّل مطالبه، و أخذ الأدلَّة بالتَّبع

“Para ahli bid’ah itu menjadikan hawa nafsu sebagai barang pertama cariannya, baru kemudian mencari dalil untuk membenarkannya”

👉🏼   Ini sikap yang tidak dibenarkan bagi siapapun seorang muslim karena apalagi dalam masalah-masalah agama, karena agama ini milik Allah, tidak boleh kita berkata atau berbuat sampai ada dasarnya dari Allah dan Rasul-Nya. Itulah sifat pencari kebenaran.

Maka orang yang mencari-cari dalil untuk membenarkan pendapat… itu tanda dia pengikut hawa nafsu.
Sedangkan pengikut kebenaran, kalau ternyata pendapatnya tidak sesuai dengan dalil, dia akan rujuk kepada dalil.

⚉  Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahullah dalam  Minhajussunnah (5/170)

فمبتدعة أهل العلم والكلام طابوا العلم بِما التدعو ه، و لَمْ يتَّبعوا العلم المشروع، ويعملوا به

“Para ahli bid’ah, yang padahal mereka bisa dikategorikan berilmu, mereka suka mencari ilmu atau mencari dalil untuk membenarkan kebid’ahan mereka, dan mereka tidak ittiba’ kepada ilmu yang disyari’atkan, tidak pula mereka mengamalkannya.”

Artinya mereka sebatas berusaha mencari-cari dalil yang sesuai dengan keinginannya saja. Kalau mereka mendapatkan dalil dari Alqur’an dan Hadits, mereka tafsirkan sendiri dengan pendapat yang mereka pandang itu adalah sebagai sebuah kebenaran.

Ini kebiasaan yang harus kita tinggalkan… yang tidak boleh kita lakukan.

.
Wallahu a’lam 🌴
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-24

Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 23) bisa di baca di SINI

=======

🌿 Penghalang yang ke 24 🌿

Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosulillah..

Diantara perkara yang menghalangi dari kebenaran…

نفور النفس

⚉  Kondisi jiwa yang sedang tidak baik.
Seperti sedang emosi banget berupa kemarahan atau kesedihan yang sangat.

Maka ini semua adalah kondisi yang menyebabkan seringkali seseorang tidak bisa menerima kebenaran.

⚉  Kata Al Imam Ibnul Qayyim rohimahullah

و معلوم أن الر أي لا يتحقق إلاَّ مع اعتدال المزاج

“Bahwa pendapat/pikiran yang baik itu tidak mungkin terealisasi kecuali dalam keadaan tenang kejiwaannya.”

⚉  Kata Ibnu Aqiil rohimahullah dalam kitab Alwadhih fii ‘ushuul fiqh (1/528)

وإذا نفر ت النفوس؛ عميت القلو ب

“Kalau jiwa itu sedang bergejolak, biasanya hati itu akan tertutup”

و خَمدت الخو اطر

“Pikiranpun jadi gelap”

و انسدَّت أبو اب الفو ائد

“Dan tertutup pintu-pintu faidah”

Maka ketika seseorang misalnya sangat marah sekali, seringkali ketika disaat marah itu dia berbicara dengan kebathilan.

⚉  Kata Ibnul Qayyim rohimahullah dalam kitab ‘Ighotsatul lahfaan (1/29)

و لَما كان أكثر الخلق إنَّما يتكلم بالحق فِي ر ضاه

“Kebanyakan manusia berbicara dengan kebenaran itu di saat ia ridho.”

فإذا غضب أخر جه غضبه إلَى البطل

“Kalau ia marah maka kemarahan itu membuat ia berpendapat dengan pendapat yang bathil”… karena kemarahannya tersebut.

Oleh karena itulah riwayat Ibnu Rojab, bahwa “mengucapkan kalimat yang haq di saat ridho maupun di saat marah adalah perkara yang sangat berat sekali.”
Makanya Allah memuji orang yang mema’afkan disaat dia marah.

Allah berfirman [QS Asy-Syura: 37]

وَإِذَا مَا غَضِبُوا۟ هُمْ يَغْفِرُونَ

“Dan apabila mereka marah, merekapun memaafkan.”

Oleh karena itulah… kondisi emosi yang tidak menentu ini seringkali menyebabkan seseorang itu terkadang salah ucap.
Contoh misalnya tentang kisah orang yang kata Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam, ketika Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam menyebutkan bahwa Allah itu lebih gembira dari seseorang yang berada di padang pasir yang membawa unta yang penuh dengan makanan dan minuman, lalu untanya pergi entah kemana, dia berusaha mencarinya tidak bertemu, lalu ia pun berbaring di bawah pohon bersiap untuk meninggal, namun ketika ia membuka matanya, ternyata untanya berada disisinya. Lalu ia berkata dengan sangking gembiranya, “Ya Allah, Engkau hambaku aku Tuhanmu”.
Ia salah, karena sanking gembiranya.

Kegembiraan yang sangat terkadang menyebabkan ucapannya saja salah. Bagaimana kalau itu ‘kemarahan yang sangat’ atau ‘kesedihan yang sangat.’

👉🏼   Oleh karena itulah orang yang jiwanya masih labil dan tidak stabil, mudah sekali emosi, akan sulit sekali untuk menerima pendapat yang benar, terlebih dimasa yang penuh dengan fitnah.

Kata penulis buku ini: “Para pemuda (orang-orang yang masih muda) itu biasanya paling mudah jiwanya itu terpancing emosinya.” Sehingga apa yang terjadi ? “Sehingga orang-orang seperti ini justru menjadi penyulut fitnah” karena jiwanya yang masih labil seperti itu dan sangat mudah untuk tersulut fitnah.

Beda dengan orang-orang yang telah kokoh keilmuannya, telah stabil, usianya biasanya tidak mudah diombang-ambing oleh emosi.

👉🏼   Maka dari itulah kenapa ‘jidal’ (debat) itu tidak di perbolehkan dalam agama, karena seringkali menimbulkan kemarahan, ego dan yang lainnya.
Di saat seseorang itu marah/egonya sedang tinggi, seringkali ia menolak kebenaran.
.
Wallahu a’lam 🌴
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-23

Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 22) bisa di baca di SINI

=======

🌿 Penghalang yang ke 23 🌿

Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosulillah..

Kemudian diantara penghalang-penghalang dari kebenaran yaitu…

كثرة أهل الباطل

⚉  Banyaknya orang-orang yang berpegang kepada kebathilan.

Kata beliau:

‎إذا رأى الر جل كثر ة القائلين بقول، أو المنتحلين لِمذهب؛ فإنَّ ذلك يَحمله على متابعتهم

“Seseorang apabila melihat banyaknya pengikut kebathilan, itu membuat dia mengikuti kebathilan mereka, karena manusia itu bagaikan sekumpulan burung yang saling mengikuti satu sama lainnya.”

Dan kalau kita perhatikan, orang-orang terdahulu yang menolak dakwah para Nabi pun, mereka berhujjah dengan banyaknya orang-orang yang mengikuti kebathilan. Seperti Fir’aun berkata [QS Thoha:51]

‎قَالَ فَمَا بَالُ الْقُرُونِ الْأُولَىٰ

“Lalu bagaimana dengan generasi-generasi terdahulu.”

Artinya bagaimana dengan nenek-nenek moyang dahulu, yang mereka jumlahnya banyak dan diatas keyakinan yang diyakini oleh Fir’aun tersebut, sehingga dia menganggap bahwa ia diatas kebenaran.

⚉  Maka Ibnu Qayyim rohimahullah berkata dalam Miftah Daaris Sa’adah (1/147), kata beliau:

وإيَّاك أن تغترَّ بِما يغترُّ به الجا هلو ن

“Jangan sampai kamu tertipu dengan apa yang menipu orang-orang bodoh”

فإنَّهم يقو لو ن

“Karena mereka berkata…”

لو كان هؤ لاء على حقَّ لَمْ يكو نوا أقلَّ الناس عددًا

“Kalaulah mereka diatas kebenaran tentu tidak akan menjadi orang yang paling sedikit jumlahnya.”

Ini ucapan orang-orang bodoh.

⚉  Ibnu Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu berkata:

‎لا يكن أحد كم إمَّعة

“Janganlah seseorang menjadi imma’ah”

Ia berkata, “Aku bersama kebanyakan orang, tapi hendaklah ia mengokohkan dirinya diatas iman, walaupun orang-orang kufur”.

Allah dalam Alqur’an mencela jumlah terbanyak.
Allah berfirman [QS Al-An’am : 116]

‎وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ

“Jika kamu mena’ati kebanyakan manusia dimuka bumi ini, mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah”

Allah mengatakan jika kamu mengikuti kebanyakan manusia, berarti kebanyakan manusia diatas kesesatan.
Itu menunjukkan bahwa jumlah terbanyak bukan hujjah, yang menunjukkan akan kebenaran.

⚉  Berkata Al Muwaffaq Abu Muhammad Almaqdisi:

ومن العجب أن أهل البد ع يستدلون على كو نِهم أهل الحق بكثر تِهم، و كثر ة أموالِهم، وجاههم، و ظهورهم

“Diantara perkara yang mengharamkan ahli bid’ah berdalil bahwa mereka diatas kebenaran itu dengan banyaknya jumlah mereka, banyaknya harta dan kedudukan mereka dan mereka mengatakan bahwa orang yang berpegang kepada sunnah itu bathil karena sedikitnya jumlah mereka.”

Padahal Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam mengabarkan bahwa ummatnya di akhir zaman atau orang-orang yang berpegang kepada kebenaran di akhir zaman, justru mereka sedikit.

Rasulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda

بدأ اﻹسلام غريبًا، وسيعود غريبًا

“Islam di mulai dalam keadaan terasing dan akan kembali menjadi terasing.”

👉🏼   Maka dari itu orang yang mencari kebenaran janganlah menjadikan parameter mengukur kebenaran itu dengan banyak atau sedikitnya pengikut, tapi jadikan parameternya adalah sesuaikah dengan dalil Alqur’an dan hadits sesuai dengan pemahaman salafush-sholeh atau tidak ?!
.
Wallahu a’lam 🌴
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-22

Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 21) bisa di baca di SINI

=======

🌿 Penghalang yang ke 22 🌿

Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosulillah..

Penghalang berikutnya, yaitu…

⚉  Tidak mau melihat pendapat orang yang berseberangan dengannya, tidak mau melihat argumen-argumennya dan hujjah-hujjahnya. [عدم النظر في أقوال المخالفين]

Maksudnya ketika seseorang itu tumbuh diatas keyakinan yang bathil, seringkali mereka menganggap bahwa keyakinan yang mereka yakini dari kecil itulah sebuah kebenaran yang tidak boleh ditolak dan tidak mau untuk mencari dalil dan hujjah apakah memang yang diyakini itu sebagai suatu yang haq atau tidak.

Bahkan terkadang mereka, karena sudah menganggap bahwa apa yang diyakini dari kecil itu adalah sesuatu yang haq, mereka akan membela mati-matian dan menganggap dalil-dalil orang yang bertabrakan dengannya itu sebagai dalil yang mereka anggap lemah atau harus di takwil, atau mereka akan berusaha untuk menolaknya dengan berbagai macam cara.

⚉  Berkata Athoohir bin ‘Asyuur rohimahullah dalam kitab Attahriir wattanwir (24/ 277)

وهذا شأن دعاة ا ضلال والبطل

“Dan ini merupakan kebiasaan para da’i kesesatan dan kebathilan”

‎أن يُكمُّوا أفواه الناطقين بالحق والحجة

“Mereka berusaha supaya menutup mulut orang-orang yang berkata dengan kebenaran dan hujjah”

بِما يستطيعون من تَخويف وتسو يل

“Dengan apa yang mereka mampu dengan cara di takut-takuti atau dengan cara diancam.”

Dan berbagai macam cara supaya para da’i pada kebenaran itu diam, tidak berbicara tentang kebenaran, karena mereka khawatir sekali.

Maksudnya karena para ahli bathil itu takut sekali orang-orang terpengaruh oleh kebenaran yang dibawa oleh seorang da’i… mereka berusaha sekuat tenaga untuk memberikan ancaman atau menakut-nakuti atau yang lainnya, yang terpenting bagaimana supaya si da’i ini diam dan mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan keyakinan mereka yang bathil itu dengan berbagai macam cara, diantaranya mencari-cari hujjah/dalil yang sesuai dengannya.

Walaupun dalil tersebut dalil yang lemah bahkan terkadang mereka berani membuat-buat kisah, cerita ataupun perkataan Ulama atau perkataan Sahabat, dan ternyata tidak ada sama sekali sanadnya.
Dan itu dalam rangka untuk membela kebathilan mereka dan menghalang-halangi manusia dari kebalikannya.

Oleh karena itulah… kalau kita melihat orang-orang musyrikin quraisy pun demikian.

Ketika Abu Bakar rodhiyallahu ‘anhu, misalnya, beliau sholat dihadapan orang-orang sehingga banyak orang yang mendengarkan Alqur’an dan akhirnya masuk Islam, maka mereka berkata,

مُر أبا بكر فليعبد ربَّه فِي دار ه

“Suruh itu Abu Bakar supaya beribadah di rumahnya saja, gak usah baca di depan orang”.
Kenapa?
Karena takut kata mereka

فإنا نَخشى أن يفتن نساءنا وأبناءنا

“Kami takut istri-istri dan anak-anak kami itu terfitnah”
(Dikeluarkan oleh Bukhori dalam kitab Manaaqub ‘Anshor)

⚉  Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahullah berkata (kitab Al ‘Iymaan halaman 32):

من الناس من لا يعر ف مذاهب أهل العلم، وقد نشأ على قول لا يعر ف غيره

“Diantara manusia ada yang tidak pernah mengenal pendapat-pendapat para Ulama, dimana ia tumbuh hanya diatas pendapat yang ia tidak mengetahui pendapat yang lainnya”

Maksud Beliau bahwa… ada orang yang dari kecil ia tumbuh diatas satu pendapat saja, sehingga akhirnya ia menganggap bahwa pendapat itulah sebagai sebuah kebenaran yang tidak boleh ditolak.

Ketika ada yang menyampaikan sesuatu yang bertabrakan atau baru ia dengar dan ternyata bertentangan dengan apa yang ia yakini selama ini, dia langsung menuduhnya sebagai sebuah kebathilan tanpa melihat hujjah dan argumentasinya.
Sebagaimana kita lihat di zaman ini.
.
Wallahu a’lam 🌴
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-21

Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 20) bisa di baca di SINI

=======

🌿 Penghalang yang ke 21 🌿

Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosulillah…

Kemudian… yang selanjutnya yang menghalangi seseorang dari kebenaran, yaitu…

⚉   Bergaul dengan orang-orang yang bathil… bergaul dengan orang-orang yang buruk. [خلطة أهل الباطل]

Kata beliau (penulis kitab – Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman):

الخلطة شأنُها كبير فِي التأثير على أخلاق المختلط بِهم، وعاداتهِم، وعقائدهم

“Begaul itu mempunyai pengaruh yang besar, pada akhlak orang yang bergaul, kebiasaan dan bahkan aqidah mereka.”

⚉   Oleh karena itu Al-haafidz Ibnu Rojab rohimahullah berkata dalam kitab Lathoiful Ma’arif (halaman 138) :

‎إن النفوس تتأ سى بِما تشاهده من أحوال أبناء الجنس

“Jiwa itu akan mengikuti apa yang ia saksikan dari penduduk/ lingkungan sekitar.”

⚉   Ibnu Taimiyyah rohimahullah dalam kitab Al Istiqomah (jilid 2 halaman 254) berkata:

‎وهذه الأ مور مِمَّا تعظم بِها الْمِحنة على المؤ منين

“Ini merupakan perkara yang besar ujiannya atas kaum Mu’minin”

‎فإنَّهم يَحتاجون إلَى شيئين

“Karena mereka membutuhkan dua perkara”

Untuk apa ?

‎لدفع الفتنة الَّتِي ابتلي بِها نظر اؤ هم من فتنة الدين والد نيا عن نفو سهم، مع قيام المقتضي لَها

“Untuk menolak fitnah yang mereka di uji dengan yang semisal dengan mereka berupa fitnah agama dan dunia dari jiwa mereka, disertai adanya sebab-sebab yang mengharuskan atau menjerumuskannya.”

‎فإن معهم نفو سًا و شياطينَ كما مع غيرهم

“Karena bersama mereka ada jiwa dan ada syaitan juga.”

Maka manusia bisa memberikan pengaruh kepada orang lain, sebagaimana juga syaitan berusaha mempengaruhi.

Maka kita berusaha agar jiwa kita tidak terpengaruh dengan keburukan… tentu tiada lain adalah dengan cara bergaul dengan orang-orang yang sholeh.

‎ومن أجل تأثير الخلطة جاء الشرع با لحميَّة من خلطة أهل البدع

“Maka untuk mencegah kita supaya tidak terpengaruh oleh keburukan, syari’at menyuruh kita untuk tidak bergaul dengan ahli bid’ah wa ahlil fasad dan orang-orang yang rusak.”

⚉   Allah berfirman (QS An-Nisaa : 140 )

‎وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ ۚ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ ۗ

“Dan sesungguhnya telah diturunkan kepada kalian dalam Al-Quran bahwa apabila kalian mendengarkan ayat-ayat Allah yang dikufuri/diperolok maka jangan kalian duduk bersama mereka. Sampai mereka berbicara kepada pembicaraan yang lain, sesungguhnya jika kalian lakukan itu berarti kalian sama saja dengan mereka.”

⚉   Allah juga berfirman ( QS Al-An’am :68 )

وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ

“Apabila kamu melihat orang-orang yang tenggelam di dalam memperolok ayat-ayat kami, berpalinglah dari mereka.”

Ayat ini menunjukan tidak boleh kita duduk-duduk bersama orang-orang yang memperolok ayat-ayat Allah.

⚉   Dan Ibnu Jarir atthobari rohimahullah mengatakan : “masuk dalam ayat ini duduk bersama orang-orang yang menyimpang pemikirannya, yang memahami ayat dengan pemahaman yang salah sesuai dengan hawa nafsu mereka.” Karena itu semakna dengan memperolok.

⚉   Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam juga menyuruh untuk memilih teman. Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda:

‎المرء على دين خليله

“Seseorang itu bergantung di atas agama temannya.”

‎فلينظر أحدكم من يخالل

“Hendaklah seseorang melihat dengan siapa dia berteman”
(Diriwayat Abu Dawud).

⚉   Bundaar bin Al Husaini rohimahullah berkata :

‎صحبة أهل البدع تورث اﻹعر اض عن الحقَّ

“Bersahabat dengan ahli bid’ah itu menyebabkan kita berpaling dari kebenaran.”

⚉   Imam Malik rohimahullah berkata:

‎الدنو من الباطل هلكة

“Mendekati kebathilan itu kebinasaan.”

‎و القول فِي الباطل يصدُّ عن الْحَقَّ

“Dan mengucapkan kebathilan itu menghalangi dari kebenaran.”

⚉   Al Fudhayl bin ‘Iyadh rohimahullah berkata :

من جالس صا حب بدعة لَمْ يُعطَ الحكمة

“Siapa yang suka duduk-duduk bersama ahli bid’ah (atau duduk di majelis ahli bid’ah) ia tidak akan diberikan hikmah.”

⚉   Ibnul Qayyim rohimahullah berkata

‎إن العبد إذا اعتاد سَماع الباطل وقبوله؛ أكسبه ذلك تَحر يفًا للحقَّ عن مواضعه

“Seorang hamba kalau terbiasa mendengarkan kebathilan dan menerimanya… itu akan menyebabkan dia akan bengkok dari kebenaran. Dia akan menyimpang dari kebenaran”

👉🏼  Maka berhati-hatilah jangan sampai kita bergaul dengan orang-orang ahli bathil dari orang pelaku maksiat, pelaku bid’ah, demikian pula orang-orang yang menyeru kepada kebathilan.
.
Wallahu a’lam 🌴
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-20

Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 19) bisa di baca di SINI

=======

🌿 Penghalang yang ke 20 🌿

Kita masuk ke penghalang berikutnya yaitu…

⚉   dimana kebathilan di campur dengan kebenaran… sehingga menjadi samarlah kebathilan tersebut.. dan akhirnya banyak orang yang terhalang dari kebenaran.

⚉   Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata dalam kitab Al Istiqomah jilid 2 hal 178 , dalam kitab Daru’ at-ta’aaru bil ’aqli wannaql 7/170

‎الباطل لا يظهر لكثير من الناس أنه باطل لِما فيه من الشبهة؛ فإن الباطل الْمَحض الذي يظهر بطلانه لكلَّ أحد؛ لا يكو ن قولاً و مذهبًا لطائفة تذبُّ عنه

“Kebathilan yang tidak tampak kepada kebanyakan manusia sebagai sebuah kebathilan itu akibat daripada adanya kesamaran, karena kebathilan yang murni yang tampak dengan jelas kebathilannya kepada setiap orang, tidak akan ada orang yang mau berpegang dengannya akan tetapi ketika kebathilan itu dicampuri dengan kebenaran, maka pada waktu itu banyak orang yang tertipu.”

Sebagaimana Allah berfirman [QS Ali ‘Imran : 71]

‎لِمَ تَلْبِسُونَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ

“Mengapa kalian mencampurkan kebenaran dengan kebathilan”

‎وَتَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Dan kalian menyembunyikan kebenaran dalam keadaan kamu mengetahuinya”

Oleh karena itulah orang-orang yang berusaha untuk melariskan kebathilan akan berusaha untuk mencampurkannya dengan sedikit kebenaran. Supaya apa..? Supaya ia laris di kalangan manusia/ditengah-tengah manusia.

⚉   Ibnu Taimiyah rohimahullah juga berkata dalam kitab Majmuu’ Fatawa 35/190

‎و لا ينفق الباطل فِي الو جو د إلا بِشَو بٍ من الحق

“Kebathilan itu tidak laris di dunia ini kecuali apabila dicampur dengan kebenaran”

Sebagaimana ahli kitab mereka mencampur adukkan antara haq dengan kebathilan, lalu akhirnya merekapun berhasil menyesatkan banyak manusia…. kenapa..?
Karena ada sedikit kebenaran yang ada pada mereka tersebut.

Maka dari itulah.. kewajiban kita adalah untuk jangan sampai tertipu dengan kebathilan yang tercampur dengan kebenaran tersebut .
Tapi berusaha untuk memilah dengan ilmu, mana haq dan mana bathil. Dan kita tidak mencampur adukkan antara kebathilan dan kebenaran tersebut.

⚉   Syaikh Al Mu’alimii berkata:

يسعى فِي التمييز بين معد ن الحجج، و معدن الشبهات

“Hendaknya seseorang itu berusaha membedakan antara kebenaran dengan syubhat”

Maka kalau dia mampu itu mudah bagi dia untuk membedakannya dan mengikuti kebenaran.
Beda (kata Beliau), apabila itu dicampuri dengan syubhat kesamaran.

Kata beliau:

لكن أهل الأهو اء قد حاو لوا التشبيه ولتمو يه

“Para pengikut hawa nafsu ini berusaha menyamarkan kebenaran”

Dimana, dengan cara apa itu ?
Mencampur adukkan antara kebenaran dengan kebathilan tersebut.

فالواجب على الرَّاغب فِي الحق ألا ينظر إلَى ما يجيئه من معدن الحق من وراء ز جاجاتِهم الملو نة

“Maka kewajiban orang yang mencari kebenaran.. jangan sampai ia mendatangi tempat-tempat yang tercampur antara haq dengan bathil tersebut..” akan tetapi hendaklah ia betul-betul mendatangi tempat-tempat yang memang benar-benar diatas haq murni dan ilmu yang kuat tentunya. Supaya kita selamat.

⚉   Imam Asy-Syaatibii rohimahullah juga mengatakan demikian. Kata beliau:

‎إذ المتشابه لا يُعطي بيانًا شافيًا

“Sesuatu yang samar itu tidak bisa memberikan penjelasan yang jelas.”
Sehingga akhirnya banyak orang yang tergelincir di situ.

Semoga kita termasuk orang-orang yang bersungguh-sungguh mencari kebenaran. Karena di zaman ini kebathilan dan kebenaran betul-betul bercampur aduk sehingga banyak orang yang tersamar kepadanya kebenaran.
.
Wallahu a’lam 🌴
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-19

Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 18) bisa di baca di SINI

=======

🌿 Penghalang yang ke 19 🌿

Diantara perkara yang menghalangi seseorang dari kebenaran yaitu…

⚉   Keadaan orang yang menyampaikan kebenaran [ حال المتكلم بالحق ]

Maksudnya.. terkadang orang yang menyampaikan kebenaran itu jatuh misalnya kepada sebagian dosa besar.
Gara-gara itu, karena yang menyampaikan kebenaran ini ternyata jatuh kepada dosa besar, maka orang-orang menjadi lari darinya. Dan orang-orang itu tidak mau menerima apa yang ia sampaikan walaupun itu kebenaran.

Oleh karena itulah.. orang-orang benci kepada kebenaran.
Diantara cara mereka untuk menghalang-halangi manusia dari kebenaran, yaitu mencari-cari kesalahan orang yang menyampaikan kebenaran tersebut.

Seperti yang dilakukan oleh Fir’aun ketika di dakwahi oleh Nabi Musa ‘alaihish-sholatu wassalam kepada Tauhid, apa kata Fir’aun kepada Nabi Musa ?! Allah berfirman [QS Asyu’ara : 18-19]

أَلَمْ نُرَبِّكَ فِينَا وَلِيدًا وَلَبِثْتَ فِينَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِينَ
‎وَفَعَلْتَ فَعْلَتَكَ الَّتِي فَعَلْتَ وَأَنْتَ مِنَ الْكَافِرِينَ

“Bukankah kami sudah membesarkan kamu semenjak kecil dan kamu tinggal kepada kami pada waktu yang panjang, lalu kamu melakukan perbuatan kamu itu”

Maksudnya yaitu: Nabi Musa waktu itu pernah memukul salah satu kaumnya Fir’aun sampai mati. Maka Fir’aun pun mengingatkan hal itu, menyebutkan hal itu bahwa Nabi Musa melakukan perbuatan itu,

Allah mengatakan:

‎وَفَعَلْتَ فَعْلَتَكَ الَّتِي فَعَلْتَ وَأَنْتَ مِنَ الْكَافِرِينَ

“Kalau kamu melakukan perbuatan yang kamu telah perbuat tersebut, dan kamu termasuk orang-orang kafir waktu itu.”

Disini Fir’aun sengaja menyebutkan kesalahan Nabi Musa terdahulu untuk menghalang-halangi manusia dari menerima dakwah beliau.

Persis seperti di zaman ini, dimana di zaman ini, orang-orang yang benci kepada kebenaran berusaha mencari-cari ucapan atau perkataan atau kesalahan-kesalahan seorang ustadz yang menyampaikan kepada kebenaran lalu di viralkan.
Tujuannya apa ?
Supaya membuat orang lari dari ustadz tersebut, agar orang tidak mau menerima kebenaran tersebut.

Padahal kalau kita mencari kesalahan semua orang, setiap orang pasti akan ada kesalahan.

Maka dari itulah pernah orang-orang Mesir datang kepada ‘Umar bin Khothhob rodhiyallahu ‘anhu.
Diceritakan oleh Al Hasan Al Basri rohimahullah bahwa ada orang-orang datang kepada Abdullah bin ‘Amr di Mesir dan berkata: Kami menemukan dalam Alqur’an perkara-perkara yang di perintahkan untuk diamalkan, tapi banyak orang Islam yang tidak mengamalkan”.

Kami ingin bertemu dengan Amir al-Mu’minin, lalu kemudian orang-orang Mesir itu pergilah kepada ‘Umar, kemudian ‘Umar pun mengumpulkan mereka, kemudian ‘Umar berkata kepada mereka orang-orang mesir itu, “Aku mau tanya kalian, apakah kalian sudah membaca Alqur’an ? Seluruhnya ?”.
Kata mereka, “Sudah”
Kata ‘Umar, “Apakah kalian sudah mengamalkan semua pada diri kalian ?”
Kata mereka, “Tidak”
Kata ‘Umar, “Apakah kamu sudah mengamalkan dalam matamu, dalam lafazmu, dalam kehidupanmu sehari-hari ?” Maka mereka pun diam.”

(Kisah tersebut dikeluarkan oleh ath-Thobariy dalam kitab Jaami’ul Bayaan, dan Ibnu Katsir mengatakan sanadnya shohih.)

Maksudnya bahwa orang yang membawa kebenaran pasti tidak lepas dari kesalahan, suatu ketika ia akan jatuh kepada dosa kecil ataupun dosa besar bahkan.., tapi ketika ia berusaha untuk bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentu itu kebaikan buat dia, namun kemudian orang yang tidak suka, berusaha mencari kesalahan-kesalahan tersebut untuk diviralkan dengan tujuan supaya manusia lari dari pembawa kebenaran tersebut.
Allahulmusta’aan

Ini adalah salah satu tata cara iblis dan bala tentaranya menghalang-halangi manusia dari kebenaran.
.
Wallahu a’lam 🌴
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-18

Dari kitab yang berjudul “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 17) bisa di baca di SINI

=======

🌿 Penghalang yang ke 18 🌿

Diantara perkara yang menghalangi seseorang dari kebenaran yaitu..

⚉   Berlebih-lebihan dalam meng-konsumsi yang mubah atau melakukan perbuatan yang mubah [ فضول المباحات ]

Perbuatan yang mubah adalah perkara yang di perbolehkan secara syari’at dan halal. Namun juga tidak mengandung perkara yang sifatnya ibadah.

Melakukan yang mubah boleh tapi tidak menghasilkan pahala apa-apa.

Sesuatu yang sifatnya mubah wajib diyakini akan kemubahannya. Namun tentu di dalam mengkonsumsi yang mubah atau melakukan perkara yang mubah-pun tidak boleh berlebih-lebihan.

Maka perkara yang mubah itu hendaknya kita pilih, antara :

1. Yang mubah namun bermanfaat untuk hidup kita, untuk iman kita, untuk agama kita, maka ini perkara yang bisa menjadi bernilai ibadah bila disertai dengan niat.

Demikian pula perkara-perkara yang mubah yang bisa menjadi wasilah menuju keta’atan. Maka.. inipun juga menjadi pahala sebagaimana disebutkan dalam kaidah “Wasilah di hukumi sesuai dengan maksud tujuannya”.

2. Dan adapun apabila yang mubah itu menjadi wasilah kepada yang haram, maka itu haram.
Atau menjadi wasilah kepada yang makruh maka itu makruh, dan apabila yang mubah itu sesuatu yang sia-sia, tidak ada manfa’atnya sama sekali maka ini yang tidak bernilai pahala dan memperbanyaknya itu adalah kerugian.

Diantara kerugiannya :

⚉   ketika seseorang misalnya memperbanyak makan.. melebihi kebutuhan badannya.. dimana dia selalu kenyangkan perutnya, maka ini berbahaya. Apa bahayanya..?!
Bahayanya menyebabkan :
– badannya berat
– syahwatnya kuat
– ibadahnya lemah

Imam Syafi’i rohimahullah berkata:

‎إن الشبع يثقل البدن

‘kenyang itu membuat berat badan’

ويقسَّي القلب

‘membuat hati keras’

و يز يل الفطنة

‘dan menghilangkan kecerdasan’

و يَجلب النَّوم

‘dan mendatangkan ngantuk’

و يضعف صاحبه عن العبادة

‘dan membuat pelakunya berat atau lemah dari ibadah’

(Dalam kitab Manaqib Imam Syafi’i halaman 106)

Maka ketika seseorang berlebihan dalam makan akan menimbulkan hal seperti itu.

⚉   Ada lagi orang yang berlebihan dalam berbicara, ngobrol sampai habis waktunya untuk hal-hal yang tidak ada manfa’atnya, akhirnya memalingkan ia dari banyak sekali hal-hal bermanfa’at (ibadah, zikir dan yang lainnya).

⚉   Ada orang yang berlebih-lebihan dalam nonton bola.. akhirnya terkadang jatuh kepada perbuatan yang tidak baik seperti menonton aurat, melihat aurat tentu ini tidak boleh atau setidaknya ia melalaikan perkara yang lebih bermanfa’at dari itu, apalagi ia melalaikan yang wajib.
Maka itu menjadi wasilah menuju yang haram, maka itu tidak boleh, haram hukumnya.

⚉   Atau orang yang misalnya terlalu banyak tidur.. inipun juga sangat tidak baik sekali.

👉🏼   Yang jelas.. berlebih-lebihan dalam melakukan perbuatan yang mubah, ini perkara yang menghalangi banyak diantara kaum muslimin dari melaksanakan sesuatu yang lebih bermanfa’at. Akhirnya dia terhalang dari banyak kebaikan.

⚉   Orang yang lebih asyik misalnya dengan menonton film di youtube, akhirnya ia habis waktunya untuk itu, lalu kemudian terpalingkan hatinya dari membaca Alqur’an, sehingga Alqur’an menjadi sesuatu yang tidak asyik lagi di hatinya.
Lebih dalam film-film tersebut banyak sekali kemungkaran-kemungkaran-nya.

⚉   Orang yang lebih asyik yang ngobrol di ‘whatsapp’ itu lebih asyik bagi dia dari pada membaca kitab-kitab yang bermanfa’at. Orang yang lebih asyik dengan media sosial.. akhirnya itu bagi dia lebih mengasyikkan di hatinya daripada menghasilkan ilmu yang bermanfa’at.

Tentu ia akan terhalang dari banyak kebaikan dan kebenaran.
.
Wallahu a’lam 🌴
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-17

Dari kitab yang berjudul “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 16) bisa di baca di SINI

=======

🌿 Penghalang yang ke 17 🌿

Diantara penghalang seseorang dari mendapatkan kebenaran..

⚉   Menolak sebagian kebenaran dan meninggalkan sebagian syari’at

Karena seorang muslim hendaknya masuk Islam secara kaaffah (secara keseluruhan) jangan sebagian-sebagian.

⚉   Allah Berfirman dalam QS Al-Baqoroh 208:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaaffah (keseluruhan), dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”

Maka ketika kita menolak sebagian dan beriman sebagian, dimana kita tolak yang tidak sesuai dengan hawa nafsu itu menyebabkan akhirnya kita mendapatkan ancaman Allah Subhanahu Wata’ala.

⚉   Didalam firman-nya Allah Ta’ala berfirman dalam QS. An-Nuur 63:

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Hendaklah waspada orang-orang yang menyelisihi perintahnya (Rosul shollallahu ‘alayhi wasallam) untuk di timpa fitnah atau ditimpa adzab yang pedih.”

Disini Allah mengancam orang yang menyelisihi perintah Rosul shollallahu ‘alayhi wasallam walaupun dalam satu perkara, dimana ia tau bahwa perkara itu Allah memerintahkan begini tapi ia sengaja ia selisihi itu dengan ancaman salah satu dari dua perkara

PERTAMA: diberikan fitnah (syirik) maksudnya dijadikan dia condong kepada kesyirikan atau

KEDUA: diberikan adzab yang pedih

Maka ini, Subhanallah, akibat dia berpaling daripada perintah Rosul shollallahu ‘alayhi wasallam, akhirnya dia dijadikan condong kepada kekufuran, A’uudzubillah

Oleh karena itulah Allah Subhanahu Wata’ala mengecam orang-orang Yahudi yang beriman kepada sebagian Al Kitab dan kafir kepada sebagiannya

⚉   Allah berfirman dalam surat Al-Baqoroh ayat 85:

أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ ٱلْكِتَٰبِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ

“Apakah kamu beriman kepada sebagian Al-Kitab dan kamu kafir kepada sebagian yang lain”.

Ini adalah merupakan sikap yang tidak benar

👉🏼   Kewajiban kita adalah mengimani seluruhnya, baik yang sesuai dengan kepentingan kita maupun yang tidak sesuai, baik itu menguntungkan kita ataupun tidak menguntungkan kita.. wajib kita imani, wajib kita berusaha untuk menjalankan dalam kehidupan kita

Maka dari itu.. perkataan dari sebagian orang mengatakan, katanya.. “Agama itu : ada cangkang, ada inti” lalu mereka meremehkan masalah-masalah yang dianggap sebagai cangkang yang disebut dengan “parsial” dan mereka meremehkan,  dan bahkan sebagian mereka meninggalkan sunnah-sunnah Rosul shollallahu ‘alayhi wasallam yang mereka anggap itu hanya sebatas parsial saja

Maka tentu ini sikap yang tidak benar, contoh misal sebagian orang ada yang meremehkan sebagian masalah Sunnah janggut, padahal Nabi Sholallahu ‘alaihi wassalam berjanggut, Para Sahabat berjanggut.. hanya sebatas dengan claim bahwa janggut itu tidak wajib.

Padahal Ibnu Hazm rohimahullah menyatakan bahwa:
“Ulama seluruhnya bersepakat akan haramnya mencukur janggut”, tapi karena ada sebagian Ulama belakangan yang mengatakan makruh saja, lalu ia berpegang dengan perkataan ulama belakangan dan ia tinggalkan perkataan ulama terdahulu yang sepakat semuanya untuk mengharamkannya dan ia tinggalkan juga dalil-dalil yang banyak, hanya karena itu yang sesuai dengan keinginannya.

“Maka inilah hakikat dari mengikuti hawa nafsu”

Kemudian dia beralasan:
“aah itu masalah parsial aja kok.. aah itu masalah cangkang aja, ga usah di permasalahkan, gak usah diributkan”.. akhirnya dia pun meremehkannya. Maka yang seperti ini jelas tidak dibenarkan.

Al Izz bin Abi Salam dalam Kitab Al-Fatawa Al-Mausiliyah berkata:

“Tidak boleh mengungkapkan perkara yang termasuk syari’at sebagai sesuatu yang bersifat “cangkang”, karena semua syariat itu pasti manfa’atnya besar disisi Allah Subhanahu Wata’ala. Bagaimana perintah kepada ketaatan dan keimanan dianggap sebagai cangkang ?!”

Tentu ini adalah merupakan penghinaan bahkan pelecehan terhadap syariat yang tidak layak dilakukan oleh seorang hamba yang muslim.
.
Wallahu a’lam 🌴
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

HAL-HAL Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN – Penghalang Ke-16

Dari kitab yang berjudul “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 15) bisa di baca di SINI

=======

🌿 Penghalang yang ke 16 🌿

Penghalang selanjutnya untuk mendapatkan Ilmu dan Kebenaran yaitu..

⚉   Tempat Tumbuh
dimana seseorang tumbuh di atas suatu aqidah atau keyakinan atau suatu kebiasaan.. sehingga kebiasaan yang memang dia sudah berada dari semenjak kecil, dianggap sebagai suatu kebenaran.

Maka ketika seseorang tumbuh di atas perkara yang menyimpang dan diapun dewasa dan bahkan tua diatasnya.. maka dia akan menganggap bahwa itu adalah sebagai sebuah kebenaran yang tidak boleh di rubah.

⚉   Oleh karena itulah Abdulllah bin Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu berkata “Bagaimana keadaan kalian apabila fitnah itu telah benar-benar menguasai kalian ? Anak kecil yang tumbuh di atas fitnah itu, orang dewasa tua diatas fitnah tersebut, sehingga fitnah tersebut dianggap Sunnah (dianggap kebaikan). Apabila fitnah tersebut ada yang merubahnya, disangka telah ada kebenaran atau Sunnah yang di rubah, padahal itu adalah bukan Sunnah tapi fitnah” …(inilah) akibat daripada seseorang tumbuh dan dewasa diatas fitnah tersebut, diatas perkara yang tidak benar itu

⚉   Syaikh Abdurrahman Asy-Sya’di rohimahullah ketika menafsirkan Surat An-Naml ayat 43

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

وَصَدَّهَا مَا كَانَت تَّعْبُدُ مِن دُونِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهَا كَانَتْ مِن قَوْمٍ كَٰفِرِينَ

Dan yang mencegah (Ratu Bilqis) untuk beriman kepada Allah adalah yang dahulu mereka biasa sembah selain Allah

Kata Syaikh Abdurrahman Asy-Sya’di rohimahullah (dalam Kitab At-Taisil Al-Latif Al-Manan hal. 194) maksudnya yaitu ialah : Aqidah yang ia tumbuh diatasnya, dimana pendapat-pendapat atau keyakinan-keyakinan yang rusak itu telah menguasai akal orang yang berakal, bahkan menghilangkan pikiran yang jernih.”

Kenapa ? Karena ia telah tumbuh diatas keyakinan tersebut, sehingga akhirnya menghalangi dia untuk berfikir dengan yang lurus. Karena dia menganggap itu sebagai sebuah kebiasaan.

⚉   Ibnul Qayyim Rohimahullah (dalam Kitab Al Miftah Darus-Sa’adah dalam jilid I hal 98) berkata : “Diantara perkara yang mencegah seseorang untuk mendapatkan hidayah yaitu kebiasaan dan tempat tumbuh, dimana seseorang tumbuh diatas suatu aqidah dan keyakinan.”

Karena kata beliau.. kebiasaan yang sudah ia terbiasa diatasnya itu menjadi kuat dan mengalahkan tabiat, bahkan ia menjadi sesuatu yang sulit sekali untuk ditinggalkan ketika ia sudah terbiasa diatasnya.

⚉   Oleh karena itulah Imam Ahmad rohimahulah mengatakan “Orang tua itu hampir susah untuk masuk Islam, berbeda dengan anak muda ia lebih mudah masuk Islam.”

Artinya orang tua itu yang sudah tumbuh diatas sesuatu biasanya dia akan kuat sekali memegang sesuatu tersebut, berbeda dengan anak yang masih muda.

Maka ini adalah beberapa yang menjadi sebab seseorang itu terhalang dari hidayah, maka tentu kewajiban seorang hamba Allah adalah :

menggunakan akal pikiran dia untuk memahami apakah kebiasaan yang selama ini ia jalankan sesuai dengan syariat Allah atau tidak,
• kemudian menghilangkan fanatik terhadap nenek moyang dan adat istiadat,
• dan meyakini bahwa adat istiadat itu semua adalah buatan manusia sedangkan syariat itu berasal dari pencipta manusia.

👉🏼   Maka dari itulah TIDAK BOLEH seorangpun beralasan dengan adat istiadat untuk meninggalkan syariat karena syariat itulah yang harus dijadikan sebagai sebuah panduan hidup karena ia berasal dari Allah Subhanahu Wata’ala.
.
.
Wallahu a’lam 🌴
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/

Artikel TERKAIT :
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil HaqHal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉   PEMBAHASAN LENGKAP – Al IshbaahManhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN