Ust. Rochmad supriyadi LC
Ibadah adalah urusan yang sakral, dan syarat diterima ibadah tersebut adalah ikhlas dan mutabaah.
Para ulama menjabarkan makna ikhlas diantaranya;
– Memurnikan niyat hanya mendekatkan diri kepada Allah سبحانه وتعالى dan menjauhi dari segala kotoran yg melumurinya.
– Mengesakan Allah سبحانه وتعالى dalam meniyatkan segala ketaatan.
– Melupakan pandangan para makhluk dengan senantiasa melihat Allah سبحانه وتعالى.
Segala bentuk bagiyan dunia senantiasa mengoda jiwa, hati condong padanya, entah disadari atau tidak, sedikit atau banyak.
Tatkala manusia tergerak utk amal, niscaya banyak godaan hingga menghilangkan keikhlasan.
Olih karenanya para salaf mengatakan,” Barang siapa yang selamat sesaat dalam umurnya utk ber-ikhlas untuk wajah Allah sungguh ia akan beruntung”.
Betapa tidak? Ikhlas sangatlah berat dan sukar, dikarenakan berbolak-baliknya hati.
Singkat kata, ikhlas adalah membersihkan hati dari segala noda kotoran semuanya, sedikit dan banyak nya, hingga hati tersebut hanya semata berupaya mendekatkan diri kepada Allah سبحانه وتعالى , hingga tiada niayatan lain.
Perkara ini tidaklah timbul melainkan hanya orang yang cinta Allah dan mengharap perjumpaan akhirat, hingga tidak tersisa untuknya perkara dunia didalam hatinya.
Allah سبحانه وتعالى berfirman,” Katakanlah (wahai Muhammad) Apakah perlu Kami beritahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya? Merekalah orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya”. Al-Kahfi 103-104.