Ingatlah..

Allah berfirman (yang artinya),

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS 2:216)

Ingat.. kita tidak akan mampu lepas atau menghindar dari apa yang Allah ‘Azza wa Jalla telah takdirkan.. seandainya kita ridho dengan pilihan Allah maka takdir akan menghampiri kita dalam keadaan kita terpuji dan tersyukuri serta terkasihi oleh Allah..

bila tidak ridho, maka takdir tetap akan menghampiri kita dalam keadaan kita tercela dan tidak mendapatkan kasih sayang-Nya karena kita bersama pilihan
kita sendiri.. wal ‘iyadzubillah..

Ref : https://t.co/WuM4bmi1W8

*

Sudah Berapa Lama Ngaji..?

Udah berapa lama ngaji ?

وَلَا يَكُوۡنُوۡا كَالَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ مِنۡ قَبۡلُ فَطَالَ عَلَيۡهِمُ الۡاَمَدُ فَقَسَتۡ قُلُوۡبُهُمۡ‌ؕ وَكَثِيۡرٌ مِّنۡهُمۡ فٰسِقُوۡنَ

“…dan janganlah mereka seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik..” (Al Hadid: 16)

Abdullah bin Mas’ud berkata,

ولا يتطالن عليكم الأمد فتقسو قلوبكم ولا يلهينكم الأمل

“Janganlah panjangnya waktu membuat hati kalian menjadi keras dan jangan dilalaikan oleh angan angan..” (Shahih Jaami’ Bayan hal. 472)

Di awal ngaji hati amat khusyu’ dan terkadang menangis saat sholat dan membaca al qur’an…
Setelah bertahun tahun mengaji ternyata hati menjadi keras…
Lidah semakin tajam…

Pertanda apakah itu ???

Pertanda kita tidak bersungguh sungguh menjaga hidayah..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Sedang Ada Masalah Atau Menghadapi Sebuah Kendala..?

Sedang ada masalah atau menghadapi sebuah kendala..?

Mintalah pertolongan kepada ALLAH !

Caranya ?

Simak ayat berikut ini:

‏﴿٤٥﴾ وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ

“Dan mohonlah pertolongan dengan sabar dan sholat..”
(QS. Al Baqarah: 45)

Benar saudaraku,
caranya dengan selalu bersama kesabaran; menahan diri, emosi serta nafsu agar tidak terjatuh dalam dosa
dan melanggar ketentuan ALLAH..

Dan jagalah selalu sholat wajib kita, lalu perbanyak sholat-sholat sunnah, bermunajatlah kepada ALLAH, sujudlah pada-Nya..

Mungkin ada menyeletuk: “Kalau hanya sabar dan shalat, itu sih mudah !”

Saudaraku..
Bersabar dan menjaga sholat tidak semudah yang kita bayangkan, hanya orang-orang istimewa saja yang mampu meraihnya.

Mari kita simak kelanjutan ayat diatas:

‏وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخٰشِعِينَ

“Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’..” (QS. Al Baqoroh: 45)

Hanya orang yang khusyu,
Hanya mereka yang rendah hati,
Hanya mereka yang tunduk serta bersimpuh di hadapan ALLAH,
Hanya mereka yang percaya dengan janji dan ancaman ALLAH
(*)

Ya, hanya merekalah yang sanggup melakukannya, dan menikmati manisnya pertolongan ALLAH.

Adapun orang meninggikan diri, mengedepankan akal, harta dan tahta di atas kekuatan dan ilmu serta taufiq ALLAH, rasanya ia akan kesulitan untuk bersabar dan menjaga sholat dan pada akhirnya pertolongan ALLAH pun tak kunjung datang.

(*) tafsir orang-orang yang khusyu’ dalam QS. Al Baqoroh: 45, Tafsir Ibnu Katsir

Ditulis oleh,
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri,  حفظه الله تعالى

Orang Yang Suka Menghitung Hitung Musibah dan Melupakan Nikmat

Ada seorang ibu mengadu kepada saya putrinya yang murtad. Saat ditanya mengapa ia murtad..
Dia menjawab dia sudah tidak percaya kepada Allah karena ia pernah punya pengalaman buruk sama Allah…

Ya Robb.. Pengalaman yang buruk mungkin karena do’a-do’anya tak didengar…

Sungguh benar yang Allah firmankan,

إِنَّ الْإِنسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ

“Sesungguhnya manusia itu kepada Robbnya benar benar kanud..”

Al Hasan Al Bashri rohimahullah menafsirkan, “Kanud adalah orang banyak kufur yang suka menghitung hitung musibah dan melupakan nikmat..” (Tafsir Thobari)

Itulah cara setan agar seorang hamba menjauh dari Robbnya…

Diingatkan kepadanya tentang do’anya dahulu yang belum terkabul..
Diingatkan tentang keinginannya yang tak menjadi kenyataan…
Padahal jika Allah kabulkan bisa jadi itu mudhorot untuk hidupnya…

Demikianlah…
Bila seorang hamba yang ia pikirkan hanya kepentingan dan hak dirinya saja pasti ia akan terputus dari Allah…

Pikirkanlah hak Allah kepada kita, apakah kita telah melaksanakannya..? Yakinlah bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba hamba-Nya yang beriman…

Namun…
Keyakinan seringkali goyah…

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

ARTIKEL TERKAIT

Penyimpangan Setelah Hidayah

Yang Allah Inginkan Untuk Kita

Allah berfirman,

تُرِيْدُوْنَ عَرَضَ الدُّنْيَاۖ وَاللّٰهُ يُرِيْدُ الْاٰخِرَةَۗ وَاللّٰهُ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ۝٦٧

“..kalian menginginkan kesenangan dunia sedangkan Allah menginginkan akherat..” (Al Anfal: 67)

Allah menginginkan akherat..
Maka Allah memberi berbagai macam ujian di dunia kepada orang orang yang beriman…
Agar mereka tidak tertipu dengan dunia..
Dan agar dengan ujian itu Allah gugurkan dosa-dosa mereka..

Namun kita seringkali menginginkan dunia..
Sehingga seringkali tak ridho dengan ujian dari-Nya..
Padahal ujian itu adalah kebaikan yang Allah inginkan untuk kita..

Penulis,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Beberapa Amalan Yang Mendapatkan Jaminan Rumah di Surga

Ada beberapa amalan yang apabila seseorang melakukannya maka Allah akan membangunkan rumah untuk orang tsb. Diantaranya :

1.   Membaca QS Al-Ikhlas 10 Kali

Dari Mu’adz bin Anas Al-Juhaniy rodhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) حَتَّى يَخْتِمَهَا عَشْرَ مَرَّاتٍ بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْراً فِى الْجَنَّةِ

“Siapa yang membaca qul huwallahu ahad sampai ia merampungkannya (surat Al-Ikhlas, pen.) sebanyak sepuluh kali, maka akan dibangunkan baginya rumah di surga..”

(HR. Ahmad, 3: 437. Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shohihah mengatakan bahwa hadits ini hasan dengan berbagai penguat). Ref : https://bbg-alilmu.com/archives/30721

=========================

2.  Mengerjakan Sholat Dhuha 4 Roka’at dan Sholat Sebelum Zhuhur 4 Roka’at.

Dari Abu Musa rodhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى الضُّحَى أَرْبَعًا، وَقَبْلَ الأُولَى أَرْبَعًا بنيَ لَهُ بِهَا بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Siapa yang sholat Dhuha empat roka’at dan sholat sebelum Zhuhur empat roka’at, maka dibangunkan baginya rumah di surga..”

(HR. Ath-Thabrani dalam Al-Awsath. Dalam Ash-Shohihah no. 2349 disebutkan oleh Syaikh Al-Albani bahwa hadits ini hasan)

Hadits ini menunjukkan amalan sunnah sholat 4 roka’at di waktu Dhuha dan 4 Roka’at sebelum (Qobliyah) Zhuhur. Namun perlu diperhatikan bahwa mengerjakan sholat 4 roka’at di sini adalah dengan 2 roka’at kemudian salam dan 2 roka’at kemudian salam. Karena keumuman hadits tadi dikhususkan dengan hadits,

صَلاَةُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مَثْنَى مَثْنَى

“Sholat sunnah pada malam dan siang hari adalah dengan 2 roka’at salam dan 2 roka’at salam..”

(HR. An-Nasai, no. 1666; Ibnu Majah, no. 1322. Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini shohih)

=========================

3.  Mengerjakan 12 Roka’at Sholat Sunnah Rowatib Dalam Sehari

Dari Ummu Habibah –istri Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam-, Rosulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa mengerjakan sholat sunnah dalam sehari-semalam sebanyak 12 roka’at, maka karena sebab amalan tersebut, ia akan dibangun sebuah rumah di surga..” (HR. Muslim, no. 728)

Dari ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha, Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنَ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

“Barangsiapa merutinkan sholat sunnah dua belas roka’at dalam sehari, maka Allah akan membangunkan bagi dia sebuah rumah di surga. Dua belas roka’at tersebut adalah empat roka’at sebelum  zhuhur, dua roka’at sesudah zhuhur, dua roka’at sesudah maghrib, dua roka’at sesudah ‘Isya, dan dua roka’at sebelum shubuh..”

(HR. Tirmidzi, no. 414; Ibnu Majah, no. 1140; An-Nasa’i, no. 1795).

=========================

4.  Membaca Do’a Masuk Pasar

Dari Salim bin ‘Abdillah bin ‘Umar, dari bapaknya Ibnu ‘Umar, dari kakeknya (‘Umar bin Al-Khattab), ia berkata bahwa Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَخَلَ السُّوقَ فَقَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكُ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ حَىٌّ لاَ يَمُوتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ وَمَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ وَرَفَعَ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ دَرَجَةٍ

“Siapa yang masuk pasar lalu mengucapkan, “Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wayumiit wa huwa hayyun laa yamuut biyadihil khoir wahuwa ‘alaa kulli syain qodiir (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah yang memiliki kekuasaan dan segala pujian untuk-Nya.” Allah akan menuliskan untuknya sejuta kebaikan, menghapus darinya sejuta kejelekan, mengangkat untuknya sejuta derajat, dan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga.”

(HR. At-Tirmidzi 5/291, Al-Hakim 1/538 dan Ibnu Majah 2235. Syaikh Al-Albani rohimahullau Ta’ala menyatakan, hadits tersebut HASAN, dalam Shahih Ibnu Majah 2/21 dan Shahih At-Tirmidzi 2/152 )

Simak video penjelasannya berikut ini : https://bbg-alilmu.com/archives/9548

=========================

5.  Meninggalkan Perdebatan, Meninggalkan Kedustaan dan Membaguskan Akhlaq

Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

“Aku memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Aku memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan walaupun dia bercanda. Aku memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang membaguskan akhlaqnya..”

(HR. Abu Dawud, no. 4800; dishohîhkan an-Nawawi dalam Riyadhus Sholihiin, no. 630 dan dihasankan oleh Syaikh al-Albâni di dalam ash-Shohiihah, no. 273)

=========================

6.  Membangun Masjid Dengan Ikhlas Karena Allah

Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ فِى الْجَنَّةِ مِثْلَهُ

“Siapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangun baginya semisal itu di surga..”

(HR. Bukhari, no. 450; Muslim, no. 533).

Dan beberapa amalan lainnya dan bisa di simak di link berikut : https://www.youtube.com/watch?v=xfC0BnCDjSA

 

 

Larangan Duduk Bersandar Dengan Tangan Kiri

➡️ Syirrid bin Suwaid rodhiyallahu ‘anhu berkata,

“Rosulullah pernah melintas di hadapanku sedang aku duduk seperti ini, yaitu bersandar pada tangan kiriku yang aku letakkan di belakang. Lalu baginda Nabi bersabda, “Adakah engkau duduk sebagaimana duduknya orang-orang yang dimurkai..?”

[ HR. Abu Daud no. 4848 ] Syaikh al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih

➡️ Syaikh al-‘Utsaimin rohimahullah menjelaskan,

“Duduk dengan bersandar pada tangan kiri disifatkan dengan duduk orang yang dimurkai Allah. Adapun meletakkan kedua tangan di belakang badan lalu bersandar pada keduanya, maka tidaklah masalah. Juga ketika tangan kanan yang jadi sandaran, maka tidak mengapa..

Yang dikatakan duduk dimurkai sebagaimana disifati nabi adalah duduk dengan menjadikan tangan kiri di belakang badan dan tangan kiri tadi diletakkan di lantai dan jadi sandaran. Inilah duduk yang dimurkai sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sifatkan..”

[ Syarh Riyadhus Sholihin ]

MUTIARA SALAF : Mencintai Dunia Secara Berlebihan

Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata,

“Orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (macam penderitaan),
kekalutan (pikiran) yang selalu menyertainya,
kepayahan yang tiada henti, dan
penyesalan yang tiada berakhir

Hal ini dikarenakan orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) jika telah mendapatkan sebagian dari (harta benda) duniawi maka nafsunya (tidak pernah puas dan) terus berambisi mengejar yang lebih daripada itu.. “

[ Ighotsatul Lahfan – 1/37 ]

ARTIKEL TERKAIT
Mutiara Salaf – KOMPILASI ARTIKEL

Menebar Cahaya Sunnah