Balasan Bagi Orang Yang Meninggalkan Maksiat

Syaikh As Sa’diy rohimahullah berkata,

“Siapa yang meninggalkan maksiat padahal syahwatnya sangat ingin melakukannya, maka Allah akan ganti dengan keimanan yang lapang di hati dan barokah pada rezekinya dan sehat badannya..”

(Al Qowa’id Al Fiqhiyah 1/138)

Maksiat mendatangkan mudhorot cepat atau lambat..
Dan bahaya maksiat yang paling berat adalah menjauhkan hati dari Allah ‘Azza wa Jalla..
Membuat berat ketaatan..
Namun seringkali tak dirasakan..

Penulis,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Bersiap Menghadapi Kematian

Al Imam Ibnu Rojab rohimahullahu ta’ala berkata,

‏أَعْظَمُ الشَّدَائِدِ الَّتِي تَنْزِلُ بِالْعَبْدِ فِي الدُّنْيَا الْمَوْتُ، وَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ إِنْ لَمْ يَكُنْ مَصِيرُ الْعَبْدِ إِلَى خَيْرٍ، فَالْوَاجِبُ عَلَى الْمُؤْمِنِ الِاسْتِعْدَادُ لِلْمَوْتِ.

Penderitaan terbesar yang akan menimpa seorang hamba di dunia ialah kematian. Sedangkan kehidupan setelahnya akan lebih berat lagi, bilamana tempat kembalinya bukan kepada kebaikan (Surga).

Maka sudah semestinya bagi setiap mukmin untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian.

(Jaami’ul Uluum wal Hikam – 1/467)

Jagalah Allah

Rosulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

احفظ الله يحفظك

“Jagalah Allah niscaya Allah menjagamu..” (HR. Attirmidzi)

Al Hafidz Ibnu Rojab rohimahullah berkata,

وحفظ الله لعبده نوعان :
‏حفظه في دنياه كحفظ بدنه وأهله وماله ،
‏وحفظه في دينه من الشبهات و الشهوات ،
‏وهذا أشرف النوعين .

Penjagaan Allah kepada hamba-Nya ada dua macam :

1. Dijaga dunianya – yaitu dijaga badannya, keluarga dan hartanya.

2. Dijaga agamanya dari syubhat dan syahwat – dan ini yang paling mulia.

(Jaami’ul Uluum wal Hikam 556)

Penterjemah,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Termasuk Diantara Perangai Kemunafikan

Imam Ibnu Rojab al-Hambali rohimahullah menjelaskan,

ومِنْ أعظم خِصال النفاق العملي: أن يعملَ الإِنسان عملًا ويُظهرَ أنه ‌قصد ‌به
‌الخيرَ، وإنَّما عمله ليتوصَّل به إلى غرض له سيِّءٍ، فيتمّ له ذَلك،
ويتوصَّل بهذه الخديعةِ إلى غرضه، ويفرح بمكره وخِداعه وحَمْدِ النَّاس له
على ما أظهره، وتوصل به إلى غرضه السيِّء الذي أبطنه.

Termasuk perangai kemunafikan ‘amali (perbuatan) yang paling besar adalah seseorang mengerjakan suatu amal sholeh dan menampakkan bahwa niatnya baik, padahal sebetulnya dia punya kepentingan yang tidak baik.

Dia hanya menjadikan amal tersebut sebagai sarana menuju kepentingannya.

Dia akan merasa senang saat rencana jahatnya itu berhasil dan saat orang-orang memujinya karena amalan yang dia tampakkan. Dia puas karena berhasil mewujudkan tujuan buruk yang dia sembunyikan.

(Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam, jilid 2, hlm. 493)

Dosa Hati Yang Besar

Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata,

الكبائِرُ: كالرِّياءِ، والعُجبِ، والكِبرِ، والفَخرِ، والخُيَلاءِ، والقُنوطِ من رحمةِ اللَّهِ، واليأسِ مِن رَوحِ اللَّهِ، والأمنِ مِن مَكرِ اللَّهِ، والفَرَحِ والسُّرورِ بأذى المُسلِمين، والشَّماتةِ بمصيبتِهم، ومحبَّةِ أن تشيعَ الفاحشةُ فيهم، وحَسَدِهم على ما آتاهم اللَّهُ من فضلِه، وتمنِّي زوالِ ذلك عنهم، وتوابِعِ هذه الأمورِ التي هي أشَدُّ تحريمًا من الزِّنا، وشُربِ الخَمرِ وغيرِهما من الكبائِرِ الظَّاهِرةِ، ولا صلاحَ للقَلبِ ولا للجَسَدِ إلَّا باجتنابِها، والتَّوبةِ منها، وإلَّا فهو قلبٌ فاسدٌ، وإذا فسَد القلبُ فَسَد البَدَنُ

Dosa dosa besar seperti :
– riya,
– ujub,
– sombong,
– angkuh,
– berputus asa dari rahmat Allah,
– merasa aman dari makar Allah,
– gembira dengan kepedihan dan musibah yang menimpa kaum muslimin,
– senang bila perbuatan dosa tersebar di kalangan kaum muslimin,
– hasad terhadap pemberian Allah kepada kaum muslimin dan berharap agar nikmat itu hilang dari mereka, dan
– perkara perkara yang sejenisnya yang dosanya lebih besar dari zina, minum arak dan dosa dosa besar lainnya yang bersifat lahiriyah.

Hati dan jasad tidak akan menjadi baik kecuali dengan menjauhi (dosa dosa tsb) dan bertaubat darinya.

Jika tidak maka hati menjadi rusak, dan bila hati rusak maka badanpun rusak.

(Madaarijus Saalikiin 1/133)

Buah Manis Dari Ketakwaan Dan Memperbanyak Istighfar

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:

إن اللّٰه ضمن للمتقين أن جعل لهم مخرجا مما يضيق على الناس، وأن يرزقهم من حيث لا يحتسبون، فيرفع عنهم ما يضرهم ويجلب لهم ما يحتاجون إليه. فإذا لم يحصل ذلك؛ دل على أن في التقوى خللا؛ فليستغفر اللّٰه ولينب إليه.

Sesungguhnya Allah menjamin untuk orang-orang yang bertakwa dengan akan menjadikan untuk mereka jalan keluar dari kesempitan yang menimpa manusia, dan memberi mereka rezeki dari arah yang tidak mereka perhitungkan, yaitu dengan menghilangkan dari mereka hal-hal yang membahayakan mereka dan memberikan apa yang mereka butuhkan.

Jadi jika hal itu tidak terjadi, maka itu menunjukkan bahwa pada ketakwaan tersebut masih terdapat kekurangan, sehingga hendaklah seorang hamba memohon ampun kepada Allah dan kembali kepada-Nya.

(Qoidah Fir Roddi ‘Alal Ghozaly Fit Tawakkul, hlm. 147)

Selalu Bersyukur Dan Istighfar

Syikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahullah berkata,

Seorang selalu berada di antara nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang wajib disyukurinya, dan dosa yang menuntut taubat.

Dalam kedua perkara inilah seorang hamba menjalani hidupnya setiap hari :
– manusia senantiasa hidup dalam nikmat dan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan
– manusia senantiasa butuh kepada taubat, istighfar.

Oleh karena itulah penghulu anak Adam dan imam orang-orang yang bertaqwa, Muhammad shollallahu ‘alayhi wasallam selalu beristighfar kepada Allah dalam semua kondisi.

(Al-Tuhfatul Iroqiyah – 1/79)

Betapa Cepatnya Dunia Melupakan Seseorang Setelah Kematiannya .. Maka Sebaik-Baik Bekal Adalah Takwa

Diriwayatkan bahwa sahabat Ali bin Abi Tholib rodhiyallahu ‘anhu pernah keluar dari perkuburan, saat sampai di tempat yang cukup tinggi, beliau menghadap ke arah kuburan itu dan berkata,

يا أهْلَ القُبُورِ! أخْبِرُونا عَنّا بِخَبَرِكُمْ أمّا خَبَرُكُمْ قِبَلَنا فالنِّساءُ قَدْ تَزَوَّجْنَ والمالُ قَدْ قُسِّمَ والمَساكِنُ قَدْ سَكَنَها قَوْمٌ غَيْرُكُمْ ثُمَّ قالَ أما واللَّهِ لَوْ نَطَقُوا لَقالُوا لَمْ نَرَ زادًا خَيْرًا مِنَ التَّقْوى

Wahai para penghuni kubur..! Sampaikanlah kepada kami berita dari kalian..!

Adapun berita dari kami :
– istri kalian telah menikah kembali,
– harta kalian telah dibagi-bagi, dan
– rumah kalian telah orang lain tempati

Beliau melanjutkan :

Ketahuilah..! Demi Allah, seandainya mereka sanggup berbicara, mereka akan berkata, ‘Kami tidak temui perbekalan yang lebih baik dari takwa..ʼ

(Al-Istidzkar – Ibnu Abdil Barr – 1/185)

Menebar Cahaya Sunnah