قَالَ تَعَالَى فَأَمَّا الْأِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ كلا أَي لَيْسَ كل من وسعت عَلَيْهِ وأكرمته وَنعمته يكون ذَلِك إِكْرَاما مني لَهُ وَلَا كل من ضيّقت عَلَيْهِ رزقه وابتليته يكون ذَلِك إهانة مني لَهُ
“Allahu Ta’ala berfirman: Adapun manusia apabila Robbnya memberi ujian dengan memuliakan dan memberikan kenikmatan-kenikmatan kepadanya, maka ia berkata Robbku telah memuliakanku dan apabila Robbnya memberi ujian dengan membatasi rezekinya, maka ia berkata Robbku telah menghinakanku, sekali-kali tidaklah demikian..!”
(maksudnya) yaitu : tidaklah setiap orang yang Allah beri keluasan, kemuliaan, dan kenikmatan kepadanya berarti Allah memuliakannya.. demikian pula tidaklah setiap orang yang Allah beri kesempitan rezeki dan ujian kepadanya berarti Allah menghinakannya..”
Sebagian orang berkata, “tawakkal tuh susahnya minta ampun .. memahami konsepnya saja seakan rumit, apalagi prakteknya..”
Betul demikian, karena tawakkal itu adalah salah satu tingkatan iman yang cukup tinggi.
Bila anda dan demikian juga saya merasa berat, itu bukti bahwa iman kita masih terlalu rendah, sekedar memahaminya saja susah, apalagi menerapkannya.
Bagaikan anak TK diminta mengangkat beban seberat 70 Kg, wajar bila dia merasa susah, berat bahkan mustahil bisa melakukannya.
• Tawakkal itu berarti percaya sepenuhnya bahwa semua urusan telah Allah tentukan, sehingga tidak perlu galau memikirkan hari esok.
• Tawakkal juga berarti berserah diri, sehingga selalu puas dengan apa yang Allah berikan kepadanya.
• Tawakkal juga berarti selalu berbaik sangka bahwa apa yang Allah berikan pasti lebih baik dibanding apa yang ia inginkan.
• Tawakkal berarti meyakini bahwa tiada daya atau upaya yang dapat menolak kehendak Allah. Apapun yang Allah kehendaki pasti terlaksana dan apapun yang tidak Allah kehendaki pasti tiada mungkin dapat terwujud.
• Tawakkal berarti selalu optimis, ulet, dan kerja keras, dalam segala kondisi dan dalam segala urusan, karena tiada yang mustahil bagi Allah bila telah menghendakinya.
• Tawakkal berarti selalu mencukupkan diri dengan yang halal, dan menjauhi yang haram, karena rejeki tiada akan pernah lari dikejar, dan juga tiada pernah ketingalan walau terlupakan.
Semoga bermanfaat.
Penulis,
Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri MA, حفظه الله تعالى
Simak penjelasan Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc حفظه الله تعالى berikut ini : (tunggu hingga audio player muncul dibawah ini) :
Dari pembahasan Kitab Roudhotul Uqola wa Nuz-hatul Fudhola (Tamannya Orang-Orang Yang Berakal dan Tamasya-nya Orang-Orang Yang Mempunyai Keutamaan) karya Abu Hatim Muhammad Ibnu Hibban al Busty rohimahullah.
Dari pembahasan Kitab Fiqih Mausu’ah Muyassaroh, yang ditulis oleh Syaikh Hussain Al Uwaisyah, حفظه الله تعالى
. PEMBAHASAN SEBELUMNYA – Apakah Sujud Tilawah Harus Dalam Keadaan Berwudhu..? bisa di baca di SINI
Kita lanjutkan masih tentang sholat berjama’ah. Yang disebut jama’ah paling sedikit yaitu dua orang. Satu imam dan satu ma’mum.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam… pernah Ibnu Abbas mengikuti sholat malamnya Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam ketika beliau sedang tahajud.
Kemudian beliau (Syaikh Hussain Al Uwaisyah) berkata,
👉🏼 Apabila kita datang kemasjid dan mendapatkan imam sedang ruku’ atau sedang sujud bagaimana kita lakukan ?
Kata beliau, yaitu dengan cara langsung mengikuti imam walau dalam keadaan apapun.
Kalau imam sedang ruku’ kita ikut ruku’… kalau sedang sujud langsung kita ikut sujud.
👉🏼 Apakah disyari’atkan kita takbiratul ihram kemudian sedekap baru sujud ?
Jawab, Tidak ada dalilnya, yang rojih kita langsung takbir kemudian langsung sujud.
⚉ Dari Ali dan Mu’adz bin Jabal, keduanya berkata bahwa Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,
‘Apabila salah seorang dari kalian mendatangi sholat dan imam ada pada suatu keadaan hendaklah ia melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh imam.’ [HR. Tirmizi, dan Tirmizi berkata hadits ini ghorib.]
⚉ Dari Abdullah bin Mukhafalan Muzani ia berkata, Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,
‘Apabila kalian mendapati imam sujud maka sujudlah… kalau kalian mendapatkan ia ruku’ maka ruku’lah… kalau kalian mendapatkan ia berdiri maka berdirilah… dan jangan kalian menganggap sujud apabila kajian tidak mendapatkan ruku’. [HR Ishak bin Mansyur Al Marwazi dan Syaikh Albani mengatakan sanadnya shahih.]
Artinya apabila kita mendapati imam sedang sujud kita tidak mendapatkan satu roka’at, …berbeda apabila kita mendapatkan imam sedang ruku’ maka kita mendapatkan satu roka’at.
Hadits menunjukkan bahwa kita langsung masuk sesuai dalam keadaan imam.
Kata beliau (Syaikh Hussain Al Uwaisyah), siapa yang mendapatkan ruku’ maka ia telah mendapatkan sholat, siapa yang mendapatkan satu roka’at maka ia telah mendapatkan sholat.
⚉ Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,
‘apabila kalian datang kepada sholat dalam keadaan kami sedang sujud maka sujudlah jangan kalian menganggapnya sedikitpun.’
‘Dan siapa yang mendapatkan satu roka’at sungguh ia telah mendapatkan sholat.’ [HR Abu Daud dan yang lainnya]
⚉ Dari Zaid bin Wahab ia berkata,
‘bahwa aku keluar bersama Abdullah dari rumahnya menuju masjid ketika kami berada ditengah masjid imampun ruku’ lalu Abdullah bin Mas’ud langsung bertakbir kemudian ruku’ dan akupun ikut ruku’ kemudian kami berjalan sambil ruku’ hingga masuk kedalam shof sehingga orang-orangpun naik untuk i’tidal.
Ketika telah selesai sholat, aku berdiri untuk menambah roka’at karena aku menganggap aku belum mendapatkan roka’at tersebut, ternyata Abdullah bin Mas’ud memegang tanganku dan mendudukkanku dan berkata, ‘engkau sudah mendapatkannya.’ [HR Thabrani, dan Syaikh Albani mengatakan hadits ini shahih]
Disini Abdullah bin Mas’ud ketika telah sampai di tengah masjid imam ruku’ maka beliaupun langsung ikut ruku’ dan berjalan masuk shof sambil ruku’.
👉🏼 Ini menunjukkan perkara ini adalah sunnah. Adapun hadits yang disebutkan bahwa ada seorang sahabat melakukan itu lalu Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam menyebut, ‘siapa tadi yang melakukan itu ?’ Itu yang diingkari oleh Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam ADALAH ketergesa-gesaan dia.
👉🏼 ADAPUN masuk dan berjalan dalam keadaan ruku’… sebagian Ulama seperti Syaikh Albani mengatakan termasuk sunnah.
⚉ dan juga diriwayatkan dari Ibnu Zubair, Abdullah bin Umar berkata,
‘apabila kamu datang dan mendapati imam sedang ruku’ lalu kamu meletakkan kedua tanganmu diatas kedua lututmu sebelum ia bangkit, maka kamu telah mendapatkan satu roka’at.’
Ini semua menunjukkan bahwa orang yang sudah mendapatkan ruku’ berarti ia telah mendapatkan satu roka’at, dan ini pendapat jumhur ulama.
⚉ Dikuatkan juga dalam hadits Abu Bakrah [HR. Bukhori 750]:
bahwa beliau masuk kemasjid dalam keadaan Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam ruku’ kemudian beliau lari dan kemudian segera ruku’ sebelum masuk shof kemudian sambil berjalan sambil ruku’ masuk shof, setelah sholat Rasulullah shollallahu ‘alayhi wasallam berkata, ‘siapa tadi yang melakukan itu ?’ Kata Abu Bakrah, ‘Aku ya Rosulullah’, kata Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam ‘semoga Allah menambahmu semangat, jangan kamu ulangi lagi,’ lalu kemudian Rasulullah shollallahu ‘alayhi wasallam tidak menyuruh ia untuk menambah satu roka’at.
Ini menunjukkan orang yang mendapatkan ruku’ berarti ia mendapatkan satu roka’at. . . Walhamdulillah 🌻
. Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
.
. Dari Kitab Fiqih Mausu’ah Muyassaroh, yang ditulis oleh Syaikh Hussain Al Uwaisyah, حفظه الله تعالى
. ARTIKEL TERKAIT Pembahasan Fiqih Mausu’ah Muyassaroh…
“karena sesungguhnya orang yang hidup di antara kamu sesudahku akan melihat perselisihan yang banyak, maka berpegang teguhlah kamu kepada sunnahku dan sunnah para Khulafa’ (pengikutku) yang mendapat petunjuk, berpegang teguhlah kamu padanya dan gigitlah dengan geraham-geraham (mu), dan jauhilah hal-hal yang diada-adakan (dalam agama) karena setiap yang baru itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan.” (HR. Abu Dawud dan Attirmidzi dan beliau berkata: Hadits Hasan shahih).
Ketika Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam mengabarkan bahwa umatnya akan berpecah belah. Beliau tidak berkata: ‘bersatulah..’ tapi beliau bersabda: ‘Peganglah sunnahku dan sunnah khulafa rasyidin dan jauhilah bid’ah..’
Namun ini amat berat karena akan diasingkan oleh manusia. oleh karena itu Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam menyuruh untuk menggigitnya dengan gigi geraham. Dan memberi kabar gembira bagi orang yang terasing karena memegang sunnah dengan pohon thuba di surga..