Simak penjelasan Ustadz Mizan Qudsiyah MA, حفظه الله تعالى
04.
05.
06.
.
ARTIKEL TERKAIT
Syarah Kitab Tauhid : 07 – 08 – 09
Syarah Kitab Tauhid : KUMPULAN ARTIKEL
Simak penjelasan Ustadz Mizan Qudsiyah MA, حفظه الله تعالى
04.
05.
06.
.
ARTIKEL TERKAIT
Syarah Kitab Tauhid : 07 – 08 – 09
Syarah Kitab Tauhid : KUMPULAN ARTIKEL
Simak penjelasan Ustadz Mizan Qudsiyah MA, حفظه الله تعالى berikut ini :
01.
02.
03.
.
ARTIKEL TERKAIT
Syarah Kitab Tauhid : 04 – 05 – 06
Syarah Kitab Tauhid : KUMPULAN ARTIKEL
Imam Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata:
وإذا ثَقُل الظهر بالأوزار منع القلب من السير إلى الله، والجوارح من النهوض في طاعته، وكيف يقطع مسافة السفر مُثْقل بالحمل على ظهره؟! وكيف ينهض إلى الله قلب قد أثقلته الأوزار؟! فلو وضعت عنه أوزاره لنهض وطار شوقا إلى ربه، ولانقلب عسره یسرا.
“Punggung yang berat dengan menanggung dosa, menghalangi perjalanan hati menuju Allah, dan membebani badan untuk menaati-Nya. Orang yang membawa beban yang amat berat bagaimana mungkin dapat menyelesaikan perjalanannya..?
Jika ia meletakkan beban-beban dosa dari dirinya, tentu hatipun akan terbang penuh rindu kepada Robbnya, dan kesulitanpun berubah menjadi ringan..” (Bada’i Tafsir 3/223)
Saat hati berat kepada ketaatan..
Itu akibat ia menanggung beban dosa..
Sehingga membuat langkahnya tertatih..
Bahkan terhenti tak mampu melanjutkan perjalanan..
Demikianlah kelak di hari akherat..
Ia akan membawa dosa-dosanya itu di punggungnya..
Allah Ta’ala berfirman:
قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَىٰ مَا فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَىٰ ظُهُورِهِمْ ۚ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
“Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah, sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: “Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu !”, sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu..”
(Al-An’am – 31)
Penulis,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
Imam Ibnu Rojab Al Hanbali rohimahullah berkata,
ابن آدم لو عرفت قدر نفسك ما أهنتها بالمعاصي أنت المختار من المخلوقات ولك أعدت الجنة».
“Hai anak Adam, jika kamu mengetahui kedudukan dirimu, tentu kamu tidak akan menghinakan dirimu dengan maksiat. Kamu adalah makhluk pilihan.. dan surga diciptakan untukmu..”
(Lathoiful Ma’arif hal. 183)
Manusia diberi kelebihan dengan akal untuk mengenal Allah dan memahami ayat-ayat-Nya..
Kemuliaan manusia adalah dengan menghambakan diri kepada-Nya saja..
Semakin ia tunduk dan patuh kepada penciptanya, semakin mulia di hadapan Allah ‘Azza wajalla..
Namun semakin ia berani memaksiati-Nya, semakin ia rendah, bahkan lebih rendah dari binatang ternak..
Penulis,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
“Bahwa suu’ul khotimah (kondisi meninggal yang buruk) tidak akan dialami oleh orang yang menjaga amalan-amalan zhohir dengan istiqomah dan memiliki hati yang bersih..”
(Abu Muhammad ‘Abdul Haq hafizhohullah, At Tadzkirah 192-193).
DUA kata kunci saudaraku…
1. Istiqomah
2. Kebeningan hati
Berjuanglah untuk akhir kehidupanmu dengan 2 kunci ini.
Penulis,
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, حفظه الله تعالى
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahullah berkata:
إِنَّ الْأَعْمَالَ لَا تَتَفَاضَلُ بِالْكَثْرَةِ، وَإِنَّمَا تَتَفَاضَلُ بِمَا يَحْصُلُ فِي الْقُلُوبِ حَالَ الْعَمَلِ
“Sesungguhnya amal itu bertingkat-tingkat keutamaannya bukan karena banyaknya. Namun karena apa yang ada di hati saat beramal..”
(Majmu Fatawa 25/282)
Apa yang ada di hati berupa:
– keikhlasan
– kekhusyuan
– cinta dan takut
– berharap akan rahmat-Nya
Semua itu amat mempengaruhi keutamaan amal..
Amal walaupun besar tapi kurang ikhlas..
maka berkurang pula pahalanya..
dan amal yang kecil namun disertai hati yang ikhlas dan rasa cinta yang besar..
Ia menjadi besar pahalanya..
Penulis,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
ARTIKEL TERKAIT
Mutiara Salaf – KOMPILASI ARTIKEL
Nabi shollallaahu ‘alayhi wa sallam berdo’a,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia..” (HR Al Bukhari)
Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata,
” *والمقصود أن النبي ﷺ جعل الحزن مما يستعاذ منه ، وذلك لأن الحزن يُضعف القلب ، ويُوهن العزم ، ويضر الإرادة ، و لا شيء أحبّ إلى الشيطان من حزن المؤمن، قال تعالى { إنما النجوى من الشيطان ليحزن الذين آمنوا .. }*”.
“Nabi shollallaahu ‘alayhi wa sallam berlindung dari kesedihan karena kesedihan melemahkan hati, melemahkan semangat, dan membahayakan keinginan. Dan tidak ada sesuatu yang paling disukai oleh setan dari membuat sedih seorang mukmin. Allah berfirman, “Sesungguhnya najwa (berbisik-bisik tersebut) berasal dari setan agar membuat sedih kaum mukminin..”
(Thoriqul Hijrotain 2/607)
Sedih saat ditinggal orang yang kita cintai adalah wajar..
Yang tidak wajar itu adalah larut dalam kesedihan..
Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
ARTIKEL TERKAIT
Mutiara Salaf – KOMPILASI ARTIKEL
Beliau bernama Imam Muhammad bin Maimun Abu Hamzah, rohimahullah, ‘Sang Gula’..
Mengapa beliau dijuluki dengan ‘Sang Gula’..??
Mari kita simak keterangan Imam Adz Dzahabi rohimahullah :
“Beliau bukanlah seorang penjual gula, akan tetapi dinamakan as sukkari (sang gula) karena manisnya tutur kata beliau..”
(Siyar A’laamin Nubalaa’ 7/386)
Benar memang, saat telinga ini disapa dengan rangkaian kata yang penuh dengan kesantunan dan kelembutan, maka akan terasa manis di dalam jiwa, rasa yang lebih manis dari gula dan madu.
Bukankah sesendok gula yang disajikan dengan umpatan dan cacian akan terasa pahit di dalam hati..?!
“Kata-kata yang baik adalah sebuah sedekah..”
Sabda Nabi -shollallahu ‘alaihi wa sallam- dalam Shahih Bukhari dan Muslim.
Rasanya tidak berkebihan jika kita berharap lahirnya “sang gula – sang gula” berikutnya untuk menghiasi layar kehidupan keluarga, pergaulan, dunia dakwah dan SOSMED kita.
(Terinspirasi oleh Faidah Syaikh Shalih bin ‘Abdil ‘Aziz As Sindi حفظه الله تعالى)
Ditulis oleh,
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, حفظه الله تعالى
ref : https://www.facebook.com/134129847234901/posts/908836939764184/
Ingatlah, kita di dunia ini untuk menjalani UJIAN..
Harusnya kita mengingat terus hal ini, agar kita bisa tabah dan sabar, teguh dan tegar di atas jalan Allah yang lurus dan terang benderang..
Jika kita diberi kenikmatan, maka ingatlah bahwa itu ujian, apakah kita bisa bersyukur kepada-Nya, ataukah kita kufur..?! Mensyukuri nikmat adalah dengan mengakui bahwa itu benar-benar murni dari Allah, memuji Allah karenanya, dan menggunakannya untuk sesuatu yang dicintai Allah ‘Azzawajall atau minimal tidak dimurkai oleh-Nya..
Jika kita diberi kesusahan, maka ingatlah bahwa itu ujian, apakah kita bisa bersabar atau tidak..?! Bersabar saat kesusahan adalah dengan mengingat bahwa itu dari Allah sesuai dengan takdir-Nya, menahan diri dari tindakan tidak rela kepada takdir Allah baik dengan ucapan ataupun perbuatan, serta semakin mendekat kepada Allah dan meminta agar Allah mengangkat kesusahan itu.. bukan malah melakukan hal-hal yang diharamkan..
Intinya, nikmat dan musibah, keduanya adalah ujian dari Allah untuk kita. Darinya akan terlihat siapa dari kita yang baik.. dan kita tidak akan baik dalam mengahadapi ujian itu, kecuali dengan pertolongan dari Allah yang Maha Perkasa..
Allah telah menjelaskan hal ini di ayat berikut :
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (1) الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Mahasuci Allah, yang di tangan-Nya semua kerajaan. Dia maha berkuasa atas segala sesuatu (1) Dialah yang menciptakan MATI dan HIDUP untuk MENGUJI kalian, siapa di antara kalian yang lebih BAIK amalannya. Dia maha perkasa lagi maha pengampun (2)..“ [Al-Mulk 1-2].
Silahkan dishare .. semoga bermanfaat dan Allah berkahi.
Ditulis oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى
Disebutkan oleh Allah dalam satu ayat:
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ
“Sesungguhnya orang-orang yang membaca kitabullah (Alquran), mendirikan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi..” [Faathir: 29].
Itulah 3 perdagangan yang Allah sebut “tidak akan rugi” :
– membaca Alquran,
– mendirikan sholat, dan
– bersedekah secara diam-diam dan terang-terangan.
Pertanyaannya:
– Sudahkah Anda membaca Alquran hari ini..?
– Sudahkah Anda bersedekah hari ini..?
– Apakah Anda sholat berjama’ah di Masjid hari ini..?
Bila sudah, bersyukurlah kepada Allah..
Bila belum, maka berbenahlah, kapan lagi kalau tidak sekarang..?!
Ditulis oleh,
Ustadz Dr. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى