Category Archives: BBG Kajian

Antara Kemuliaan Dan Recehan

Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللهَ كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ وَمَعَالِيَ اْلأَخْلاَقِ وَيُبْغِضُ سِفْسَافَهَا.

“Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah/hina..”

HR. Al-Hakim (I/48), Dishohihkan oleh al-Hakim dan disetujui oleh adz-Dzahabi, lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shohiihah (no. 1378).

Diantara kandungan faidah hadits ini adalah petunjuk untuk bersemangat untuk melakukan perkara-perkara yang tinggi dan besar dalam urusan agama dan urusan dunia dan menjauhi urusan-urusan yang receh dan rendah..

• Sebagai umat Nabi kita berusaha terus dekat dengan al-Qur’an, membaca, dan menghapalkannya
• ikuti acara-acara yang bermanfaat
• hindari menonton hal-hal yang kurang manfaat, semisal, acara makannya youtuber fulan/fulanah, atau tiktoker fulan/fulanah, mereka pergi kemana, liburan dimana, makan apa, minum apa, kenapa fulan atau fulanah cerai, dst..

Hidup kosong, perhatian terhadap hal-hal recehan .. apakah kita dicipta untuk hal ini..?

Siapkanlah bekal yang baik untuk alam kubur kita dan untuk Akhirat kita..

Penulis,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

MUTIARA SALAF : Sungguh Mengherankan

Ibnu Muflih -rohimahullah- mengatakan,

“Sungguh mengherankan .. banyak orang meratapi :
– rusaknya negeri,
– sedikitnya rezeki,
– masa yang buruk, dan
– mahalnya barang-barang..

Tapi, tidak pernah sekalipun mereka meratapi :
– terasingnya agama ini,
– matinya sunnah Nabi, dan
– tersebarnya bid’ah.
Mereka juga tidak menangisi kurangnya mereka dalam beramal.

Sebabnya, karena lemahnya iman mereka dan agungnya dunia di mata mereka..”

(Adab Syar’iyyah 3/240)

Penterjemah,
Ustadz Dr. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى

Meminta Minta Yang Terlarang

Dalam hadits dari Qobishoh rodhiyallahu ‘anhu, Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan tiga keadaan bolehnya meminta minta. Lalu diakhir hadits Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

وما سِواهنَّ مِن المَسألةِ يا قَبيصةُ سُحتٌ، يأكُلُها صاحِبُها سُحتًا.

“Meminta minta selain keadaan tersebut wahai Qobishoh adalah suht (keharaman) yang dimakan oleh pelakunya..” (HR. Attirmidzi)

Perhatikanlah sabda Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam, ”yang dimakan oleh pelakunya..” memberikan faidah bahwa meminta minta yang haram itu untuk keuntungan pribadi.

Adapun mengiklankan pembangunan masjid atau memberitahu orang kaya tentang orang yang sedang susah .. maka itu tidak termasuk meminta minta.

Sebagaimana pernah Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam melihat kaum Mudhar yang datang dalam keadaan susah dan fakir. Maka selesai sholat beliau bersabda,

تَصَدَّقَ رَجُلٌ مِن دِينَارِهِ، مِن دِرْهَمِهِ، مِن ثَوْبِهِ، مِن صَاعِ بُرِّهِ، مِن صَاعِ تَمْرِهِ، حتَّى قالَ: ولو بشِقِّ تَمْرَةٍ

“Hendaknya seseorang bersedekah dengan dinarnya, dirhamnya, bajunya, satu sho’ dari gandumnya atau kurma sampai beliau berkata walaupun setengah kurma..” (HR Muslim)

Bahkan itu termasuk menunjukkan orang lain kepada kebaikan. Sebagaimana dalam hadits bahwa ada seorang laki laki datang kepada Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam meminta hewan tunggangan. Lalu Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam menyuruhnya untuk meminta kepada seseorang. Lalu orang itu diberikan hewan tunggangan. Maka beliau bersabda:

إنَّ الدالَ على الخيرِ كفاعلِه

“Sesungguhnya orang yang menunjukkan kepada kebaikan sama seperti melakukannya..” (HR. Attirmidzi)

Penulis,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Perhatikan Dan Perbaiki Hati Dan Amal Kita

Al Hasan Al Bashri rohimahullah berkata,

يا ابن آدم، إن لك قولا وعملا، وسرا وعلانية، وعملك أولى بك من قولك، وسرك أولى بك من علانيتك

“Wahai anak Adam, engkau memiliki ucapan dan amal, lahir dan batin. Amalmu lebih layak untuk engkau (perbaiki) dari ucapanmu. Dan batinmu lebih layak untuk engkau (perbaiki) dari lahirmu..”

(Az Zuhd karya Imam Ahmad)

Banyak kita yang sibuk menperbaiki lahirnya..
Memperbaiki badannya agar terlihat kekar..
Memperbaiki wajahnya agar terlihat menarik..
Memperbaiki ucapannya dengan mengikuti berbagai kursus..

Namun semua itu tak ada gunanya di sisi Allah..
Yang Allah lihat adalah amal perbuatan dan batin kita..

Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ لا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian. Akan tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian..”

(HR. Al Bukhari dan Muslim)

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

MUTIARA SALAF : Bersabar Dalam Menjalankan Amal Sholeh

Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rohimahullah ditanya,

“Apakah futur dari amal sholeh setelah Ramadhan menunjukkan bahwa amalku tidak diterima..? Aku merasa futur dan aku khawatir jika amalku tidak diterima..”

Beliau menjawab,

لا، ليس دليلاً على أن الله لم يقبل منك، لكنه دليل على ضعف الهمة وعدم الرغبة، ولذلك ينبغي للإنسان أن يصبر نفسه وأن يحملها على العمل الصالح؛

“Bukan. Itu tidak menunjukkan amalmu tidak diterima. Tapi itu menunjukkan lemahnya semangatmu dan lemah keinginanmu.

Selayaknya seorang insan itu menyabarkan dirinya untuk beramal sholeh..”

(Silsilah Liqo Syahriy)

Diterjemahkan oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Obat Kehidupan

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: لما كان يوم حُنين آثر رسول الله صلى الله عليه وسلم ناسًا في القِسْمَة، فأعطى الأَقْرَع بن حَابِس مئة من الإبل، وأعطى عُيينة بن حِصن مثل ذلك، وأعطى نَاسًا من أشراف العَرب وآثَرَهُم يومئذ في القِسْمَة. فقال رجل: والله إن هذه قِسْمَة ما عُدل فيها، وما أُريد فيها وجه الله، فقلت: والله لأُخبرن رسول الله صلى الله عليه وسلم فأتيته فأخبرته بما قال، فتغير وجهه حتى كان كالصِّرفِ. ثم قال: «فمن يَعْدِل إذا لم يعدل الله ورسوله؟» ثم قال: «يَرحم الله موسى، قد أُوذي بأكثر من هذا فصبر». فقلت: لا جَرم لا أرفع إليه بعدها حديثًا. [متفق عليه]

Dari Abdullah bin Mas’ud roḍiyallahu ‘anhu, ia berkata,

“Ketika perang Ḥunain, Rosulullah ṣhollallahu ‘alaihi wasallam memberi bagian lebih hasil rampasan perang untuk beberapa sahabat. Beliau memberi Al-Aqra’ bin Ḥaabis seratus unta. Memberi ‘Uyainah bin Ḥiṣn juga seperti itu. Dan memberi bagian lebih kepada beberapa pemuka Arab.

Lantas seseorang berkata, “Demi Allah, ini pembagian yang tidak adil dan tidak menginginkan wajah Allah..”

Maka aku berkata, “Demi Allah, aku akan melaporkannya kepada Rosulullah ṣhollallahu ‘alaihi wasallam..” Aku pun melaporkan apa yang dia katakan tadi.

Maka wajah beliau berubah dan memerah. Kemudian beliau bersabda, “Lalu siapa yang bisa adil jika Allah dan Rosul-Nya tidak adil..?!”

Lantas beliau melanjutkan, “Semoga Allah merahmati Nabi Musa; beliau disakiti lebih dari ini, dan dia tetap bersabar..”

Maka aku pun berkata, “Tidak ada dosa, bila aku tidak melaporkan lagi kepada beliau suatu pembicaraan setelahnya..”

(Muttafaq ‘alaih).

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari hadits ini, diantaranya :

• Beliau shollallahu ‘alaihi wasallam menghibur dirinya dengan saudara-saudaranya dari para Nabi sebelumnya ketika disakiti oleh manusia.

• Maka dari sini jika salah satu dari kita memiliki anak yang durhaka dan membangkang, ambillah pelajaran dari Nabi Nuh yang memiliki putra yang durhaka.

• Jika salah satu dari kita punya ayah yang bermaksiat, ambillah pelajaran dari Nabi Ibrahim yang punya ayah yang durhaka sama Allah.

• Jika salah satu dari kita punya istri yang tidak sholihah kadang bikin jengkel, ambillah pelajaran dari Nabi Luth yang memiliki istri yang durhaka.

• Jika salah satu dari kita punya suami yang tholih (*) bahkan sering membuat sempit dan sesak dada, ambillah pelajaran dari Asiya yang punya suami fir’aun manusia yang paling durjana.

• Jika salah satu dari kita ditimpa sakit yang menahun, ambillah pelajaran dari Nabi Ayyub yang diuji sakit selama 18 tahun yang semua meninggalkannya.

• Jika salah satu dari kita kehilangan orang yang dicintainya, ambillah pelajaran dari Nabi Ya’qub yang kehilangan Nabi Yusuf sejak kecilnya.

Ketika bersabar, Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang sabar..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

(*) Tholih memiliki makna : yang buruk/ jelek, jahat, dan keji (Kamus Al-Munawwir Hal : 858-859)

Allah Maha Mengetahui

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَتِرُوْنَ اَنْ يَّشْهَدَ عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ وَلَآ اَبْصَارُكُمْ وَلَا جُلُوْدُكُمْ وَلٰكِنْ ظَنَنْتُمْ اَنَّ اللّٰهَ لَا يَعْلَمُ كَثِيْرًا مِّمَّا تَعْمَلُوْنَ (٢٢)

“Dan kamu tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu terhadapmu, bahkan kamu mengira Allah tidak mengetahui banyak tentang apa yang kamu lakukan.

وَذٰلِكُمْ ظَنُّكُمُ الَّذِيْ ظَنَنْتُمْ بِرَبِّكُمْ اَرْدٰىكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ (٢٣)

Dan itulah dugaanmu yang telah kamu sangkakan terhadap Tuhanmu, (dugaan itu) telah membinasakan kamu, sehingga jadilah kamu termasuk orang yang rugi..”

(Qs. Fussilat ayat 22-23)

Akibat buruk sangka kepada Allah..
Bahwa ilmu Allah tidak meliputi segala sesuatu..
Membuat binasa dan merugi di dunia dan akherat..

Maka beriman bahwa Allah Maha mengetahui, menimbulkan banyak kemuliaan..
– yakin bahwa ketentuan Allah itu yang terbaik,
– waspada untuk tidak berbuat maksiat walaupun sedang sendiri,
– mengimani semua yang dikabarkan oleh Allah walaupun akal kita tak mampu menjangkaunya,
– dan lain sebagainya..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

HADITS : Kabar Gembira

Uqbah bin Amir rodhiyallahu ‘anhu berkata,

خَرَجَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ وَنَحْنُ في الصُّفَّةِ، فَقالَ: أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَومٍ إلى بُطْحَانَ، أَوْ إلى العَقِيقِ، فَيَأْتِيَ منه بنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ في غيرِ إثْمٍ، وَلَا قَطْعِ رَحِمٍ؟ فَقُلْنَا: يا رَسولَ اللهِ، نُحِبُّ ذلكَ، قالَ: أَفلا يَغْدُو أَحَدُكُمْ إلى المَسْجِدِ فَيَعْلَمُ، أَوْ يَقْرَأُ آيَتَيْنِ مِن كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، خَيْرٌ له مِن نَاقَتَيْنِ، وَثَلَاثٌ خَيْرٌ له مِن ثَلَاثٍ، وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ له مِن أَرْبَعٍ، وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ الإبِلِ.

Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam keluar dan saat itu kami berada di Shuffah.

Beliau bersabda, “Siapa diantara kalian yang mau pergi ke Buthan atau ke Aqiq lalu pulang membawa dua ekor unta betina yang besar tanpa melakukan dosa dan memutuskan silaturahim..?”

Kami berkata, “Kami menyukai itu wahai Rosulullah..”

Beliau bersabda, “Tidaklah seseorang dari kalian pergi ke Masjid lalu ia berilmu atau membaca :
– dua ayat dari kitabullah ‘azza wajalla itu lebih baik dari dua ekor unta betina,
– tiga ayat lebih baik dari tiga (ekor unta betina),
– empat ayat lebih baik dari empat (ekor unta betina),
– dan sesuai jumlah ayat yang ia baca lebih baik dari unta..”

(HR. Muslim no 803)

Diterjemahkan oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

(*) Buthan dan Aqiq adalah nama dua pasar perdagangan unta di Madinah.

(*) Unta merupakan kendaraan dan harta yang sangat istimewa di zaman Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.

Orang Yang Dijaga Oleh Allah

Ibnu Rojab rohimahullah berkata,

من حَفِظَ الله في صباه وقوته؛ حفظه اللهُ في حال كبره، وضعف قوته، ومتّعه بسمعه، وبصره، وحولِه، وقوته، وعقله

“Siapa yang menjaga Allah di masa muda dan kuatnya, maka Allah akan menjaganya di masa tua dan lemahnya. Memberinya kenikmatan pendengaran, penglihatan, kekuatan dan akal..”

(Jami’ul Uluum wal Hikam hal. 348)

Menjaga Allah dengan menjaga perintah dan larangan-Nya..
Menjaga batasan batasan syari’at-Nya..
Maka Allah pun akan menjaga dunia dan akheratnya..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Ketaatan Yang Mendatangkan Kemurkaan Allah

Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata,

وأنين المذنبين أحبُّ إلى الله مِن زجل المسبحين المدِلِّين

“Rintihan penyesalan sang pendosa lebih disukai oleh Allah dari suara tasbih orang yang ujub..”

(Madarijussalikin 1/177)

Terkadang..
Perbuatan dosa membawa pelakunya kepada keridhoan Allah..

Saat dosanya membuat ia menyesal dan kembali kepada Allah..
Saat dosanya menghancurkan keangkuhan dan kesombongannya..
Sehingga hatinya selalu merunduk malu dan tunduk di hadapan Robbnya..

Dan terkadang..
Ketaatan mendatangkan kemurkaan Allah ‘Azza wajalla..
Saat ketaatan itu disertai ujub dan meremehkan orang lain..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى